- Masseur Persib Bandung, Iyang Mulyana, tak punya pendapatan sampingan selama libur kompetisi.
- Karena ada anjuran menjaga jarak sosial, masseur Persib tak berani memijat selama ada covid-19.
- Sebagai pengganti, Iyang Mulyana membamtu istri membuat jajanan anak-anak untuk berbuka.
SKOR.id - Pandemi covid-19 bukan cuma menghempas pesepak bola, tapi juga membuat masseur tim kehilangan pemasukan tambahan untuk dapur keluarganya.
Hal itulah yang dialami masseur Persib Bandung, Iyang Mulyana. Terhentinya Liga 1 2020 selama dua bulan berjalan, membuat ekonomi terganggu.
"Tidak ada pemasukan untuk pijat orang lain. Selain tidak ada panggilan, saya juga takut pijat orang lain karena harus jaga jarak," kata Iyang kepada Skor.id, Senin (4/5/2020).
Berita Persib Lainnya: Yudi Guntara, Bek 17 Tahun yang Menembus Generasi Emas Persib
Untuk menjalani kegiatan usaha lainnya, dia juga bingung. Karena banyak usaha sudah harus tutup untuk memutus mata rantai virus corona.
"Saya bisa bikin sepatu karena keluarga besar usaha dibidang pembuatan sepatu. Tapi pasarnya enggak ada karena virus corona," Iyang menjelaskan.
"Mau bisnis bikin baju juga bingung cari bahannya susah. Banyak jalan ditutup karena PSBB," ujar Iyang yang pernah kerja dibidang konveksi.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Iyang membantu usaha sang istri membuat camilan anak-anak yang dijual menjelang waktu buka puasa.
"Cuma itu aktivitas saya selama Ramadan, selain jalani ibadah Ramadan. Enggak ada aktivitas lain karena Persib juga libur panjang," kata lelaki berusia 49 tahun ini.
Karena itu, Iyang berharap pandemi covid-19 segera usai. Pasalnya, keahliannya memijat harus terus diasah. Tidak boleh berdiam diri terlalu lama.
"Tangan ini bisa kaku kalau terlalu lama nggak memijat, karena harus terus dilatih dan digerakkan. Eggak bisa diam aja," ucap Iyang.
Buntutnya, kadang terbesit rasa khawatir pemain Persib merasa sakit atau tidak puas dengan pijitannya, saat bergabung dalam latihan kembali.
Berita Persib Lainnya: Nick Kuipers Ungkap Momen Tak Terlupakan Selama Berkostum Persib
Hingga dia merasa servisnya tidak sesuai harapan. Padahal setiap harinya dia harus memijat pemain untuk pelemasan otot pascalatihan berat.
"Itu yang selalu ada dalam pikiran saya belakangan ini, meski cara pijat tetap sama sesuai keluhan pemain. Maklum udah lama nggak praktek," Iyang memungkasi.