- Manajer Persib, Umuh Muchtar, mengatakan manajemen klub belum ajukan banding putusan Komdis PSSI.
- Umuh Muchtar belum ingin berandai-andai dengan wacana kompetisi yang diapungkan PSSI jika liga dihentikan.
- Bagi Umuh Muchtar, Persib akan melakukan pertimbangan dan kajian sebelum memberi keputusan resmi.
SKOR.id - Persib baru melakoni tiga pertandingan sebelum Liga 1 2020 dihentikan sementara waktu oleh PSS dan PT Liga Indonesia Baru.
Tapi, dalam laga perdana menjamu Persela Lamongan, Maung Bandung, julukan Persib, sudah dikenakan sanksi denda Rp30 juta oleh Komisi Disiplin PSSI.
Karena liga berhenti, Persib belum bersikap. Untuk mengajukan upaya banding pun belum terpikirkan. Persib cuma berharap, semua keputusan Komdis PSSI faktual.
Baca Juga: Umuh Muchtar Berharap Wander Luiz Segera Pulih
"Semua kegiatan sepak bola berhenti. Upaya banding pun belum kepikiran. Lebih baik menunggu keadaan normal dulu," kata Umum Muchtar.
"Cuma saya berharap fakta di lapangan harus jelas dan dipertimbangkan. Jangan asal menjatuhkan hukuman," kata Manajer Persib ini pada Jumat (10/4/2020).
Soal isu kompetisi akan berhenti di tengah jalan dan berganti dengan turnamen atau kompetisi khusus, Umuh belum berani berandai-andai.
Dia tetap menanti keputusan final PSSI yang tidak bisa dipisahkan dari wabah virus corona, setelah adanya pembaruan status virus dari pemerintah pada Mei 2020.
"Bagaimanapun juga kalau wabah virus corona belum selesai, pasti persoalan sepak bola belum jelas," ucap lelaki yang bisa disapa Wak Haji tersebut.
Bagi Umuh, PSSI tak perlu buru-buru mengapungkan wacana menggelar kompetisi khusus, sebab status darurat virus corona masih berlaku hingga 29 Mei 2020.
Bila tanda-tanda situasi nasional tak membaik hingga pertengaha Mei, PSSI seppantasnya mulai mewacanakan turnamen, kejuaraan, atau kompetisi khusus. Bukan saat ini.
"Akan terus bergulir atau dihentikan, semuanya harus menunggu kepastian," manajer yang sering bertopi koboy itu menambahkan.
Namun, Umuh percaya untuk sepak bola selalu ada jalan terbaik. Pasalnya, sepak bola cabang populer dan akan terus berdenyut, sekalipun kompetisi dihentikan.
"Masih banyak cara untuk sepak bola kembali ke hadapan masyarakatnya. Masih banyak jalan kalau untuk sepak bola kembali meramaikan aktvitasnya," ujar Umuh.
Sekadar contoh, saat Indonesia disanksi FIFA pada 2015, turnamen Piala Presiden hadir mengisi kekosongan kompetisi reguler.
Ia percaya PSSI tidak akan tinggal diam dan akan berusaha keras mencari jalan keluar agar sepak bola Indonesia tidak berhenti sama sekali.
Baca Juga: Robert Alberts Tanggapi Kabar Dirinya Menjadi Pengganti Umuh Muchtar
"Inilah istimewanya sepak bola di Indonesia. Olahraga ini pasti jadi perhatian utama dan selalu bisa berjalan," ucap Umuh dengan percaya diri.
"Tidak mungkin harus berhenti. Tapi tetap harus nunggu selesainya wabah corona kapan dan seperti apa," Umuh menegaskan. (Dani Wihara)