- Mantan prinsipal Repsol Honda, Livio Suppo, mengutarakan analisis terkait menurunnya performa Repsol Honda.
- Suppo menilai keputusan Honda melepas Dani Pedrosa adalah awal mula petaka mereka.
- Tanpa Pedrosa, Honda menjadikan Marc Marquez satu-satunya referensi pengembangan motor.
SKOR.id - Dua musim belakangan, merosotnya performa Repsol Honda seakan menjadi sorotan utama.
Dari tim yang selalu bertarung memperebutkan gelar juara, pabrikan berlogo sayap tunggal tersebut berubah menjadi tim semenjana.
Melempemnya Repsol Honda dipicu oleh cedera sang pembalap utama, Marc Marquez, yang seakan tak ada habisnya.
Cedera lengan kanan yang didapat Marquez di seri pertama MotoGP 2020 membuatnya menepi semusim penuh.
Marquez memang telah kembali ke grid pada MotoGP 2021. Namun, The Baby Alien kembali mengalami kecelakaan jelang MotoGP Algarve, yang membuatnya mengalami cedera diplopia.
Namun, permasalahan Repsol Honda ternyata berakar pada peristiwa jauh sebelum MotoGP 2020. Setidaknya, inilah yang menjadi keyakinan mantan prinsipal, Livio Suppo.
Seperti diketahui, Suppo meninggalkan Repsol Honda pada pengujung musim 2017. Sejak saat itu, posisi team principal dipegang oleh Alberto Puig hingga sekarang.
Di bawah kepemimpinan Puig, semua aspek teknis pengembangan motor Honda dipusatkan pada Marquez. Hal ini membuat pembalap-pembalap lain makin kesulitan menjinakkan RC213V.
"Musim kemarin (MotoGP 2020) membuktikan bahwa pengembangan motor Honda tidak menuju ke arah yang tepat," kata Livio Suppo dikutip dari Tuttomotoriweb.
"Hal ini terjadi karena mereka tidak mengindahkan pertanda yang muncul dari trek maupun dari pembalap," tuturnya.
Suppo pun menyebut satu momen yang menurutnya menjadi biang kerok, yakni keputusan Honda melepas Dani Pedrosa.
"Mereka membuat beberapa kesalahan, salah satunya adalah membiarkan Dani Pedrosa pergi," Suppo menambahkan.
"Sejak saat itu, pengembangan motor ini hanya diarahkan pada bagaimana membuat Marc dapat melaju kencang," ujarnya.
Perkataan Suppo ada benarnya. Tanpa Marquez, Honda seakan kehilangan tajinya. Bahkan, selain Marquez, tidak ada pembalap Honda lain yang mampu meraih kemenangan.
Jorge Lorenzo menjadi contoh paling nyata. Digadang-gadang membentuk duet maut bersama Marquez, juara dunia lima kali tersebut justru tampil melempem. Sang pembalap akhirnya pensiun di pengujung MotoGP 2019.
"Honda tidak siap kehilangan Marc. Saya sungguh menyesal mereka harus berjuang seperti ini," kata Suppo.
"Saat saya meninggalkan tim pada 2017, motor Honda adalah yang terbaik dan menjadi referensi buat semua tim lain. Kini, mereka seperti kehilangan tujuan," ujarnya memungkasi.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita MotoGP lainnya:
Antisipasi Kekurangan Kamar, Panitia MotoGP 2022 Siapkan Kapal Pesiar
Harapan dan Peluang Juara MotoGP 2022 versi Komunitas Marquesistas Indonesia