SKOR.id – Liga Italia 2023-2024 akan dimulai pada Sabtu (19/8/2023) malam WIB. Sejumlah klub elite Serie A pun bakal kembali bersaing sengit sejak pekan pertama hingga terakhir, ke-38, pada 26 Mei 2024 mendatang.
Pada matchweek 1, juara bertahan SSC Napoli akan bertandang ke markas klub promosi Frosinone Calcio pada Sabtu. Runner-up musim lalu SS Lazio akan bermain di kandang US Lecce.
Pada laga-laga lainnya, Inter Milan menjamu AC Monza, AC Milan akan turun di kandang Bologna FC 1909, Atalanta BC melawat ke markas US Sassuolo, AS Roma kedatangan US Salernitana 1919, dan Juventus FC yang harus ke markas Udinese Calcio.
Napoli dipastikan bakal berusaha keras mempertahankan gelar dari sergapan para rival yang mulai bangkit kembali. Setelah musim yang mendebarkan lalu, tim-tim seperti Juventus, AC Milan, Inter dan bahkan mungkin Lazio akan berusaha untuk meniru dan mengungguli Neapolitan begitu musim baru dimulai.
Liga Italia 2022-2023 menyaksikan kelahiran kembali sepak bola Italia dengan sajian musim yang tak terlupakan.
Sementara liga-liga top Eropa lainnya melihat banyak dari tersangka akhirnya mengangkat gelar masing-masing pada bulan Mei, Italia mematahkan tradisi saat Napoli dinobatkan sebagai juara untuk pertama kalinya sejak 1990.
Mungkin yang lebih luar biasa, ini adalah kali pertama sejak 2001, Liga Italia berhasil dimenangi oleh klub selain selain “Tiga Besar”, yakni AC Milan, Inter, ataupun Juventus.
Napoli juga bukan kebetulan juara, mengingat skuad yang kala itu ditangani Luciano Spalletti tersebut memimpin sebagian besar musim ini hingga akhirnya finis dengan 16 poin di depan Lazio yang berada di posisi kedua.
Namun, kemenangan gelar bersejarah Napoli bukanlah satu-satunya pokok pembicaraan musim ini. Pasalnya, tim-tim Italia juga mencatatkan prestasi di luar batas negara mereka sendiri, dengan mencapai final ketiga kompetisi Eropa.
Perjalanan Inter (Liga Champions), Roma (Liga Europa), dan ACF Fiorentina (Liga Konferensi Eropa) memang hanya sampai final. Namun, musim lalu seolah menunjukkan bangkitnya kembali kekuatan klub-klub Italia.
Seperti apa peta persaingan Liga Italia 2023-2024 yang akan mulai bergulir pada akhir pekan ini? Berikut ulasan singkatnya.
Napoli Agak Diragukan Mampu Mempertahankan Gelar
Setelah berulang kali dalam beberapa dekade hanya nyaris, Napoli akhirnya berhasil menguasai Serie A musim lalu, dan itu tidak lepas dari tangan dingin pelatih Luciano Spalletti.
Pergolakan musim panas 2022 berujung dengan kepergian Dries Mertens dan Lorenzo Insigne, karena manajer berusaha membangun tim baru yang lebih muda dan dinamis.
Dipelopori oleh striker Nigeria Victor Osimhen dan kedatangan pemain sayap Khvicha Kvaratskhelia, Napoli memiliki barisan penyerang yang menyiksa pertahanan para rival mereka di Serie A. Paling kentara terlihat di lima laga terakhir.
Kemenangan 5-1 atas Juve menjadi hasil yang paling menonjol musim lalu. Namun terlepas dari penampilan dominan seperti ini, rasanya Napoli akan kesulitan untuk mengulangi kesuksesan mereka kali ini.
Osimhen belum mendapatkan kontrak baru. Padahal mempertahankan dia dan Kvaratskhelia sangat penting pada musim panas ini.
Kim Min-jae yang menjadi bintang di jantung pertahanan Napoli, telah pergi ke FC Bayern Munchen. Sementara, Spalletti memutuskan untuk mengambil cuti panjang dari sepak bola dengan Rudi Garcia ditunjuk sebagai penggantinya.
Terlepas dari kesuksesan sebelumnya dengan Roma dan LOSC Lille, ada beberapa keraguan tentang apakah Garcia cocok untuk Napoli. Ditambah fakta bahwa dia belum berhasil di Eropa sejak meninggalkan Lyon pada tahun 2021, termasuk dengan peran terakhirnya di Arab Saudi bersama Al Nassr.
Masih harus dilihat seberapa besar pengaruh kepergian direktur olahraga Cristiano Giuntoli yang memilih bergabung dengan Juventus.
Mampukah Juventus Menghentikan Rentetan Mimpi Buruk Sejak Musim Lalu?
Setelah dihukum akibat pelanggaran manipulasi nilai transfer dan keuntungan modal (akuntansi palsu), poin Juventus di Liga Italia musim lalu akhirnya dikurangi 10, yang berarti finis di posisi ketujuh.
Dengan posisi tersebut, Juventus hanya berhak turun di Liga Konferensi Eropa. Itu pun jika larangan dari UEFA dicabut. Jika tidak, berarti tidak ada sepak bola Eropa sama sekali bagi Juve musim ini.
Juventus dipastikan bakal melakukannya dengan baik dengan mengesampingkan gejolak dalam beberapa bulan terakhir, demi meningkatkan tantangan untuk merebut gelar liga pertama sejak terakhir melakukannya pada 2020.
Musim panas ini, Juventus telah merekrut winger Amerika Serikat Timothy Weah (dari Lille) dan striker Moise Kean (Everton) untuk meningkatkan daya serang. Yang terpenting, karena masing-masing masih berusia 23 tahun, keduanya diharapkan menjadi investasi jangka panjang yang bagus.
Datangnya Giuntoli dari Napoli harus mengarah pada strategi transfer baru untuk membantu klub kembali ke puncak sepak bola Italia di masa depan.
Beberapa penggemar ingin klub untuk berinvestasi lebih jauh di masa muda mengingat perkembangan pemain muda seperti Fabio Miretti, Nicolo Fagioli, dan Samuel Iling-Junior.
Pun begitu masih harus dilihat apa yang akan dilakukan oleh Giuntoli dan pelatih Max Allegri.
Banyak yang percaya bila strategi dan taktik sepak bola Allegri telah lama basi dan menjadi bagian dari masalah di klub. Para penggemar mungkin belum terlalu bersemangat tentang perubahan filosofi yang sangat dibutuhkan selama dia tetap di ruang ganti.
Dua Raksasa Milan Siap Kembali Bersinar
Semifinal Liga Champions musim lalu yang mempertemukan kedua tim asal Milan seolah mengingatkan kembali ke masa ketika AC Milan dan Inter dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Eropa.
Sebelum kesuksesan Napoli, dua klub rival sekota itu bertukar gelar Serie A dalam dua musim sebelumnya. Meskipun, musim 2022-2023 lalu mereka berakhir agak jauh dari puncak.
Kedua klub telah mengalami perubahan. Milan melakukan beberapa rekrutan menarik dalam bentuk Samuel Chukwueze, Christian Pulisic, dan Ruben-Loftus Cheek untuk meremajakan tim.
Hengkangnya gelandang Sandro Tonalli ke Newcastle United bisa menjadi masalah sekaligus perubahan signifikan dalam hierarki, karena diiringi dengan pemecatan Direktur Olahraga Ricky Massara dan legenda klub Paolo Maldini.
Kedua pria itu adalah kekuatan pendorong di balik sukses Milan merebut gelar Liga Italia pada tahun 2022. Pengganti mereka, mantan kepala pencari bakat Antonio D’Ottavio, dipastikan bakal bekerja keras untuk mempertahankan standar Massara dan Maldini.
Milan memenangi gelar Serie A 2021-2022 setelah penantian 11 tahun. Di atas kertas, akuisisi musim panas diyakini membuat Milan berada di jalur yang benar.
Kendati begitu, tidak sedikit yang skeptis tentang pendekatan “Moneyball” yang dilakukan RedBird Capital selaku pemilik klub, akan membuat Milan menjadi “klub perdagangan” seperti Borussia Dortmund di Jerman, yang berani mengorbankan posisi sejarah mereka sendiri sebagai salah satu elite sepak bola Eropa.
Sementara itu, Inter akan berupaya membangun laju mereka di Liga Champions dan finis ketiga di liga.
Meskipun kehilangan pemain pilar seperti Andre Onana, Marcelo Brozovic, dan Milan Skriniar, Inter telah merekrut dengan cerdas Marcus Thuram, Yann Sommer, dan Juan Cuadrado, serta gelandang dari Sassuolo Davide Frattesi.
Namun, tampaknya Inter ada sedikit problem pada anggaran jika benar-benar ingin mengembangkan dan membangun kembali skuad ini. Maklum, mereka masih butuh dana segar untuk mendatangkan striker setelah gagal mempermanenkan Romelu Lukaku.
Gemar Menggerutu, Jose Mourinho Bisa Menjadi Masalah untuk Roma
Petualangan Jose Mourinho di Roma bukannya tanpa hambatan. Mantan bos Inter itu tampaknya mencoba untuk menavigasi yang lain setelah usahanya yang gagal untuk mendatangkan striker baru.
Dengan absennya Tammy Abraham dan kegagalan Andrea Belotti untuk mencetak gol sepanjang musim, pemain depan baru merupakan pembelian penting musim panas ini.
Namun, kegagalan klub untuk melakukannya telah mendorong bos Portugal yang cerdik itu untuk berpose dengan “striker imajinernya” di media sosial.
“Semuanya tidak baik-baik saja. Tetapi, saya marah selama satu jam dan kemudian kembali bersikap positif tentang berbagai hal,” kata Mourinho.
“Mengenai striker imajiner, saya dapat memberi tahu Anda bahwa meskipun (Kylian) Mbappe tiba minggu depan, itu masih akan terlambat.”
Jika Roma tidak mendapatkan pemain yang dibutuhkan sebelum dimulainya musim, sulit untuk melihat suasana hati Mourinho membaik.
Lazio Bisa Ambil Inspirasi dari Napoli dan Menjadi Kuda Hitam
Seperti Napoli, Lazio pasti akan berharap kenaikan posisi di klasemen tidak terjadi sekali saja. Itulah mengapa mereka telah membuat beberapa langkah penting di pasar transfer untuk memastikan hal itu tidak terjadi.
Striker berperingkat tinggi asal Argentina Taty Castellanos telah tiba. Demikian juga gelandang Daichi Kamada dari Eintracht Frankfurt, dengan lebih banyak pemain potensial sebelum musim dimulai.
Manajer Maurizio Sarri telah memimpin Lazio kembali ke Liga Champions musim ini. Tetapi, meskipun tidak diharapkan untuk bersang di Liga Champions, pengalaman itu sangat berharga bagi para pemain, bahkan bila tersingkir lebih awal sekalipun.
Jika Lazio mampu berada di puncak klasemen menjelang tahun baru, mereka pasti akan melihat Napoli tahun lalu sebagai inspirasi sekaligus acuan.
Di tempat lain, Atalanta BC diperkirakan akan tetap bersaing untuk finis empat besar setelah terus-menerus merusak tatanan yang sudah mapan dalam beberapa tahun terakhir.
Anak asuh Gian Piero Gasperini dikenal dengan gaya sepak bola mereka yang seringkali brilian. Kehilangan Rasmus Hojlund ke Manchester United mungkin tidak terlalu sulit untuk dihadapi menyusul langkah cepat Atalanta dengan merekrut Gianluca Scamacca.