- Li Yinhui menyebut pertemuan dengan Greysia Polii di Olimpiade Tokyo jadi memori berkesan di pengujung kariernya.
- Pebulu tangkis asal Cina itu terkesan dengan tekad Greysia Polii mengincar medali emas Olimpiade pertama.
- Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo jadi rival paling berat Li Yinhui.
SKOR.id - Li Yinhui memiliki beberapa nama rival yang berkesan sepanjang kariernya sebagai pebulu tangkis. Salah satunya adalah Greysia Polii.
Pebulu tangkis asal Cina tersebut baru saja memutuskan pensiun sebagai atlet karena masalah kesehatan. Padahal, baru berusia 24 tahun.
Kepada BWF, pemain spesialis ganda tersebut menceritakan beberapa rival yang berkesan sepanjang kariernya sebagai seorang atlet.
Greysia Polii yang merupakan lawan terakhir Li sebelum memutuskan pensiun, termasuk yang paling membekas di ingatan.
Li yang berpasangan dengan Du Yue, berjumpa Greysia Polii/Apriyani Rahayu di perempat final Olimpiade Tokyo 2020, tahun lalu.
Pada pertandingan itu, Li/Du kalah 15-21, 22-20, 17-21 dari Greysia/Apriyani yang akhirnya pulang dengan medali emas Olimpiade Tokyo.
"Momen paling tidak terlupakan ketika akhirnya kami kalah dari Greysia Polii dan Apriyani Rahayu," kata Li seperti dilansir BWF.
"Polii tampil luar biasa. Semua orang bekerja keras, juga membutuhkan banyak hal lain untuk meraih medali emas (Olimpiade)."
Li mengaku takjub melihat tekad yang ditunjukkan oleh Greysia dalam mengejar medali emas Olimpiade pertamanya, tahun lalu.
Menurutnya, Greysia layak mendapatkan medali emas di Tokyo 2020 karena pengalaman yang telah dilaluinya hingga saat ini.
"Saya melihat tekad membara lewat sorot matanya. Saya tidak tahu apa saja yang dia lewati selama ini tapi saya bisa merasakan dia berbeda dari sebelumnya hanya dari sorot mata," jelasnya.
"Memang sedih sih bahwa Cina gagal meraih medali emas (ganda putri). Namun, di saat yang sama, saya merasa tersentuh karena Polii adalah pemain yang bertahan paling lama," ia menambahkan.
View this post on Instagram
Mengenai rival paling berat sepanjang kariernya, Li memilih pasangan Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo dari Jepang.
Pertemuan dengan peraih medali emas Olimpiade 2016 di Kejuaraan Dunia, tiga tahun lalu, jadi pengalaman terbaik bagi Li.
"Mereka pasangan yang sulit dikalahkan. Permainan mereka sangat rapi dan tidak ada kelemahan khusus," kata Li menjelaskan.
"Mereka sangat fleksibel dalam menerapkan taktik dan menekan musuh. Mereka adalah rival di mana saya harus persiapan paling lama."
"Yang paling berkesan adalah perempat final Kejuaraan Dunia 2019. Pertandingan tersebut merepresentasikan semangat olahraga," imbuhnya.
Li juga menyebut Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark dan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan yang tak lain seniornya di timnas.
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Kejuaraan Bulu Tangkis Otodidak Segera Digelar, Begini Syarat Pendaftarannya
Usai Pensiun, Li Yinhui Fokus Pemulihan Kesehatan dan Bermasyarakat
Li Yinhui Umumkan Pensiun di Usia 24 Tahun akibat Kelainan Jantung