- Kejuaraan Indonesia yang diakui FIFA, Piala Marah Halim 1974, diikuti 12 tim termasuk enam timnas dari Asia.
- Ada banyak lelocon dalam Piala Marah Halim 1974, salah satunya baku pukul pemain PSMS dan Persebaya.
- Dalam perebutan peringkat ketiga Piala Marah Halim 1974, antara PSM vs Thailand, tercipta 25 gol penalti.
SKOR.id - Piala Marah Halim 1974 menjadi kredo tersendiri dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Piala ini pernah begitu bergengsi, tapi pernah pula memalukan.
Turnamen yang diadakan Gubernur Sumatera Utara, Marah Halim Harahap, sejak 1972 itu bahkan sempat dicatat FIFA sebagai agenda pramusim resmi.
Setelah sukses pada gelaran edisi 1972 dan 1973, Piala Marah Halim 1974 malah jadi lelucon. Pasalnya, banyak kejadian yang membuat publik mengelus dada.
Kejuaraan edisi ketiga ini diikuti 12 tim, yang terdiri dari enam tim Perserikatan: PSMS Medan, Persebaya, Persipura, Persiraja Banda Aceh, Persib, dan PSM Ujung Pandang.
Enam tim lainnya adalah timnas Jepang, timnas Korea Selatan, timnas Thailand, timnas Singapura, timnas Vietnam Selatan, dan timnas Kamboja.
Ajang yang berlangsung pada Maret-April 1974 ini dibagi ke dalam tiga grup. Grup A diisi PSMS, Vietnam, Persib, dan Singapura.
Grup B diisi Persebaya, Thailand, Korea Selatan, dan Persipura, sedangkan Grup C dihuni Jepang, PSM, Persiraja, dan Khmer atau Kamboja.
Pada fase grup ini, tanda-tanda adanya kelucuan mulai tampak. Itu terjadi saat pemain Thailand dan Korea Selatan baku hantam saat pertandingan.
Namun, kisah pada fase pembukaan ini dianggap wajar. Tanda kedua, dan ini jadi pemberitaan besar saat itu, adalah keributan pemain PSMS vs Persebaya.
Dalam pertandingan fase kedua, setelah babak grup, enam tim dibagi dalam dua gup. Grup A atau disebut Grup X, diisi Jepang, Thailand, dan Vietnam.
Sedangkan Grup B atau Grup Y, dihuni PSMS, Persebaya, dan PSM. Pada pertemuan grup Y antara PSMS vs Persebaya inilah muncul keributan.
Kejadian itu bermula dari aksi Didiek, kiper Persebaya, yang meninju Tumsila, saat mengamankan bola yang luput dari jangkauannnya.
Seperti diwartakan Majalah Tempo edisi 27 April 1974, hal tersebut membuat Tumsila memukul balik Didiek, yang lantas diikuti Jacob Sihasale.
Belum cukup sampai di situ. Kisah memalukan sesungguhnya terjadi dalam pertandingan perebutan peringkat ketiga, antara PSM melawan Thailand.
Pertandingan ini berlangsung ketat selama 90 menit dengan hasil akhir 1-1. Karena skor imbang, babak tambahan 2x15 harus dijalankan.
Masalahnya, kedua tim sudah sama-sama lelah. Keduanya sama-sama tak ingin bertanding. Mereka meminta penentu kemenangan dilakukan lewat undian.
Namun, Organizing Committee Piala Marah Halim 1974, Kamaruddin Panggabean, tak menyetujui. Pasalnya, regulasi pertandingan telah disepakati.
Dengan beragam drama yang terjadi, termasuk ancam-mengancam antara Kamaruddin dengan perwakilan PSM dan Thailand, pertandingan dilanjutkan.
Walau dilanjutkan, nyatanya kedua tim sudah setengah hati. Kedua tim seperti sama-sama ingin membuat lelucon dengan main asal dan berguling-guling pura-pura cedera.
Babak tambahan ini pun berakhir dengan skor kacamata. Laga dilanjutkan dengan penalti. Namun, lagi-lagi lelucon diperlihatkan kedua belah tim.
Baik dari Juku Eja, sebutan PSM, maupun Thailand, sama-sama tak niat. Banyak tendangan yang melayang. Penonton dari tribune Stadion Teladan pun mengoloknya.
Skorer, Indonesia baru saja kehilangan salah satu legenda sepak bola, Ricky Yacobi. Banyak kenangan yang ditinggalkan Ricky Yacobi, baik saat bermain, maupun setelah memutuskan gantung sepatu. Selamat jalan legenda, RIP.
Kartunis: Abdul Rohim | Ide Cerita: Hedi Novianto. pic.twitter.com/geyr1C0lfD— SKOR Indonesia (@skorindonesia) November 22, 2020
Pada akhirnya pertandingan tetap usai. Yang menarik, skor yang tercipta dalam adu penalti itu 13-12, untuk kemenangan PSM. Ada 25 gol lewat penalti.
“Kalian (PSM dan Thailand) saya undang kemari, tapi kalian datang untuk menghina saya dan Gubernur Marah Halim," kata Kamaruddin Panggabean.
"Sungguh sayang, kalian bangsaku sendiri mau diajak oleh bangsa lain untuk menghina bangsamu sendiri," Kamaruddin menambahkan, dengan kesal.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Baca Juga Berita Liga Indonesia Lainnya:
10 Titel Sponsor Kasta Teratas Liga Indonesia dari 1994 sampai 2020
Memori Liga Indonesia Musim Pertama, Peliknya Pendaftaran dan Transfer Pemain
Liga Indonesia Edisi Pertama Ternyata Terapkan Golden Goal