- LeBron James vokal menyuarakan soal kasus George Floyd dan diskriminasi kaum minoritas di AS.
- Namun megabintang NBA itu berbeda 180 derajat terkait protes demokrasi di Hong Kong.
- Ini membuat aktivis Hong Kong Joshua Wong melabeli LeBron James sebagai sosok munafik.
SKOR.id – Megabintang NBA LeBron James sangat vokal menentang diskriminasi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) menyusul tragedi yang menimpa George Floyd.
Warga kulit hitam itu tewas akibat dicekik anggota polisi Minneapolis Derek Chauvin pada 25 Mei 2020. Sejak itu, gelombang protes terjadi di berbagai penjuru AS.
Banyak orang turun ke jalan melakukan unjuk rasa menuntut keadilan atas kematian George Floyd dan menghendaki perubahan sistem yang tak pernah memihak kaum minoritas.
Berita NBA Lainnya: Punya Pengalaman Pribadi, George Hill Kutuk Aksi Rasialisme di Amerika Serikat
Tak sedikit pula yang bersuara lewat media sosial, termasuk LeBron James. Forward Los Angeles (LA) Lakers itu mengutuk kekerasan aparat dan rasisme yang masih terus terjadi.
Namun sikap King James, julukan LeBron James, berbeda 180 derajat saat bicara tentang protes demokrasi yang terjadi di Hong Kong. Itu pula yang membuatnya dicap sebagai hipokrit.
Aktivis Hong Kong Joshua Wong mengkritik sikap LeBron James yang enggan menggunakan platform miliknya selama demonstrasi besar-besaran terjadi di sana sejak Maret 2019.
Alih-alih mendukung, pebasket 35 tahun tersebut justru mengkritik General Manager Houston Rockets Daryl Morey yang pro dengan demonstran Hong Kong.
King James menilai Morey tidak mengerti masalah dan apa yang terjadi di Hong Kong. Namun Joshua Wong menegaskan justru James yang tidak paham konteks.
Defending democracy is vital, but @KingJames only talks loud in the US. On China, not only is he silent, he actively shuts others up. He called @dmorey "misinformed" and "not really educated" for supporting #HongKong. All he cares about is money, not human rights. Hypocritical. https://t.co/vxVMWIjsjY— Joshua Wong 黃之鋒 ???? (@joshuawongcf) June 11, 2020
Untuk diketahui, mayoritas warga Hong Kong terus melakukan demonstrasi setelah pembahasan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi oleh pemerintah setempat.
RUU itu memungkinkan tahanan Hong Kong, termasuk warga asing, diekstradisi ke Cina. Banyak warga di sana melihat ini ancaman untuk demokrasi dan hukum di wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.
“Mempertahankan demokrasi itu vital, tapi LeBron James hanya bicara keras di AS. Soal Cina, dia tidak hanya diam, tapi juga berusaha membungkam orang lain,” ujar Joshua Wong.
“Dia mengatakan Daryl Morey ‘salah informasi’ dan ‘tidak berpendidikan’ karena mendukung Hong Kong. Dia hanya peduli dengan uang, bukan hak asasi manusia. Dia munafik.
Berita NBA Lainnya: New Normal, Ini Perkiraan Kalender NBA 2019-2020
Oktober tahun lalu, King James meminta Daryl Morey lebih berhati-hati dalam mengungkapkan pandangannya ke publik terkait apa yang terjadi di Hong Kong.
“Saya tidak ingin berseteru dengan Daryl Morey,tapi saya meyakini dia tidak memahami situasi di sana. Jika tidak bijaksana menggunakan hak bicara, banyak orang bisa dirugikan,” ujar James.
Sontak pernyataannya itu membuat murka para aktivis Hong Kong. Mereka menganggap King James ingin membungkam orang-orang untuk bersuara.
“James jelas mencoba untuk mendukung pihak penguasa yang jelas-jelas berbuat tidak adil. Sungguh menggelikan melihatnya memiliki standar ganda,” ujar aktivis Hong Kong lainnya, Aaron Lee.