- Petenis Aldila Sutjiadi prihatin karena lapangan tenis tanah liat di Jakarta sangat minim.
- Aldila Sutjiadi berharap pemerintah membangun lapangan tenis tanah liat baru di ibu kota.
- Menurut Aldila Sutjiadi, keahlian bermain di permukaan tanah liat sangat perlu dimiliki petenis Indonesia.
SKOR.id – Minimnya lapangan tenis tanah liat di Jakarta mengundang keprihatinan peraih medali emas ganda campuran Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Aldila Sutjiadi.
Sebab, untuk dapat berjaya di dunia tenis profesional, keahlian bermain di permukaan tanah liat sangat penting bagi atlet-atlet Indonesia.
Ketersediaan permukaan lapangan yang digunakan pada Grand Slam French Open (Roland Garros) itu memang terbatas di Jakarta.
Bahkan menurun drastis sejak dialihfungsikannya lapangan kecil tenis Gelora Bung Karno (GBK) menjadi arena bisbol.
Berita Tenis Lainnya: ITF, ATP, dan WTA Sepakat Perpanjang Masa Penangguhan Turnamen Tenis
Perubahan dilakukan demi keperluan Asian Games 2018. Saat itu, pemerintah kesulitan mencari lahan untuk membuat arena bisbol baru sesuai standar Komite Olimpiade Asia (OCA).
Kira-kira, sisa lapangan tenis tanah liat di ibu kota hanya tinggal 10. Antara lain terletak di Gedung Manggala Wanabhakti, kawasan Kuningan, dan Permata Hijau.
Aldila Sutjiadi berharap pemerintah bisa membuat lapangan tanah liat baru di Jakarta. Ini juga demi kemajuan tenis di Indonesia.
“Ya tentu sangat disayangkan setelah kawasan GBK direnovasi untuk Asian Games 2018, lapangan tanah liat berkurang,” ujar Aldila kepada Skor.id, Jumat (15/5/20).
“Padahal, pemain-pemain Indonesia juga perlu berlatih di jenis lapangan ini,” ujar petenis berperingkat 378 WTA di sektor tunggal tersebut menambahkan.
Lapangan tanah liat memiliki karakter pantulan yang jauh berbeda dibandingkan arena dengan permukaan keras atau rumput.
Ya, lapangan tanah liat menghasilkan bola yang lebih tinggi serta lambat. Petenis dengan power pukulan bagus berpotensi menjadi pemain hebat di lapangan ini.
Ajang tenis bergengsi banyak dilakukan di lapangan ini, termasuk Roland Garros. Musim turnamen tanah liat biasa digelar pada April hingga Juni.
Berita Tenis Lainnya: Priska Madelyn Nugroho, Petenis Pertama Indonesia yang Masuk Nominasi Fed Cup Heart Award
Meskipun, ada beberapa kejuaraan tenis di lapangan tanah liat yang berlangsung di luar periode tersebut.
Sedangkan terkait grand slam mana yang paling didambakan Aldila Sutjiadi untuk diikuti, ia memilih Wimbledon. Sebab, menurutnya ajang ini memiliki keunikan.
Salah satunya adalah kewajiban setiap peserta Wimbledon mengenakan pakaian dominan berwarna putih. Penonton grand slam di Inggris itu juga terlihat lebih elegan.
Sayangnya, petenis-petenis Indonesia cukup sulit belajar bermain di lapangan rumput. Sebab, kini tak ada lapangan tenis berpermukaan rumput di Indonesia.
Terakhir, Indonesia memiliki lapangan Embong Sawo, Surabaya, Jawa Timur. Namun sekarang sudah digusur. Lahannya dipergunakan untuk membangun apartemen.