- Manajer Tim Amartha Hangtuah, Ferry Jufri, mengungkap ada beberapa sisi positif dari lanjutan IBL 2020 yang akan digelar tanpa pemain asing.
- Para pemain lokal Amartha Hangtuah bisa mendapatkan menit bermain lebih banyak.
- Selain itu, dengan tidak datangnya pemain asing, maka Amartha Hangtuah dapat melakukan efisiensi.
SKOR.id - Lanjutan kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) 2020 pada 4 September hingga 5 Oktober 2020 dipastikan bergulir tanpa pemain asing.
Keputusan melanjutkan kompetisi IBL 2020 tanpa pemain asing ini seharusnya bisa menjadi keuntungan untuk Amartha Hangtuah yang punya materi pemain lokal cukup mumpuni.
Menurut manajer Amartha Hangtuah, Ferry Jufri, banyak hal positif dari tidak bermainnnya pemain asing pada lanjutan IBL 2020. Salah satunya, klub bisa menghemat pengeluaran.
Baca Juga: Breaking News: IBL 2020 Bakal Dilanjutkan 4 September hingga 5 Oktober 2020
Kala kondisi ekonomi Indonesia terkena dampak besar dari pandemi Covid-19, sangat penting bagi klub peserta IBL 2020, termasuk Amartha Hangtuah, melakukan pengetatan.
Apalagi setelah IBL 2020 berakhir, Oktober nanti, tim harus mulai memikirkan persiapan untuk menjalani musim depan.
Waktu untuk setiap kontestan berancang-ancang menuju IBL 2021 memang tidak banyak, yakni sekitar dua hingga tiga bulan saja.
"Belum lagi, pada November, kami harus draft pemain asing untuk IBL 2021. Jadi, memang ada bagusnya tanpa pemain asing di lanjutan IBL 2020," kata Ferry Jufri, Rabu (10/6/2020).
Tanpa pemain asing, Amartha Hangtuah dapat lebih memberdayakan pemain lokalnya. Itu jelas hal yang sangat positif, terutama untuk menambah jam terbang pemain-pemain muda.
"Menit bermain para pemain lokal tentu bisa lebih banyak karena tidak ada pemain asing," Ferry Jufri menambahkan.
Apalagi pada dua turnamen pramusim besar menjelang IBL 2020, yakni Piala Presiden 2019 dan Piala Raja 2019, Amartha Hangtuah mampu menjadi runner-up.
Sebagai catatan, pada turnamen tersebut, seluruh klub peserta harus menurunkan 100 persen pemain lokal.
Namun, kata Ferry Jufri, hasil yang diraih tim Biru Ungu pada Piala Presiden dan Piala Raja tidak bisa menjadi tolok ukur.
Apalagi, klub-klub seperti Satria Muda Pertamina Jakarta, NSH Jakarta, maupun Pelita Jaya Jakarta juga terbukti punya materi lokal yang mumpuni pada gelaran IBL 2020.
Baca Juga: Pemain IBL Ikut Bersuara soal Kematian George Floyd
"Jam terbang pemain-pemain lokal di Pelita Jaya dan Satria Muda misalnya, mereka sudah sangat bagus."
"Jadi, hasil di Piala Presiden tidak bisa menjadi ukuran juga," Ferry Jufri memungkasi.