- Komite Olimpiade Indonesia (KOI) serius menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
- Januari 2021, Ketua KOI dijadwalkan bertemu Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Swiss.
- KOI masih menunggu Keppres terkait pembentukan panitia pencalonan Indonesia 2032.
SKOR.id - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach.
Dilansir dari Antaranews, KOI berencana mengunjungi markas IOC di Lausanne, Swiss, sebagai upaya penguatan langkah Indonesia dalam bidding tuan rumah Olimpiade 2032.
“Ada rencana, Januari, Ketua Umum NOC Indonesia (Raja Sapta Oktohari) ke sana,” kata Sekretaris Jenderal KOI Ferry Kono kepada Antara di Jakarta, Senin (7/12/2020).
“Namun, kami masih (harus) melihat kalender dan jadwal (Presiden IOC) Thomas Bach (sebelum berangkat ke Swiss),” dia menambahkan.
Ferry Kono mengatakan kunjungan awal ini cukup penting untuk Indonesia menentukan langkah-langkah selanjutnya, terkait proses pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032.
Apabila sudah bertemu dengan IOC, KOI dan komite khusus bisa mulai menyusun road map serta menentukan strategi pemenangan bidding.
Namun, KOI masih menunggu surat Keputusan Presiden (Keppres) terkait pembentukan panitia pencalonan Indonesia untuk Olimpiade 2032.
Ferry Kono berharap draf Keppres itu bisa selesai akhir tahun ini agar bisa segera diedarkan kepada kementerian dan lembaga yang terkait.
KOI atau kini dikenal dengan NOC, menyadari tantangan untuk memenangi bidding sangat besar karena para pesaing datang dari negara-negara besar dan maju.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang ingin menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Ada pula Australia, Jerman, Spanyol, dan Qatar.
Tapi, KOI optimistis Indonesia punya kans besar memenangi bidding tuan rumah Olimpiade 2032 karena sebagian besar pesaing sudah pernah menggelar event itu.
Australia bahkan sudah dua kali menjadi tuan rumah Olimpiade masing-masing pada 1956 di Melbourne dan 2000 di Sydney.
Pun demikian dengan Jerman yang pernah menggelar Olimpiade pada 1972, di mana Munich terpilih sebagai host city.
"Jadi, sepertinya tak menjadi sebuah legacy bagi Thomas Bach apabila menunjuk negara yang sudah pernah jadi tuan rumah (Olimpiade)," tutur Ferry Kono.
"Dengan menunjuk Indonesia, IOC punya legacy baru yaitu menunjuk negara Asia Tenggara pertama. Mudah-mudahan itu jadi nilai tambahan."
Yang pasti, Indonesia harus gerak cepat karena salah satu negara pesaing, yakni Australia, juga menunjukkan keseriusan untuk mengikuti bidding.
Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison bahkan sudah mulai melakukan pendekatan dengan Presiden IOC Thomas Bach di Tokyo, November lalu.
Pemerintah negara bagian Queensland juga menyatakan akan kembali bekerja sama dengan gugus tugas mulai awal tahun depan untuk mempersiapkan Brisbane.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Wawancara Eksklusif Aldila Sutjiadi: Saya Sudah Rindu dengan Atmosfer Pertandingan https://t.co/47FJcf1rHZ— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 7, 2020
Baca berita Olimpiade lainnya:
Pantangan Para Atlet Selama Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020
BWF Sebut Draft Kalender 2021 dan Kualifikasi Olimpiade Belum Rampung