- Asisten pelatih Como 1907, Kurniawan Dwi Yulianto, bicara beda pesepak bola di Indonesia dengan Italia.
- Kurniawan Dwi Yulianto juga mengakui belum sempat melatih Cesc Fabregas yang diketahui gabung Como 1907.
- Banyak pelajaran yang sudah diambil Kurniawan Dwi Yulianto meski belum lama menangani Como 1907 di Italia.
SKOR.id - Asisten pelatih Como 1907, Kurniawan Dwi Yulianto, membeberkan perbedaan pemain sepak bola di Italia dengan di Indonesia.
Menurut Kurniawan Dwi Yulianto, perbedaan mencolok dari pesepak bola Indonesia dan Italia adalah dari pemahaman taktik secara individu.
Mantan pemain primavera pada 1994 itu juga menambahkan pesepak bola sekelas kasta kedua Liga Italia menurutnya sudah mempunyai visi dan misi yang bagus dalam bertanding.
"Kalau talent saya rasa kita tidak kalah ya. Perbedaannya ada di pemahaman individual tactical saja," kata Kurniawan kepada awak media.
"Katakanlah dari sentuhan pertama pemain sana sudah tahu akan bergerak kemana, kemudian juga terkait timing kapan mereka melepas bola."
"Jadi keputusan mereka dengan bola itu sudah otomatis mempunyai tujuan yang bagus untuk tim dalam pertandingan," ia menjabarkan.
Sebagai informasi, legenda sepak bola Indonesia itu memang terus melanjutkan karier kepelatihannya di luar negeri dan saat ini di Italia.
Seperti diketahui, ia telah ditunjuk menjadi asisten pelatih untuk klub Serie B (kasta kedua di Italia), Como 1907, dan sudah memulainya sejak awal Juli 2022.
Di sana, Kurniawan mendapat kesempatan berharga dengan melatih pemain kelas dunia Cesc Fabregas yang beberapa waktu lalu resmi bergabung bersama Como 1907.
Namun, lelaki yang akrab dengan panggilan Si Kurus saat masih menjadi pemain itu mengaku belum sempat bertemu mantan pemain Arsenal FC tersebut.
"Sejujurnya saya belum bertemu Fabregas di tim karena ketika dia datang saya harus terbang ke Malaysia untuk menyelesaikan Lisensi A Pro yang kepending dari Covid 2020 kemarin," ucap Kurniawan.
Adapun lelaki yang kini berusia 46 tahun itu berbagi cerita terkait pengalamannya selama sebulan bersama Como 1907.
Meningkatkan mentalitas pemain hingga memotivasi untuk membangun persaingan ketat di tim menjadi pelajaran yang cukup berharga baginya di dunia kepelatihan.
"Banyak lah pelajaran yang saya ambil, terutama terkait membangun mentalitas para pemain," ujar Kurniawan.
"Walaupun mereka bermain di tim B, mereka sangat profesional ingin terus menunjukkan diri sebagai yang terbaik di tim."
"Kemudian budaya pemain di sana saya rasa cukup berbeda ya. Para pemain selalu merasa lapar akan latihan untuk mengembangkan kemampuan individu maupun juga secara tim."
Baca Juga Berita Sepak Bola Nasional Lainnya:
Soal Saddil Ramdani, Kurniawan Dwi Yulianto Ingin Pesepak Bola Punya Target Tinggi
Luis Milla Jalani Debut di Liga 1 2022-2023 Tanpa Dua Pemain Kelahiran Belanda