KOLOM: Shin Tae-yong Tidak Membawa Pola, Gaya, atau Cara Korea ke Indonesia

Suryansyah

Editor:

  • Tim nasional Indonesia dipermak Vietnam 3-0 dalam laga pembukaan Grup A, SEA Games ke-31, 12-23 Mei 2022.
  • Kasat mata, timnas kita bukan hanya kalah skor akhir, tapi juga kalah dalam segala hal.
  • Shin Tae-yong tidak membawa pola, gaya, atau cara Korea ke Indonesia. 


SKOR.id - Tim nasional sepakbola kita, sekali lagi, kalah dari Vietnam, 0-3 dalam laga pembukaan Grup A, SEA Games ke-31, 12-23 Mei 2022. Hasil ini mengingatkan kita pada SEAG ke-30 di Manila, timnas kita juga kalah, 1-2 di penyisihan dan 3-0 di final. Dalam laga sebelumnya Filipina menggilas Timor Leste, 4-0.

Anak-anak asuhan Shin Tae-yong (STY), tampaknya belum mampu menampilkan permainan terbaiknya. Kasat mata, timnas kita bukan hanya kalah skor akhir, tapi juga kalah dalam segala hal.

Meski begitu, jalan untuk mencapai target, belum tertutup. Fachrudin Aryanto dan kawan-kawan, jangan putus harapan. Ini baru laga pembuka, masih ada tiga laga lagi: menghadapi Timor Leste (10/5), Filipina (13/5), dan terakhir (15/5) melawan Myanmar.

Egy Maulana dan Witan Sulaeman yang merumput di Liga Polandia, FK Senica, harus mampu membawa teman-temannya bangkit. Mereka pun harus
melupakan hasil laga pembuka dan berkonsentrasi untuk tiga laga lanjutan.

Tidak mudah
Jujur, langkah timnas kita pasti tidak mudah. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin. STY sendiri memiliki pengalaman indah saat Korea Selatan menjungkalkan Jerman, juara bertahan, di Piala Dunia 2018, 2-0.

Saat itu Korsel sudah tersingkir karena kalah 0-1 dan 1-2 dari Swedia serta Meksiko. Korsel dan Jerman sama-sama tersingkir.

Atau Yunani yang mampu membalikkan semua analisa pengamat sepakbola di Piala Eropa, 2004. Yunani mampu menyingkirkan Prancis di perempat final sebelum ke puncak melawan Portugal.

Di final Zagorakis sang kapten tim yang kemudian menjadi the Best Player, mampu membangkitkan semangat timnya dan menang 1-0 lewat gol tunggal Angelos Charisteas.

Di dunia tinju kelas berat pun ada sesuatu yang awalnya dianggap mustahil, tapi faktanya terjadi. James Buster Douglas, petinju dari divisi 'antah-berantah' mampu merebut gelar juara dunia. Tidak hanya itu, Douglas pun mempermalukan Mike Tyson yang memiliki segala kehebatan dengan KO- 10.

Iya, saya tahu Fachrudin dan kawan-kawan bukan timnas Kosel, Yunani, dan pasti bukan pula Douglas. Tapi, maksud saya, jaga terus asa. Lalu, koreksi apa yang telah terjadi dalam laga pembuka, karena sekecil apa pun peluang tetap ada. Dan, dalam dunia olahraga, tidak ada yang tidak mungkin.

Perbaiki
Walaupun STY mengatakan konsentrasi timnya berantakan karena gol pertama Vietnam yang dilesakan Nguyen Tien Linh, menit-54 adalah offside, harusnya mental tim tidak melemah.

Dalam layar RCTI, NTL, setelah mencetak gol tidak terlihat seperti biasa pemain yang mencetak gol. Ekspresinya terlalu datar, mungkin ia menyadari bahwa dirinya memang berada dua langkah di belakang tiga pemain belakang kita. Berbeda dengan pemain senior Vietnam Do Hung Dung, menit 74. Ia berlari sambil melebarkan kedua tangannya bak pesawat hendak take off.

Menurut pandangan saya, komunikasi dan saling percaya, tidak terbangun dengan baik. Padahal, keduanya menjadi bagian yang paling utama. Penglihatan saya, maaf jika keliru, satu sama lain, pemain tidak terlihat jiwa kebersamaannya. Kesan individualistis -sekali lagi maaf jika pengamatan saya keliru- sangat menonjol.

Akibatnya, bola gampang sekali lepas. Fighthing Spirit pun seperti menghilang dari tim. Kesan kegigihan, sungguh-sungguh seperti tidak terlihat. Maka, jika kita hitung secara global, dari 94 menit pertarungan, timnas kita tidak sampai 5 persen mampu menguasai bola.

Tidak heran, Vietnam memiliki 18 kesempatan, 9 di antaranya peluang gol, 5 di antaranya peluang emas, dan 3 jadi gol. Kita? Hanya 5 kali, dan 2 kali bola terarah ke gawang.

Jadi, dengan semua fakta, ini menurut pandangan saya, bagaimana mungkin bisa mengatasi Vietnam. Dan sedihnya, Vietnam justru meniru pola pembinaan yang pernah kita lakukan.

Mereka meniru cara PSSI Binatama 1979 yang full berlatih di Brasil, jangan tanya hasil yang dicapai. Mereka juga menjiplak Pola Garuda-1, 1984, juga jangan tanya hasil akhirnya. Lalu, mereka mengkombinasi Primavera, 1994, hanya saja mereka tak memperoleh izin kompetisi seperti PSSI-Primaveta di Italia.

Bedanya dengan kita, mereka memilih pelatih Korsel Park Hang-seo (PHS) dan membiarkan sang pelatih menerapkan gaya Koreanya di Vietnam. Keras, malah cendrung kasar.

Bahkan, kabarnya sang pelatih diberi semacam 'imunitas' untuk tidak diperkarakan ke 'komnas ham' jika melakukan kekerasan pada para pemain saat melatih.

Dengan begitu, melihat timnas Vietnam, tak ubahnya kita melihat timnas Korsel. Malah dari segi semangat juang, Vietnam begitu luar biasa.

Kita? Maaf nih, seperti tadi, ini pengamatan saya, mudah-mudahan keliru, STY yang ada saat ini, bukanlah pelatih Korsel yang sesungguhnya. Saya melihat dia terlalu lembut. Belum sekali pun saya melihat dia berteriak apalagi memaki, menampar, dan sejenisnya.

Saya melihat kendala paling utama yang dihadapi STY adalah bahasa. STY, mungkin, terlalu repot untuk mau belajar bahasa Indonesia, dan para pemain juga terlalu berat belajar bahasa Korea.

Tony Pogacnik, pelatih asal Yugoslavia, pemberian langsung dari Presiden Yugo, Josip Broz Tito, sahabat Bung Karno, mampu berbicara bahasa Indonesia. Pogacnik termasuk pelatih yang sukses, meski juga tidak dalam bentuk gelar juara.

Sensasi terbesarnya Olimpiade Merlbourne, Australia 1956. Kita mampu menahan Uni Soviet 0-0 di laga pertama dan kalah 0-4 di laga play off tiga hari setelah itu. Soviet kemudian meraih medali emas.

Jadi, STY tidak membawa pola, gaya, atau cara Korea ke Indonesia. STY malah lebih mencoba memakai gaya ala kita. Akibatnya, kita belum melihat kegigihan dan extra fighthing dari pasukannya seperti yang diperlihatkan anak-anak PHS itu.

Meski demikian, seperti pembuka di atas, jalan belum tertutup. Ayo kembali bersemangat. Konsentrasi dan bangkit, tanpa itu maka mimpi menambah medali emas dalam Sea Games akan kembali terkubur....

Penulis: M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior, Komentator tvone, Penasehat PWI Pusat, Anggota SIWO Lintas-Generasi, Anggota AIPS, INA 0076/1

Baca Juga Berita Timnas U-23 Indonesia Lainnya:

Timnas U-23 Indonesia Kalah, Shin Tae-yong Kritik Kepemimpinan Wasit

SEA Games 2021: Pelatih Vietnam Singgung Kelemahan Timnas U-23 Indonesia

 

 

RELATED STORIES

Boris Becker Keluhkan Makanan dan Kebersihan di Penjara

Boris Becker Keluhkan Makanan dan Kebersihan di Penjara

Legendaris tenis Jerman Boris Becker mengeluh tentang makanan suram di penjaranya - setelah disajikan daging kornet sebagai makanan pertamanya di balik jeruji besi.

Jessica Pegula Tak Perlu Peras Keringat, Dia Putri Cantik Miliader

Jessica Pegula Tak Perlu Peras Keringat, Dia Putri Cantik Miliader

Petenis Jessica Pegula adalah putri cantik Terry Pegula, orang terkaya ke-434 di dunia yang menghasilkan kekayaan £3,6 miliar (Rp64,5 triliun)

Kejutan!  Canelo Alvarez Dikalahkan Dmitry Bivol

Kejutan! Canelo Alvarez Dikalahkan Dmitry Bivol

Raja tinju dunia Canelo Alvarez dikejutkan oleh Dmitry Bivol di Las Vegas. Petinju Meksiko itu mengalami kekalahan kedua dalam kariernya.

SEA Games 2021: Shin Tae-yong Ingin Balas Kekalahan dari Vietnam di Final

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, berharap bersua Vietnam di final SEA Games 2021 untuk membalas kekalahan sebelumnya.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Jonatan Christie, pebulu tangkis Indonesia

Badminton

China Masters 2024: Indonesia Sisakan Jonatan Christie dan Sabar/Reza di Semifinal

Jonatan Christie dan Sabar/Reza jaga asa Indonesia merebut gelar dari China Masters 2024 usai keduanya berhasil melangkah ke semifinal.

Arin Nabila | 22 Nov, 15:55

PMGC 2024 (PUBG Mobile)

Esports

PMGC 2024: Klasemen Akhir Survival Stage, Dua Tim Indonesia ke Last Chance

Voin Donkey dan Bigetron Knights akan memperebutkan enam tiket tersisa menuju ke Grand Final PMGC 2024.

Gangga Basudewa | 22 Nov, 15:46

Mike Tyson akan membintangi film superhero unik Bunny-Man yang dibuat di Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Other Sports

Sylvester Stallone Sebut Mike Tyson Layak Diganjar Piala Oscar Usai Kalah dari Jake Paul

Aktor pemeran Rocky Balboa, Sylvester Stallone, menilai Mike Tyson menahan diri saat duel lawan Jake Paul di atas ring tinju.

I Gede Ardy Estrada | 22 Nov, 15:13

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia untuk kategori putra, Pro Futsal League 2024-2025. (Yusuf/Skor.id)

Futsal

Update Bursa Transfer Pro Futsal League 2024-2025 Periode Awal Musim

Pergerakan masuk dan keluarnya pemain dari 12 tim peserta Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui.

Taufani Rahmanda | 22 Nov, 14:31

CEO PT Mitra Kreasi Garmen selaku pemilik merek Mills, Ahau (putih) bersama Pemilik klub asal Belgia FCV Dender, Sihar Sitorus, meresmikan kerja sama kedua pihak, November 2024. (Foto: Mills/Grafis: Yusuf/Skor.id)

National

Kontrak Dua Musim, Mills Jadi Apparel Resmi Klub Ragnar Oratmangoen FCV Dender

Kerja sama Mills dengan FCV Dender berkat koneksi Indonesia dan ingin memperkenalkan Indonesia di mata dunia.

Nizar Galang | 22 Nov, 14:26

UEFA Nations League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

World

Hasil Drawing Perempat Final UEFA Nations League: Spanyol Bertemu Belanda

Spanyol akan bertemu Belanda sedangkan Italia menghadapi Jerman dalam fase perempat final UEFA Nations League 2024-2025.

Irfan Sudrajat | 22 Nov, 13:37

Pembalap Yamaha Alex Rins

MotoGP

Motor Tidak Perform Sepanjang MotoGP 2024, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins

Pembalap Yamaha Alex Rins mengalami masalah pengereman pada motor YZR-M1 yang membuat performanya tak maksimal sepanjang MotoGP 2024.

Arin Nabila | 22 Nov, 13:31

axis nation cup 2024 cover

AXIS NATION CUP 2024

Prestasi SMK Medika Samarinda dan SMAN 2 Mojokerto di AXIS Nation Cup 2024 Bikin Bangga Sekolah

SMK Medika Samarinda dan SMAN 2 Mojokerto merupakan juara AXIS Nation Cup 2024 di kategori futsal putra dan putri.

Teguh Kurniawan | 22 Nov, 13:07

Deretan pelatih Manchester United (kiri ke kanan): Louis van Gaal, David Moyes, Jose Mourinho (tengah), Ole Gunnar Solksjaer, dan Erik ten Hag. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Pencapaian Pelatih Man United setelah Era Fergie, Jose Mourinho yang Terbaik

Setelah era Sir Alex Ferguson berakhir, 6 pelatih mencoba membangkitkan Manchester United tapi semuanya gagal, kini giliran Ruben Amorim.

Irfan Sudrajat | 22 Nov, 12:13

saddil ramdani.jpg

National

Ong Kim Swee Hengkang dari Sabah FC, Saddil Ramdani Beri Pesan Menyentuh

Ong Kim Swee memastikan tidak melanjutkan kontraknya di Sabah FC yang berakhir pada November 2024.

Rais Adnan | 22 Nov, 10:33

Load More Articles