- Timnas Indonesia U-19 takluk dari Bulgaria U-19 dan juga tampil dengan karakter permainan yang payah.
- Pola umpan pemain timnas Indonesia U-19 sangat lemah, tak pernah lebih dari 10 kali umpan berjalan sukses.
- Hanya sisi bertahan yang terbilang menonjol, itu pun hanya pada 60 menit pertama, sebelum kebobolan.
SKOR.id - Timnas Indonesia U-19 tampil penuh tekanan dalam ajang International U-19 Friendly Tournament di Zagreb, Kroasia pada Sabtu (5/9/2020).
Bukan hanya ditekan Bulgaria U-19, lawan yang dihadapi anak-anak timnas Indonesia U-19, melainkan seperti ada tekanan batin sehingga tampil tak lepas.
Sejak menit pertama pertandingan, tim asuhan Shin Tae-yong ini tampil tak percaya diri. Bola panjang dan buru-buru jadi praktek permainan dalam skema 4-4-2.
David Maulana, mantan kapten timnas Indonesia U-16 (2017-2018) yang mengikuti program Garuda Select di Inggris, seperti tak punya sentuhan yang matang.
Witan Sulaeman, yang dianggap pemain "istimewa" karena tampil dalam kompetisi Eropa dan sudah membela timnas Indonesia U-19 sejak 2018, juga mati kutu.
Shin Tae-yong, pelatih timnas Indonesia U-19, berdalih, saat ini pemain sedang berproses dan baru saja menjalani latihan dengan intisitas padat dan tinggi.
Tiga alasan ini dianggap sebagai jalan untuk pemakluman bahwa timnas Indonesia U-19 takluk dengan skor 0-3, yang tiga gol itu tercipta dalam tempo 13 menit.
"Hasil pertandingan (melawan Bulgaria U-19) seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kami tidak masalah bagi meski harus kalah," katanya Shin, Minggu (6/9/2020).
"Yang jelas, tim masih berproses karena materi latihan dengan intensitas tinggi dan para pemain sudah menunjukkan kerja kerasnya," Shin menambahkan.
Masalahnya, sentuhan dan umpan pemain timnas Indonesia U-19 agak kacau, jika itu diukur dengan pola permainan saat masih ditangani Fakhri Husaini.
Misalnya, kolaborasi umpan terpanjang yang dilakukan pemain timnas Indonesia U-19 pada babak pertama, maksimal hanya tujuh kali. Usai itu hilang.
Sedangkan pada babak kedua, jumlah kolaborasi umpan tak pernah mencapai 10 kali. Dominan, umpan hilang atau direbut lawan setelah lima kali.
Jika ditilik lebih kebelakang, "penyakit sepak bola" timnas Indonesia U-19 pun masih sama, yakni lemah, hilang konsentrasi, dan kepayahan pada menit-menit akhir.
Dalam enam laga uji coba di Chiang Mai, Thailand, yakni melawan enam klub asal Korea Selatan, kebobolan yang tercipta mayoritas pada menit-menit akhir.
Tapi, lain ceritanya jika pertandingan timnas Indonesia U-19 melawan Bulgaria U-19 dilihat dari sudut kolektivitas pertahanan, khususnya pada 60 menit pertama.
Rizky Ridho dan kawan-kawan bermain rapat tetapi dengan jarak yang ideal: tak terlalu dekat juga tak kejauhan. Transisi pun berjalan cukup baik.
Bayu Mohammad Fiqri adalah satu bek yang bekerja cukup keras. Ia dipaksa berakselerasi membantu serangan, tetapi juga kudu cepat balik bertahan.
"Kami kehilangan fokus saat terjadinya gol (dari Bulgaria U-19). Bulgaria U-19 tim yang bagus dan kami juga mendapat pengalaman berharga," kata Bayu.
Berikutnya, timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Kroasia U-19 pada Selasa (8/9/2020). Ini akan jadi laga yang lebih berat bagi timnas Indonesia U-19.
Pasalnya, Bulgaria U-19 menyerah 2-3 dari Kroasia U-19 pada 2 September, dan Arab Saudi U-19 ditaklukkan dengan skor 4-3 pada 5 September 2020.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Timnas Indonesia U-19 Lainnya:
Bek Timnas Indonesia U-19 Ungkap Penyebab Kekalahan dari Bulgaria U-19
Man of the Match Timnas Indonesia U-19 saat Dikalahkan Bulgaria U-19: Yudha Febrian
Skor Indeks: Rating Pemain Timnas Indonesia U-19 saat Kalah dari Bulgaria U-19