- Latar belakang Ketua Umum PSSI pertama Soeratin Sosrosoegondo sebagai insinyur ternyata melahirkan sebuah bangunan bersejarah.
- Setelah menyelesaikan studi di Jerman dan kembali ke Indonesia, Soeratin merancang sendiri rumah tinggalnya yang berada di Yogyakarta.
- Hingga saat ini, rumah yang diarsiteki oleh Ketua Umum PSSI pertama ini masih terawat dengan baik dan diubah menjadi penginapan klasik.
SKOR.id – Hanya berjarak sekitar satu kilometer di utara Monumen Tugu Yogyakarta, sebuah bangunan bergaya arsitektur Belanda berdiri kokoh di pinggir jalan.
Selain arsitekturnya, satu-satunya identitas yang tampak dari rumah ini ialah sebuah plang bertuliskan ‘Ndalem Soeratin Guest House’.
Dari namanya, sudah pasti bangunan ini adalah penginapan. Namun, munculnya Soeratin pada nama penginapan ini mengandung jejak historis tersendiri.
Ya, Soeratin yang dimaksud tak lain ialah Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pertama.
Penginapan yang berdiri di atas tanah seluas 1.200 meter persegi itu terletak di Jalan AM Sangaji 68 Kota Yogyakarta ini merupakan rumah peninggalan Soeratin Sosrosoegondo.
Kini, penginapan tersebut dikelola oleh Praharso Sosrosoegondo dan Lenny Triana. Pasangan suami istri tersebut ialah cucu serta cucu menantu dari Soeratin.
Setelah mendapat kepercayaan untuk mengelola bangunan bersejarah tersebut, mereka melakukan rehabilitasi bangunan tersebut menjadi penginapan.
Menurut penuturan Praharso, arsitektur rumah yang mengadopsi gaya Belanda ini dirancang sendiri oleh Soeratin Sosrosoegondo.
Hal ini tak terlepas dari latar belakang Soeratin yang berstatus sebagai lulusan Sekolah Teknik Tinggi di Jerman.
“Rumah ini diarsiteki oleh eyang saya sendiri yang kebetulan lulusan sekolah insinyur dari Jerman,” kata Praharso, saat ditemui Skor.id, Kamis (4/11/2021).
“Jadi memang beliau merancang bangunan ini benar-benar sesuai dengan imajinasinya. Makanya, modelnya sudah dimodifikasi,” ia menambahkan.
Praharso mengatakan, kakeknya tersebut memang terinspirasi dari arsitektur belanda yang mendominasi pada masa itu.
Namun, Soeratin tetap melakukan sejumlah modifikasi. Beberapa di antaranya yang tampak ialah kerangka jendela yang tak terlalu besar apabila dibandingkan gaya arsitektur Belanda di zaman itu.
Nuansa arsitektur Belanda memang sangat kental dari bangunan yang didirikan pada tahun 1930 tersebut. Hal itu tampak dai bentuk bangunan serta ketebalan dindingnya.
“Kamar-kamarnya juga masih besar-besar. Temboknya juga masih tebal-tebal menggunakan dua batu bata,” ujar Praharso.
“Saat gempa Yogya pun, bangunannya tidak terdampak. Makanya saat itu disewakan kepada LSM asing sebagai kantor,” ia menambahkan.
Nilai historis dari bangunan ini tak hanya diwakili oleh kisah-kisah yang dituturkan oleh Praharso semata.
Sebab, sejumlah benda peninggalan menjadi kisah-kisah sejarah tersendiri dari rumah ini.
Di ruang tengah, misalnya, pengunjung akan langsung disajikan dengan sederet benda-benda bersejarah peninggalan Soeratin Sosrosoegondo.
Benda-benda kuno ini masih tetap dipertahankan dengan baik untuk merawat memori bersejarah yang tertinggal dari bangunan tersebut.
Praharso mengatakan, setiap benda peninggalan Soeratin di rumah ini memiliki kesannya masing-masing bagi tamu yang menginap.
“Setiap tamu yang menginap di sini memiliki kesannya masing-masing terhadap benda peninggalan eyang,” ujarnya.
“Ada yang senang dengan meja panjang di ruang tengah. Ada pula yang senang dengan tempat tidur pennggalan eyang,” ia menambahkan.
Tak jarang, Praharso mendapatkan penawaran dari tamu-tamu tersebut. Beberapa benda kuno peninggalan Soeratin seperti lemari, meja, hingga tempat tidur, pernah ditawar.
Namun, tak jarang pula Praharso menolak tawaran itu. Sebab, bagaimanapun juga, benda-benda peninggalan kakeknya memiliki nilai historis tersendiri.
Nilai inilah yang menurut dia tak bisa digantikan dengan berapapun nonimal uang yang disodorkan untuk menggodanya.
“Kita kan tidak menjual barang antik. Itu semua benda peninggalan. Nilai barangnya memang tak seberapa, tetapi nilai historisnya yang tidak bisa dibeli,”katanya.
Lihat postingan ini di Instagram
Baca juga Berita Soeratin lainnya:
PSSI Ingin Soeratin Sosrosoegondo Jadi Pahlawan Nasional
Usul PSSI Soeratin Jadi Pahlawan Nasional Belum Dikabulkan Jokowi