- Petinju Ongen Saknosiwi saat ini berstatus sebagai juara dunia kelas bulu versi IBA.
- Selain sebagai petinju, Ongen Saknosiwi juga berstatus sebagai anggota TNI AU dengan pangkat Praka.
- Lelaki kelahiran Pulau Buru, Maluku, itu pun memiliki cita-cita bisa bertanding di Las Vegas.
SKOR.id - Tinju Indonesia kembali melahirkan seorang juara dunia pada 2019 lalu.
Adalah Ongen Saknosiwi yang berhasil meraih gelar juara dunia kelas bulu versi IBA setelah mengalahkan petinju Filipina, Marco Demecillo, di Jawa Timur, 17 November 2019.
Hebatnya, Ongen Saknosiwi meraih gelar tersebut hanya dengan melalui delapan pertandingan. Itu membuatnya menjadi petinju profesional Indonesia tercepat yang menjadi juara dunia pada masanya.
Istimewanya lagi, dari delapan pertandingan itu tujuh di antaranya berhasil diselesaikan dengan dengan kemenangan KO.
Selain gelar itu, sebelumnya pada September 2019, ia juga berhasil meraih sabuk gelar juara versi WBC Asian Boxing Council Continental setelah menaklukkan Nanthawat Maolichat (Thailand).
Namun belum banyak yang tahu bagaimana perjuangan berat yang harus dilalui lelaki berusia 26 tahun tersebut untuk mencapai prestasi tersebut. Ada kisah menyentuh di baliknya.
Lelaki yang aktif sebagai anggota TNI Angkatan Udara (AU) dengan pangkat Prajurit Kepala (Praka) itu mengungkapkan, sempat tak direstui ibunya untuk menjadi petinju.
"Mungkin itu karena naluri seorang ibu, yang tidak sudi melihat anaknya dipukul," ujar Ongen Saknosiwi, kepada TopSkor.id (Grup Skor Indonesia).
Ia pun memilih untuk pergi secara diam-diam dari kampung halamannya di Pulau Buru, Maluku, ke Tangerang, Banten, guna mengejar cita-citanya sebagai petinju.
"Baru setelah saya sampai di Tangerang, saya kasih tahu orang tua saya. Tapi sekarang, mereka sudah merestui pilihan saya untuk menjadi petinju dan mendukung secara penuh," ia menambahkan.
Jatuh bangun dalam pertandingan pun pernah dialaminya. Termasuk mengalami kegagalan seperti yang dideritanya pada PON 2016.
"Saya pernah di penyisihan pertama itu kalah dan saya langsung merasa frustrasi, karena persiapa saya juga sudah lama yaitu satu tahun. Saat itu saya membela Banten," katanya.
Tapi, ia tidak larut terlalu lama dalam keterpurukan. Itu tidak terlepas dari dukungan keluarganya di kampung halaman.
"Saya berasal dari keluarga yang sederhana, itu membuat saya memikirkan keluarga dan karier saya. Jadi saya saat berlatih tetap memikirkan itu," ia menuturkan.
Hingga akhirnya, seperti yang terlihat saat ini. Petinju yang dijuluki The Hawk itu mampu bangkit dan memiliki prestasi yang membanggakan di level internasional.
Ia pun mengakui, persaingan saat ini tidak mudah, yang membuatnya tidak boleh berleha-leha dengan statusnya sekarang.
"Banyak petinju di Indonesia juga hebat-hebat, apalagi di luar. Persaingan pun jadi semakin keras," ucap lelaki kelahiran 15 Juli 1994 itu.
Tak ingin cepat puas, masih ada impian yang mau dikejarnya. Itu supaya semakin membuat bangga keluarga dan Kesatuannya di TNI AU.
"Saya ingin bangun rumah untuk orang tua di kampung. Doa orang tua adalah kekuatan saya. Saya sangat bangga terlahir dari keluarga sederhana, dari orang tua yang luar biasa," kata pengagum petinju Yuriorkis Gamboa asal Kuba itu.
"Saya juga punya cita-cita ingin bertanding di Las Vegas. Itu doa saya. Lawan siapapun tidak masalah, yang penting tanding di Las Vegas," Ongen Saknosiwi menegaskan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Tinju Lainnya:
Membedah Cara TNI AU Hasilkan Petinju Juara Dunia
Wawancara Mike Tyson: Perihal Comeback, Tinju, dan Masa Lalu