- Atlet lempar lembing Kenya, Julius Yego, punya kisah yang unik.
- Peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 ini ternyata mengembangkan kemampuannya melalui YouTube.
- Atlet dengan julukan Youtube-Man ini kini bersiap kembali ke ajanng innternasional.
SKOR.id - Julius Yego, atlet lempar lembing yang berasal dari Kenya ini tumbuh menjadi atlet yang luar biasa. Ini semua tidak luput dari perjuangan Yego yang luar biasa pula dan membawanya berhasil menaklukan medali perak di Olimpiade Rio 2016.
Usahanya untuk sampai sekarang ini, Yego lakukan dengan mandiri sejak dirinya masih tumbuh di desa terpencil, Cheptonon di Tinderet, Nandi.
Dalam proses pembelajarannya menjadi atlet lempar lembing, Yego hanya berlatih menggunakan bambu biasa dan mempelajari seluruhnya dari YouTube.
Berkat keberhasilannya menjadi atlet dengan dukungan video-video YouTube, Yego mendapatkan julukan dari orang sekitarnya sebagai “YouTube Man“.
Yego mengalami cedera cukup parah pada kaki kanannya, saat lemparan keempatnya di Final Olimpiade Rio 2016. Dirinya berhasil melempar sejauh 88.24m, yang pada akhirnya dikalahkan dengan atlet lempar lembing dari Jerman, Thomas Roehler.
Tapi bagi Yego, Rio bukanlah panggung dunia pertamanya, melainkan di Beijing, pada saat kejuaraan dunia atletik tahun 2015, disaat dirinya dapat melempar hingga 92.72m.
Dan di sanalah Yego berhasil menjadi orang Afrika pertama yang memenangkan medali emas, dalam ajang kejuaraan dunia .
Pada masa pemulihannya, tahun 2017, Yego memilih untuk mengulang kembali pendidikannya di Universitas Kenyatta dan mengambil jurusan Public Policy & Administration, sebelum pada akhrinya dia meraih penampilan terbaiknya di tahun 2018 dan membawa pulang medali emas dalam Africa Championship di Asaba, Nigeria dan Africa Games di Rabat, Maroko.
Sang YouTube Man juga berhasil menduduki posisi ke-8 dalam World Championship di Doha, Qatar dan mendapatkan posisi ke-24 dalam Tokyo Olimpiade tahun 2020.
Yego si lelaki YouTube juara dunia, berharap bisa kembali meletakkan kakinya di ajang-ajang besar di tahun 2022.
Peraih medali perak pada 2016 ini mengatakan, bahwa belakangan ini dirinya tidak terlalu tertarik untuk mengikuti pelatihan di Nairobi, Kenya, dikarenakan fasilitas yang kurang memadai, terutama di dalam stadium.
“Untuk saat ini, saya tidak akan bisa untuk berkompetisi di lapangan rumput, mengingat sebagian besar dari stadion kami kekurangan track tartan. Padahal Tartan bagus untuk lemparan dan jga sprint,” katanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti cedera.
Untuk tahun ini, Yego juga mengatakan, bahwa dirinya ingin fokus untuk merebut kembali titel Commonwealth nya di Birmingham. Dan bukan hanya itu saja, dirinya juga menargetkan kejuaraan National Police Service, yang sekaligus juga akan mendukung kampanyenya.
“Saya akan benar-benar bekerja keras untuk persiapan bulan depan. Ini tentunya akan menjadi lebih progresif karena kami memiliki cukup waktu hingga kejuaraan dunia dan juga Commonwealth. Dan disini saya memastikan, bahwa saya siap untuk melakukan kompetisi besar ini,“ serunya kepada The Star.
Yego pun juga berharap bahwa banyak generasi muda yang mengikuti jejaknya, karena merasa dirinya tidak akan berada di lintasan lembing selamanya.