- Gelandang Persija, Braif Fatari, juga ikut menantikan Piala Dunia 2022 yang akan segera dimulai.
- Pemuda 22 tahun itu menceritakan suasana kampung halamannya, Papua, tiap kali turnamen akbar itu digelar.
- Brai Fatari mengaku mengidolakan timnas Prancis, tapi kini berpaling ke Belgia.
SKOR.id - Demam Piala Dunia 2022 mulai menjangkiti para pecinta sepak bola, tak terkecuali gelandang Persija Jakarta, Braif Fatari.
Sepak bola memang sangat digandrungi di tanah kelahiran Braif Fatari, Papua. Tak cuma tim nasional Indonesia, negara besar macam Argentina, Brasil, Jerman, dan Prancis juga banyak pendukungnya.
Ada pula Belanda, yang memang memiliki ikatan sejarah dengan Indonesia. Jika ditelusuri, beberapa pesepak bola Negeri Kincir Angin merupakan keturunan tanah air.
“Orang Timur, terutama Papua, dari dulu suka dengan Belanda. Makanya ketika Belanda lolos ke Piala Dunia, mereka sangat antusias,” ujar Braif, dikutip dari laman resmi Persija.
Makin dekat dengan Piala Dunia 2022, yang bakal diselenggarakan di Qatar mulai 20 November nanti, antusiasme masyarakat Papua juga kian menjadi.
Braif menuturkan, ada banyak cara untuk memperlihatkan dukungan. Mulai dari mobil yang dicat sesuai warna tim favorit, sampai mendekorasi rumah sedemikian rupa.
“Warna yang dipilih sesuai dengan negara yang mereka dukung di Piala Dunia. Jadi, mudah saja mengetahui siapa mendukung siapa,” lanjut Braif.
Pemain berusia 22 tahun itu mengungkapkan, Piala Dunia 2014 adalah edisi paling meriah yang diingatnya.
Warga Papua bakal konvoi di jalanan ketika tim favorit mereka bertanding. Tak jarang, timbul saling ejek antarsuporter jika saling berpapasan.
“Paling parah itu final Piala Dunia 2014, banyak yang kecewa Argentina kalah lawan Jerman lalu membakar jersey tim. Tapi, setelah itu mereka konvoi lagi,” tutur Braif.
Bagaimana dengan Braif Fatari? Ternyata agak rumit. Sejak kecil, jebolan Garuda Select itu mengidolakan Prancis, tapi kini malah beralih ke Belgia.
Alasannya, para pemain asuhan Didier Deschampis dinilai angkuh sejak berhasil menjuarai Piala Dunia 2018.
“Dulu kamar saya didekorasi segala pernak-pernik Prancis. Pohon di depan rumah pun saya panjat hanya untuk memasang bendera Prancis,” katanya.
“Namun, setelah menang Piala Dunia 2018, permainan mereka berubah dan mulai angkuh. Piala Eropa 2020 juga kalah dari Swiss. Jadi, sekarang saya menjagokan Belgia, materi mereka bagus,” ujar Braif.
Baca Juga Berita Piala Dunia Lainnya:
Idolakan Lionel Messi, Pratama Arhan Dukung Argentina Juara Piala Dunia 2022
Piala Dunia 2022: Ekonom Ramal Inggris Juara, tapi Kecerdasan Buatan Jagokan Brasil