- Atlet lari jarak menengah Amerika Serikat, Shelby Houlihan, tersandung kasus doping yang mengancam kansnya tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
- Zat nandrolone (steroid anabolik) ditemukan dalam tubuh perempuan 28 tahun itu hasil dari tes doping pada pertengahan Desember 2020.
- Shelby Houlihan membantah dirinya telah menggunakan doping dan menduga zat itu bisa masuk dari burrito babi yang dikonsumsinya.
SKOR.id - Nasib nahas tengah dialami atlet lari jarak menengah asal Amerika Serikat, Shelby Houlihan, yang terancam tidak bisa berkompetisi dalam ajang Olimpiade.
Shelby Houlihan bahkan bisa saja absen pada dua edisi Olimpiade ke depan, termasuk Tokyo 2020 yang akan digelar pada musim panas 2021.
Temuan zat terlarang berupa nandrolone (steroid anabolik) merupakan penyebab perempuan 28 tahun itu menjadi pesakitan.
Shelby Houlihan pun telah dijatuhi hukuman empat tahun larangan berkompetisi oleh Court of Arbitration for Sport (CAS) pada Jumat (11/6/2021) pekan lalu.
Merasa tak bersalah, perempuan bernama lengkap Shelby Christine Prince Houlihan tersebut lantas coba menjelaskan kasus ini dari sudut pandangnya kepada publik.
Dilansir dari BBC, Shelby pertama kali diberi tahu ada kandungan nandrolone pada tubuhnya saat menjalani tes doping pada Januari 2021. Ia pun menyangkal hasil tersebut.
Ia merasa tak pernah memakai doping bahkan mengaku baru pertama kali mendengar nandrolone yang diklaim bisa meningkatkan massa otot.
Pemegang rekor lari nomor 1.500m dan 5.000m putri di Amerika Serikat ini tentu kecewa mendapati hukuman yang telah dijatuhkan.
"Saya benar-benar hancur, hilang arah, geram, bingung, dan merasa dikhianati oleh olahraga yang sagat saya cintai," tuturnya.
"Saya ingin semuanya menjadi jelas. Saya tidak pernah menggunakan zat peningkat performa tubuh (doping)."
View this post on Instagram
Wakil Amerika Serikat pada nomor lari 5.000m putri Olimpiade Rio 2016 ini lantas bertekad untuk mencari keadilan.
Shelby pun coba menelusuri dari mana zat terlarang itu bisa masuk ke dalam tubuhnya. Ia menduga daging babi dalam burrito yang dimakan semalam sebelum tes menjadi biangnya.
Dugaannya bukan asal tuding, ia meyakini jika kandungan dalam daging babi bisa mengakibatkan hasil positif palsu nandrolone saat melakukan tes doping.
"WADA (Badan Antidoping Dunia) memahami bahwa daging babi dapat menyebabkan positif palsu nandrolone karena daging jenis tertentu memproduksi zat itu secara alami."
"Bagian jeroan babi bahkan memiliki kadar nandrolone paling tinggi," ujarnya menjelaskan.
Setelah melakukan penelusuran, Shelby berdasarkan pengakuannya telah mengonsumsi daging babi beberapa jam sebelum menjalani tes doping.
"Lima hari setelah dinyatakan positif, saya langsung mengumpulkan semua catatan makanan saya dalam seminggu sebelum tes itu dilakukan pada 15 Desember 2020."
"Penjelasan yang paling memungkinkan adalah zat nandrolone masuk dari burrito yang dibeli dan dikonsumsi sekitar 10 jam sebelum tes doping."
Masih berdasarkan pengakuan Shelby, burrito itu dibeli dari truk makanan asli Meksiko yang menyajikan jeroan babi di dekat rumahnya di Beaverton, Oregon, Amerika Serikat.
Ia pun telah memberi tahu penelusuran tersebut kepada Unit Integritas Atletik (AIU). Ini menjadi salah satu dari upayanya untuk meyakinkan bahwa dirinya tak bersalah.
"Saya lulus tes poligraf (pendeteksi kebohongan). Rambut saya juga diambil sampelnya oleh salah satu ahli toksikologi terkemuka di dunia," ujarnya.
"WADA juga setuju bahwa tes membuktikan tak ada indikasi penumpukan zat nandrolone di tubuh saya, biasanya itu terjadi jika seseorang mengonsumsi zat itu secara teratur."
Pada sisi lain, hukuman larangan bertanding untuk Shelby Houlihan belum dikonfirmasi oleh CAS, WADA, maupun AIU.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Olahraga Lainnya:
WADA Uji Coba Metode Baru Tes Doping di Olimpiade Tokyo
Perenang Cina Berpeluang ke Olimpiade Tokyo di Tengah Skandal Doping