- Kim Jong Un ingin menjadikan Korea Utara negara super power dalam olahraga.
- Sejak memimpin Korea Utara, ia membangun banyak fasilitas olahraga dan mulai sering mengirim atlet atau tim ke luar negeri.
- Kim Jong Un adalah penggemar sepak bola, basket, dan ski.
SKOR.id - Sepanjang Minggu (26/4/2020), perhatian dunia tertuju pada kabar meninggalnya Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un.
Hanya beberapa saat sebelum berita ini diturunkan, Pemerintah Korea Selatan, saudara sekaligus musuh Korut, memastikan Kim Jong Un masih sehat usai operasi jantung.
Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Kim Jong Un berada di Wonsan, sebuah resort ski mewah di Korut, sejak 13 April lalu.
Terlepas dari cap sebagai pemimpin yang otoriter, faktanya Kim Jong Un berperan besar dalam perkembangan olahraga di Korea Utara.
Berita Olahraga Lain: Mepet SEA Games, PP Perpani Bakal Larang Atlet Pelatnas Ikut PON
Lahir pada 8 Januari 1983 atau 1984, Kim Jong Un ditunjuk menjadi Pemimpin Korea Utara pada 2011 menggantikan ayahnya, Kim Jong Il, yang memerintah pada 1994-2011.
Kecintaan Kim Jong Il terhadap olahraga bukan tanpa alasan. Sanksi ekonomi tanpa batas membuat Korea Utara menjadi salah satu negara miskin di dunia saat ini.
Namun, Kim Jong Un tetap berambisi menjadikan Korea Utara negara besar. Ia pun melihat olahraga bisa menjadikan Korea Utara salah satu negara super power.
Sejak memegang kekuasaan pada 2011, Kim Jong Un memerintahkan anggaran untuk olahraga terus dinaikkan lebih cepat dibanding sektor lain.
Lewat surat terbukanya ke Partai Buruh pada 2014, Kim Jong Un mengungkapkan ambisinya untuk memajukan olahraga Korea Utara dengan mendongkrak anggaran sektor itu hingga 17 persen.
“Rencana partai adalah membuat Korea Utara menjadi kekuatan super power dalam olahraga. Berkeringat lebih banyak untuk memenangi medali emas,” ujar Kim Jong Un.
Menurut Badan Intelijen Korea Selatan, Kim Jong Un juga merevisi kurikulum sejumlah pelajaran sekolah.
Jong Un ingin agar anak-anak tahu ia mulai belajar menembak saat usia 3 tahun, mengendarai mobil off-road saat belum genap 8 tahun, dan dua dua kali mengalahkan instruktur asing dalam lomba layar.
Beberapa waktu lalu, satelit mata-mata Amerika Serikat menunjukkan Korea Utara memang membangun sejumlah fasilitas olahraga.
“Pencitraan satelit menujukkan mereka membangun area untuk skate board dan taman-taman olahraga, bahkan di area terpecil,” ujar Curtis Melvin, peneliti di Institut Amerika Serikat-Korea di Universitas Johns Hopkins, Washington.
Kim Jong Un, yang pernah belajar di Bern, Swiss, diketahui menyukai ski. Menurut teman sekolahnya, ia sering ke Pegunungan Alpen saat liburan sekolah.
Selain ski, Jong Un juga menyukai sepak bola dan basket. Ia bahkan bersahabat dengan mantan bintang NBA, Dennis Rodman.
Jong Un adalah penggemar klub Liga Italia, Inter Milan. Kedekatannya dengan Dennis Rodman ditunjukkan Jong Un dengan mengundang mantan power forward juara NBA lima kali (1989, 1990, 1996–1998) itu ke Pyongyang pada 2013.
Pada tahun itu pula, Kim Jong Un membuka resort ski mewah di Wonsan, area bekas uji misil, dengan harapan bisa mendatangkan pemasukan dari turis.
Berita Olahraga Lain: Hanifan Yudani dan Pipit Kamelia Bangun Padepokan untuk Lestarikan Pencak Silat
Upaya Jong Un untuk mendongrak pamor Korea Utara sebagai negara super power dalam olahraga mulai terlihat dalam beberapa tahun terakhir.
Di Asian Games 2014, atlet-atlet Korea Utara mampu mendulang 11 emas dan menempati peringkat ketujuh. Sebelumnya, kali terakhir mereka merebut 10 emas atau lebih di Asian Games terjadi pada 1990 di Beijing, Cina.
Saat Jakarta-Palembang menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Korea Utara mampu meraup 12 emas meskipun peringat mereka turun menjadi ke-10.
Di Olimpiade, Korea Utara baru turun 10 kali sejak 1972. Di Rio 2016, mereka mampu mengoleksi dua emas – lebih baik ketimbang India – dan empat emas di London 2012.
Empat emas menjadi torehan terbaik Korea Utara di Olimpiade musim panas sejauh ini.
Sebelum di London, mereka melakukannya di Olimpiade Barcelona 1992, saat kakek Kim Jong Un, Kim Il Sung, berkuasa.
Angkat besi, gulat, tinju, judo, dan senam, menjadi kekuatan Korea Utara di setiap Olimpiade musim panas.
Kebijakan Kim Jong Un yang mulai sering mengirim tim cabang olahraga berkompetisi di luar negeri, disinyalir menjadi salah satu indikator menanjaknya performa Korut.
Korut juga kuat di cabang hoki es. Tim putra mereka kini ada di peringkat ke-41 Federasi Hoki Es Internasional (IIHF).
Untuk sepak bola, Kim Jong Un memang belum mampu mengangkat tim nasional secara signifikan. Korut hanya sampai babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2014.
Di kualifikasi Piala Dunia 2018, Korut terhenti di babak kedua. Namun, Kim Jong Un tentu berambisi ingin mengulang torehan di Piala Dunia 1966, saat mampu melangkah hingga perempat final.