- Kejutan pernah ditorehkan tim asal Jawa Timur yang sebelumnya dipandang sebelah mata, Persik Kediri.
- Persik Kediri mengejutkan persepakbolaan Indonesia dengan menjadi juara Liga Indonesia 2003.
- Tak hanya itu, gelar juara Liga Indonesia 2003 diraih dengan status tim promosi.
SKOR.id - Tak ada yang menyangka Persik Kediri akan keluar sebagai juara Liga Indonesia 2003, namun sepak bola memang penuh kejutan.
Persik Kediri berdiri pada 1950. Meski tergolong tua, Persik belum banyak berbicara hingga awal 2000-an.
Persik bahkan sempat kalah pamor dari Persedikab Kabupaten Kediri yang sempat mengikuti Liga Indonesia.
Namun situasi berubah ketika Persik ditangani Drs. H. A. Maschut yang juga merupakan mantan Wali Kota Kediri.
H. A. Maschut dibantu putra menantunya, Iwan Budianto, yang sebelumnya menanangani Arema FC. Kini Iwan menjadi Wakil Ketua Umum PSSI periode 2020-2024.
Persik juga menunjuk mantan pelatih timnas Indonesia, Sinyo Aliandoe, untuk menjadi arsitek tim beraias Macan Putih pada kompetisi Divisi I 2000-2001.
Tak berselang lama, Jaya Hartono yang tadinya merupakan asisten Sinyo naik jabatan menjadi pelatih kepala.
Tangan dingin Jaya Hartono sukses menyulap Persik menjadi tim yang mengerikan. Persik berhasil menjuarai kompetisi Divisi I tahun 2002.
Bukan itu saja, yang lebih istimewa, Persik menjadi juara Divisi Utama Liga Indonesia 2003 langsung setelah promosi dari kasta kedua.
PERKASA DI DIVISI I
Persik Kediri tergabung di Grup 3 Divisi I 2002 bersama PSJS Jaksel, Persim Maros, Persekaba Badung, Indocement, dan Krakatau Steel Cilegon.
Persik tampil luar biasa di babak penyisihan. Lima laga yang dilakoni berhasil disapu bersih dengan kemenangan. Bersama PSJS, Macan Putih berhak atas tiket ke babak delapan besar bersama PSJS.
Di babak delapan besar Persik masih belum tersentuh kekalahan. Satu grup dengan Persma Manado, Persiraja Banda Aceh, dan Persijap Jepara, Persik mencatat dua kemenangan dan satu kali imbang melawan Persma Manado.
Penentuan juara Divisi I kala itu diperebutkan oleh empat tim yang diadu dalam satu grup dengan sistem half round-robin.
Persik untuk pertama kalinya merasakan kekalahan dalam babak tersebut, saat tumbang 0-2 dari Perseden Denpasar.
Namun, pada akhirnya Persik keluar jadi juara setelah memenangi dua laga lainnya, kontra Persma Manado dan Persegi Gianyar.
Persik berhak promosi ke Divisi Utama bersama Perseden yang menjadi runner-up grup tersebut.
KUDA HITAM JELMAAN MACAN PUTIH
Euforia kelolosan Persik Kediri ke Divisi Utama 2003 diiringi harap agar tak hanya numpang lewat.
Maklum, Persik tak punya nama besar dan dan sejarah panjang di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Persik Mania sempat dibuat ketar-ketir pada awal musim 2003. Lima laga berakhir tanpa kemenangan untuk anak-anak Kediri.
Titik balik Persik terjadi pada pekan keenam. Menjamu PKT Bontang di Stadion Brawijaya, Kediri, Persik sukses melumat tamunya empat gol tanpa balas.
Aris Susanto, Bamidele Frank Bob Manuel (dua gol), dan Johan Prasetyo menjadi aktor di balik kemenangan Persik pada laga tersebut.
Kejutan Persik tak berakhir di situ, tim tangguh PSM Makassar harus menelan pil pahit di kandang sendiri usai tumbang 2-3 dari tim promosi tersebut.
Penyerang lokal, Musikan, menjadi pahlawan dengan hat-trick yang ia kemas ke gawang PSM Makassar.
Duet Musikan dan Bamidele Frank Bob Manuel menjadi momok menakutkan bagi setiap lawan yang dihadapi Persik Kediri.
Lebih dari 50 persen gol Persik musim itu berasal dari kombinasi bomber lokal dan asing tersebut.
Persik akhirnya memastikan diri menjadi kampiun Divisi Utama 2003 pada 10 November 2013.
Menekuk Persib Bandung dengan skor 4-0 di Stadion Brawijaya, Persik yang berjarak lima poin dari PSM tak mampu lagi dikejar.
Persik menutup musim tersebut dengan manis, Persita Tangerang digebuk 3-0 sekaligus menandai dimulainya pesta juara di Kota Kediri.
"Jelas saya terkejut bisa menjadi juara. Pada awal musim, saya tidak pernah berpikir untuk meraih gelar juara. Membayangkannya saja saya tidak berani," ujar Jaya Hartono, pelatih Persik kala itu.
"Kami ini kan tim dari kampung, bukan saingan tim-tim besar seperti Persija, PSM, dan Persita," Jaya menambahkan.
JUARA TANPA BINTANG
Skuad Persik kala menjadi jawara Liga Indonesia 2003 jauh dari kata mentereng.
Dihuni mayoritas pemain lokal, Persik terkesan mengontrak pemain alakadarnya. Tapi, pada akhir musim gelar juara mampu membalikkan prediksi.
Siapa yang kenal dengan nama Musikan dan Johan Prasetyo sebelumnya? Bersama Persik, kedua pemain itu menjadi dua sosok vital.
Musikan bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Indonesia 2003 berkat jasanya membawa Macan Putih menjadi jawara.
Pengaruh Iwan Budianto yang sempat di Arema Malang, Persik pun "membajak" beberapa pemain Singo Edan.
Selain Johan Prasetyo, ada nama Suswanto, Wawan Widiantoro, Aris Susanto, dan Kuncoro yang direkrut Persik dari Arema.
Sosok kapten legendaris Persik, Harianto, juga merupakan gerbong yang dibawa Iwan Budianto dari tim lamanya, Arema.
Di deretan pemain asing, ada Bamidele Frank Bob Manuel yang datang bersama keponakannya, Ebi Sukore. Keduanya sama-sama berasal dari Nigeria.
Peran Bobby Manuel, sapaan Bamidele, sangat besar. Dia menorehkan 29 gol sepanjang musim itu, hanya berselisih dua gol dari pemain PSM, Oscar Aravena, yang menyabet gelar top skor.
Kemudian di posisi palang pintu, bek tangguh asal Cile, Juan Carlos Tapia, membuat pertahanan Persik sulit ditembus.
Dengan pemain-pemain "kelas dua" itu Persik bisa menampilkan permainan lepas tanpa beban. Bisa bermain di Divisi Utama saja sudah menjadi berkah.
Itu pula yang membuat skuad Persik kian solid dan sulit terkalahkan. Bahkan, membuat semua mata terbelalak saat gelar juara berhasil direngkuh.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Kilas Balik Lainnya:
Kilas Balik PSIS Semarang: Juara Pertama Pasca-Orde Baru yang Langsung Tenggelam
Kilas Balik: Belajar Ilmu Ikhlas dari Nilmaizar saat Jadi Pelatih Timnas Indonesia