- Berikut ini adalah kilas balik Liga Champions 1994-1995.
- Ajax Amsterdam berhasil jadi juara, mengalahkan AC Milan di final.
- Edisi ini mengalami perubahan drastis.
SKOR.id - Berikut ini adalah kilas balik Liga Champions 1994-1995, saat tim impian Ajax Amsterdam menguasai Belanda dan Eropa.
Tahun 1995 bisa dibilang adalah puncak kejayaan tim impian Ajax Amsterdam tahun 1990-an era Louis van Gaal bersama pemain lulusan akademi klub asal Belanda tersebut.
Bermain di Erns Happel Stadium, Wina, Austria, Ajax Amsterdam mengalahkan AC Milan di partai puncak lewat gol tunggal pemain berusia 18 tahun, Patrick Kluivert.
Sebelum puncak ini, Van Gaal merekrut kembali Frank Rijkaard untuk memberikan pengalaman bagi skuad mudanya yang berisi lulusan akademi seperti Edwin van der Sar, Clarence Seedorf, dan Edgar Davids.
Mereka dipadukan dengan pemain asing seperti Finidi George, Nwankwo Kanu, dan Jari Litmanen, serta dikapteni bek veteran Danny Blind.
Ajax juara Liga Belanda tiga kali beruntun pada 1993 sampai 1996, serta masuk final Liga Champions dua kali, meski hanya menang sekali, menunjukkan betapa menakutkannya tim ini.
Fakta Kompetisi
Waktu: 14 September 1994-24 Mei 1995
Juara: Ajax Amsterdam
Runner-up: AC Milan
Jumlah Tim: 24 (Total), 16 (babak grup)
Jumlah Gol: 140 gol (2,3 gol per laga)
Jumlah Laga: 61 laga
Top Skor: George Weah (7 gol)
Jumlah Penonton: 2.328.515 penonton (38.172 penonton per laga)
Fakta Unik
1. Ajax Amsterdam saat itu sedang panas-panasnya, jadi tim Liga Belanda satu-satunya hingga sekarang yang juara tanpa terkalahkan semusim.
2. Ini adalah final ketiga beruntun AC milan saat itu, dan final kedelapan secara keseluruhan, pernah juara lima kali.
3. Sedangkan bagi Ajax, mereka masuk final kali kelima setelah sebelumnya juara tiga kali beruntun pada 1971-1973.
4. Musim ini, format kembali berubah besar-besaran, hanya 24 tim yang ikut serta, dengan 16 tim masuk babak grup, masing-masing empat tim, dan delapan tim lolos fase gugur.
5. Juara bertahan AC Milan ditambah juara dari 23 negara masuk Liga Champions, dengan tim juara dari liga di peringkat bawah hanya masuk Piala UEFA, tahun pertama dari tiga tahun hal ini terjadi.
6. Ini jadi kali pertama nama Liga Champions digunakan sejak awal sampai akhir turnamen, sebelumnya hanya untuk menyebut babak grup saja.
7. Juara bertahan ditambah tim dari tujuh negara teratas langsung masuk babak grup, 16 tim sisanya masuk babak kualifikasi lebih dulu untuk memperebutkan delapan tiket tersisa.
8. Presiden Liberia saat ini, George Weah, jadi top skor turnamen dengan tujuh gol saat membela Paris Saint-Germain (PSG).
9. AC Milan lolos ke final tiga kali beruntun, hal yang diulangi Juventus pada 1996-1998 dan Real Madrid 2016-2018.
10. Berusia 18 tahun 327 hari, Patrick Kluiverts jadi pencetak gol termuda dalam sejarah final Liga Champions.
Kejadian Penting
Sebagai salah satu dari juara tujuh liga terbaik, Ajax Amsterdam langsung lolos babak grup dan menempati grup D.
Mereka sama sekali tak kalah di babak grup, empat kali menang, masing-masing dua kali lawan AC Milan dan AEK Athens, serta dua kali imbang kontra Casino Salzburg.
Jadi juara grup, Ajax kemudian bertemu runner-up grup C, Hajduk Split, di babak delapan besar. Imbang 0-0 pada partai pertama dan menang 3-0 pada laga kedua yang dihelat di kandang.
Di semifinal, melawan Bayern Munchen, Ajax Amsterdam imbang 0-0 pada partai tandang dan menang 5-2 di kandang, kembali bertemu Milan di partai puncak, lawan yang mereka dua kali kalahkan di babak grup.
Jari Litmanen jadi top skor Ajax di Liga Champions musim itu dengan mencetak enam gol.
Di final, Ajax menurunkan tim terbaik mereka, nama-nama yang kemudian jadi pemain bintang atau sudah jadi pemain bintang di Eropa.
Berikut adalah formasi Ajax Amsterdam saat itu, dengan formasi 4-3-3: Edwin van der Sar; Michael Reiziger, Danny Blind, Frank de Boer; Frank Rijkaard, Clarence Seedorf, Edgar Davids, Jari Litmanen; Finidi George, Ronald de Boer, Marc Overmars.
Nwankwo Kanu kemudian masuk pada mneit ke-53, disusul Patrick Kluivert yang masuk pada menit ke-70.
Ditonton hampir 50 ribu orang di stadion, Kluivert kemudian jadi pemain yang memecah kebuntuan saat mencetak gol lima menit jelang waktu normal berakhir. Ajax juara.
Semusim berselang, Ajax kembali masuk ke final, meski harus kalah adu penalti lawan Juventus.
Sayang bagi mereka, tim impian ini kemudian tak bertahan lama, dengan pelatih sampai pemain-pemain bintang mulai hijrah ke tim-tim besar Eropa yang lain dalam tahun-tahun berikutnya.
DEWA TENDANGAN BEBAS SAMURAI BIRU
Yasuhito Endo sudah 23 tahun bermain di @J_League_En sejak 1998, kini berusia 41 tahun ia masih bermain untuk Jubilo Iwata.
Selengkapnya: https://t.co/r8IOou1DuU pic.twitter.com/FLTlRCSNLC— SKOR.id (@skorindonesia) September 11, 2021
Berita Liga Champions Lainnya:
Kilas Balik Liga Champions 1993-1994: Gelar Kelima AC Milan, Bantai Barcelona di Final
Kilas Balik Liga Champions 1992-1993: Dimulainya Era Modern Kompetisi Tertinggi Eropa