- Juventus berhasil menjadi juara Liga Italia yang ke-27 pada 2002-2003.
- Pavel Nedved menjadi pemain penting Juventus pada musim tersebut.
- Sayangnya, Juventus gagal merengkuh trofi Liga Champions setelah kalah di final melawan AC Milan.
SKOR.id - Berikut ini adalah kilas balik momen Juventus pada musim 2002-2003.
Pada era awal 2000an, musim 2002-2003 mungkin menjadi puncak musim keemasan Juventus.
Tangan dingin Marcello Lippi terbukti membuat Juventus ditakuti lawan baik di kompetisi domestik maupun level Eropa.
Marcello Lippi kembali ditunjuk sebagai pelatih Juventus pada musim 2001-2002.
Juventus meraih trofi Liga Italia kelimanya di bawah asuhan Marcello Lippi pada 2002-2003.
Marcello Lippi juga nyaris meraih trofi Liga Champions keduanya bersama Juventus pada musim tersebut.
Sayang, si Nyonya Tua harus takluk di partai final oleh AC Milan.
Fakta klub:
Presiden: Vittorio Chiusano
Pelatih: Marcello Lippi
Stadion: Delle Alpi
Top Skorer: Alessandro Del Piero (23)
Penampilan terbanyak: Gianluigi Buffon (48)
Rataan penonton: 39711
Liga Italia: Juara
Coppa Italia: Perempat final
Liga Champions: Runner-up
Piala Super Italia: Runner-up
Best XI: Gianluigi Buffon; Lilian Thuram, Ciro Ferrara, Paolo Montero, Gianluca Zambrotta; Alessio Tacchinardi, Edgar Davids, Mauro Camoranesi, Pavel Nedved; Marco Di Vaio, Alessandro Del Piero.
Fakta menarik:
1. Juventus meraih trofi Liga Italia yang ke-27.
2. Musim terbaik Pavel Nedved yang berhasil meraih Ballon d'Or.
3. Juventus untuk ketiga kalinya hanya mampu menjadi runner-up di Liga Champions setelah juara pada 1995-1996.
4. Pavel Nedved tak bisa tampil di final Liga Champions karena akumulasi kartu di semifinal.
5. Pada tahun 2003, Presiden Legendaris Juventus, Gianni Agnelli, meninggal dunia.
6. Juventus meraih trofi ketiga Piala Super Italia.
7. Bakat Mauro Camoranesi mulai muncul ketika didatangkan Juventus dari Hellas Verona.
8. Juventus berhasil menjadi tim dengan gol terbanyak (bersama Inter) dan paling sedikit kebobolan (29 gol)
Kejadian penting
2002-2003 menjadi musim kedua pada kesempatan kedua Marcello Lippi sebagai pelatih Juventus.
Setelah berhasil menjadi juara pada musim sebelumnya, Juventus berhasil mempertahankan gelar juara Liga Italia pada musim tersebut.
Tak banyak pemain penting yang didatangkan Juventus pada musim tersebut.
Marcello Lippi lebih memilih mempertahankan pemain-pemain andalannya, seperti Alessandro Del Piero, Pavel Nedved, Lilian Thuram, sampai David Trezeguet.
Namun demikian, skuad tersebut bisa dibilang menjadi salah satu skuad terbaik Juventus sepanjang masa. Setidaknya itu yang disampaikan oleh eks kiper Juventus, Gianluigi Buffon.
Buffon merasa bahwa skuad pada musim tersebut memiliki gaya permainan yang bagus jika dibanding yang lainnya.
"Tim Juventus terbaik saya? Saya rasa tim yang dilatih oleh Lippi pada musim 2002-2003, ketika kami berhasul melaju ke final Liga Champions dan kalah adu penalti. Kami memiliki gaya dan organisasi permainan yang bagus," kata Buffon kepada Gazzetta dello Sport pada 2016.
Di kompetisi Liga Italia, Juventus mengawali musim dengan lamban.
Lima pekan pertama, mereka gagal menang di tiga laga beruntun sejak pekan ketiga.
Namun, setelah itu mereka terus bangkit dan sampai pada akhirnya finis di posisi puncak setelah unggul tujuh poin dari Inter Milan.
Kesuksesan Juventus lantas berlanjut di kompetisi Eropa.
Berlaga di Liga Champions, Juventus berhasil sampai ke partai final lagi sejak musim 1997-1998.
Mereka melewati hadangan dari duo raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid di fase gugur meskipun di fase grup kedua mereka kesulitan menghadapi Manchester United.
Pada partai final, Juventus berhadapan dengan rival senegara AC Milan.
Sayangnya, Si Nyonya Tua harus puas menjadi runner-up setelah kalah adu penalti.
Pada musim tersebut, Pavel Nedved menjadi pemain kunci yang dimiliki Juventus.
Marcello Lippi memberikan tugas baru kepada Pavel Nedved untuk menjadi Trequartista.
#GoalOfTheDay, #UCL edition ????⚽️
by Pavel #Nedved pic.twitter.com/ohj4ucod2M— JuventusFC (@juventusfc) February 19, 2020
Hasilnya, Pavel Nedved berhasil mendapatkan penghargaan Ballon d'Or alias pemain terbaik Eropa mengalahkan Thierry Henry dan Paolo Maldini.
Tak hanya itu, Nedved juga menjadi pemain terbaik Liga Italia, masuk ke dalam UEFA Team of the Year, gelandang terbaik UEFA, serta Pemain terbaik dunia versi majalah World Soccer.
Penyesalan terbesar dari Nedved adalah ketika tak bisa tampil di partai final Liga Champions.
Pemain asal Republik Ceko itu harus absen lantaran menerima akumulasi kartu saat bertanding di partai semifinal Real Madrid.
Padahal, ia menjadi pemain yang berhasil mencetak gol dan membalikan keadaan ketika mengantarkan Juventus menuju ke partai final.
Perjalanan Juventus di Serie A 2002-2003:
Kilas Balik Inter Milan 1997-1998: Ronaldo dan Titik Balik Kebangkitan Nerazzurri https://t.co/wYOvJI5E1U— SKOR.id (@skorindonesia) September 8, 2021
Berita Juventus Lainnya:
Kepada Fans Juventus, Miralem Pjanic Ungkap Keinginan untuk Kembali
Massimiliano Allegri: Juventus Harus Move On dari Cristiano Ronaldo