- Rahasia kehebatan manusia tercepat di dunia, Usai Bolt, akhirnya terungkap.
- Sang ayah menyebut ketela sebagai penyebab melesatnya Bolt di trek lari.
- Namun, penjelasan yang lebih ilmiah menyebut percepatan program kesehatan di Jamaika juga menjadi salah satu faktor.
SKOR.id - Ketela menjadi rahasia kecepatan Usain Bolt yang tak terkalahkan di lintasan.
Siapa tak kenal Usain Bolt? Pelari asal Jamaika ini menyandang predikat manusia tercepat di dunia berkat rekor menterengnya di lintasan lari.
Bayangkan. Rekor terbaik Bolt di nomor 100 meter adalah 5,58 detik, yang dibukukannya pada Kejuaraan Dunia Atletik 2009.
Hingga saat ini, belum ada pelari yang mampu melampaui, atau bahkan menyamai catatan Bolt di nomor lari paing bergengsi tersebut.
Banyak orang lantas bertanya-tanya, apa yang menjadi rahasia kecepatan Bolt di lintasan? Adakah kiat khusus dari pria berusia 34 tahun ini untuk bisa melesat di trek lari?
Namun, jawabannya sungguh di luar dugaan. Rahasia Lightning Bolt, julukannya, tak terkalahkan di lintasan adalah ketela!
Ketela, rahasia kekuatan orang Jamaika
Semua bermula dari jawaban ayah Bolt saat putranya memecahkan rekor dunia lari putra di Olimpiade Beijing 2008.
Kala itu Wellesley Bolt mengungkap kepada para wartawan bahwa rahasia kehebatan putranya adalah karena makan ketela.
Entah bercanda atau tidak, ketela memang menjadi makanan sehari-hari masyarakat Jamaika. Tanaman yang termasuk dalam umbi-umbian ini pun tumbuh subur di seantero pulau.
Khasiat ketela pun sudah sejak lama ditemukan oleh orang Jamaika. Tanaman asli Afrika ini dianggap sebagai obat manjur untuk kram otot, reumatik, hingga mencegah diabetes.
Tanah di Jamaika pun istimewa, dengan kandungan aluminium yang cukup tinggi. Inilah yang kemudian merangsang otot kaki orang Jamaika untuk bisa lari lebih cepat.
Inilah yang seringkali disebut speed gene alias gen kecepatan yang membuat orang Jamaika unggul di olahraga lari.
Didukung percepatan program kesehatan
Layaknya negara berkembang lainnya, tingkat kesehatan di Jamaika cukup rendah. Terlebih di tahun 1920-an, ketika penyakit semacam malaria, dan TBC merajalela.
Di awal dekade 1930-an, datanglah seorang perwakilan Rockefeller Foundation, Benjamin Washburn, untuk memperbaiki kondisi kesehatan di Jamaika.
Pendekatan yang digunakan Washburn cukup berbeda. Alih-alih membangun sanatorium, dia mempopulerkan metode karantina di rumah, yang lebih menghemat biaya.
Dampak dari perbaikan kesehatan ini terasa di generasi-generasi selanjutnya. Generasi Bolt, yang lahir di tahun 1980-an, termasuk salah satunya.
Bolt dan anak-anak seumurannya tak lagi dijangkiti berbagai macam penyakit yang pernah menyerang leluhur mereka. Kondisi fisik mereka pun jauh lebih bagus.
Program percepatan kesehatan juga membuat anak-anak Jamaika memiliki perhatian pada kebugaran sedari kecil. Mereka terbiasa melakukan olahraga, termasuk lari, yang merupakan olahraga paling murah dan mudah.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita Usain Bolt lainnya:
Usain Bolt Sesumbar Rekornya Tetap Aman di Olimpiade Tokyo 2020
Usain Bolt Umumkan Kelahiran Anak Kembarnya di Hari Ayah Internasional