- Omid Nazari mengungkapkan perbedaan sepak bola di Indonesia dan Filipina.
- Di Indonesia, suporter jauh lebih fanatik namun terkadang melewati batas.
- Omid Nazari pernah menjadi korban pelemparan oknum suporter saat awal-awal bergabung dengan Persib Bandung.
SKOR.id - Gelandang Persib Bandung, Omid Nazari, mengungkapkan kultur sepak bola Indonesia kepada media Swedia.
Omid Nazari menjalani wawancara dengan media Swedia, Aftonbladet.se, pada Minggu (19/4/2020).
Dalam kesempatan itu Omid Nazari menceritakan perjalanan kariernya sejak bermain di Liga Swedia hingga kini berlabuh ke Indonesia.
Berita Persib Lainnya: Pelatih Persib Dukung Wacana Liga 1 2020 Dilanjutkan Tanpa Penonton
Omid juga menceritakan latar belakang di balim keputusannya menerima pinangan Persib Bandung pada pertengahan musim lalu.
Kala itu, Omid datang ke Persib dari tim Filipina, Ceres Negros. Omid bersama Nick Kuipers dan Kevin van Kippersluis menggantikan tiga pemain asing yang dicoret manajemen Persib.
Setibanya di Indonesia, Omid takjub dengan sambutan yang ia terima dari suporter Persib Bandung.
"Jika Anda membandingkan sepak bola Indonesia dan Filipina, perbedaan sangat mencolok," ujar Omid kepada Aftonbladet.
"Saat orang Filipina tak terlalu peduli sepak bola, di Indonesia semua orang sangat antusias. Kami biasanya bermain di hadapan 30-40 ribu penonton saat pertandingan, suporter sangat fanatik," kata pemain Filipina berdarah Swedia itu.
Meski demikian, fanatisme suporter itu terkadang ditunjukkan dengan cara yang berlebihan.
Omid merasakan sendiri buktinya. Ia menjadi korban pelemparan oknum tak dikenal setelah laga Persib kontra Tira Persikabo di Stadion Pakansari, Bogor, pada 14 September 2019.
Bus yang ditumpangi rombongan Persib dilempari batu hingga mengakibatkan kaca bus pecah dan beberapa pemain terluka, termasuk Omid.
"Suatu hari seseorang melempar kepala saya dengan batu. Itu terjadi saat kami keluar dari stadion setelah pertandingan," katanya.
"Beruntung saya masih dapat melihat setelah kejadian itu. Tapi saya harus mendapat sembilan jahitan di kening. Sampai sekarang pun bekas lukanya belum hilang. Saya baru datang ke Indonesia saat insiden itu terjadi, mungkin itu adalah laga kedua saya," pemain 28 tahun tersebut melanjutkan.
Selain Omid, Febri Hariyadi juga menjadi korban. Pelipisnya robek sehingga perlu dijahit.
Pengalaman buruk tersebut tak membuat Omid Nazari menyesal memilih Persib.
Mantan pemain FF Malmo itu senang bisa bergabung dengan Persib yang menjadi salah satu tim terbesar di Indonesia.
Berita Persib Lainnya: Belum Ada Pelatih Asing Sukses Beri Gelar Juara untuk Persib
Di media sosial bahkan Persib masuk ke dalam 25 tim dengan followers terbanyak sedunia.
Hal itu yang membuat Omid tergerak membela Persib meski di kampung halamannya tak banyak orang tahu tentang Maung Bandung.