- Terlibat kasus doping membuat Rusia harus berganti nama dan atribut menjadi Komite Olimpiade Rusia (ROC) di Olimpiade Tokyo 2020.
- Pada 2014 lalu di Olimpiade Sochi, Rusia diketahui melakukan aksi doping disponsori oleh negara dalam cabang olahraga atletik.
- Saat ini para atlet yang bersaing di bawah nama ROC pada Olimpiade Tokyo 2020 adalah mereka yang telah membuktikan tidak terlibat dalam skandal doping.
SKOR.id - Muncul pertanyaan dari para pencinta olahraga mengenai mengapa tidak terdapat kontingen dengan nama negara Rusia pada Olimpiade Tokyo 2020.
Namun justru terdapat kontingen yang berada di bawah naungan nama Komite Olimpiade Rusia (ROC). Usut punya usut, ternyata itu adalah imbas dari skandal doping yang dilakukan Rusia pada Olimpiade 2014 di Sochi.
Ketika itu, Rusia diketahui melakukan aksi doping disponsori oleh negara dalam cabang olahraga atletik.
Akibat kasus tersebut, kontingen Rusia tidak boleh memakai nama dan atribut Rusia, tetapi diganti nama dan atribut Komite Olimpiade Rusia (ROC).
Meskipun demikian, atlet-atlet asal Rusia masih mendapatkan izin untuk tampil pada ajang Olimpiade Tokyo 2020, tetapi dengan membawa bendera ROC.
Akibat kasus itu, Rusia pun sudah dilarang ikut serta berkompetisi sebagai negara dalam cabang olahraga atletik sejak 2015.
Atlet Rusia kemudian juga dilarang berkompetisi di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang.
Terkait hal tersebut, Rusia sempat membantah terlibat dalam skema doping yang disponsori negara. Kemudian mereka mengajukan banding atas larangan empat tahun pertama mulai 2019.
Semua pelarangan yang dijatuhkan kepada Rusia ini merupakan bentuk sanksi yang diberikan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Sanksi tersebut muncul setelah adanya ketetapan dari Sidang Arbitrase Olahraga Dunia akibat intervensi Pemerintah Rusia atas pengujian doping yang dilakukan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Namun, Badan Anti-Doping Rusia dinyatakan tidak patuh karena memanipulasi data laboratorium yang diserahkan kepada penyelidik pada Januari 2019.
Pemerintah Rusia dianggap merusak data laboratorium dengan memasukkan bukti palsu dan menghapus file-file terkait tes doping positif yang bisa membantu mengidentifikasi kecurangan doping.
Rusia akan dilarang mengikuti setiap acara kejuaraan dunia yang diselenggarakan oleh penandatanganan WADA hingga sanksi berakhir pada 16 Desember 2022.
Saat ini, yang menjadi catatan penting bahwa para atlet yang bertanding di bawah nama ROC pada Olimpiade Tokyo 2020 adalah mereka yang telah mampu membuktikan bahwa tidak terlibat dalam skandal doping.
Sementara ini, ROC berada di posisi keempat pada perolehan medali Olimpiade Tokyo 2020.
Sejauh ini mereka berhasil mengumpulkan empat emas, lima perak, dan tiga perunggu.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Ketua NOC Indonesia: Surfing Berpotensi Jadi Olahraga Andalan Indonesia https://t.co/nm0EmyZSw0— SKOR.id (@skorindonesia) July 26, 2021
Baca Juga Berita Olimpiade Lainnya: