- PPK-GBK siap menyambut berbagai event yang akan digelar di GBK.
- Beberapa ajang yang akan digelar pada 2022-2023, di antaranya Piala Asia FIBA 2021, Piala Dunia U-20 2023, dan Piala Dunia Basket 2023.
- Dirut PPK-GBK, Rakhmadi Afif Kusumo, mengemban visi mewujudkan GBK sebagai kompleks olahraga terbaik dunia.
SKOR.id - Berbeda dengan sebelumnya, Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK-GBK) kini dipimpin oleh anak muda.
Terhitung sejak Januari 2021, Rakhmadi Afif Kusumo resmi menggantikan Winarto sebagai Direktur Utama (Dirut) PPK-GBK.
Sebagai informasi, Rakhmadi Afif Kusumo berusia 35 tahun. Dan, beberapa inovasi sudah dijalankan olehnya sejak menjabat.
Misalnya, memaksimalkan peran media sosial sebagai upaya untuk meningkatkan antusiasme masyarakat berolahraga di GBK.
Skor.id berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Adi, sapaan Rakhmadi Afif Kusumo, Senin (16/8/2021).
Suami dari presenter dan model Astrid Satwika tersebut bercerita soal visi GBK menjadi kompleks olahraga terbaik di dunia.
Berikut kutipan wawancara Skor.id dengan Dirut PPK-GBK, Rakhmadi Afif Kusumo, di Royal Box Stadion Utama GBK:
GBK mengalami perubahan besar pada 2018 karena jadi kawasan utama untuk penyelenggaraan Asian Games 2018...
PPK-GBK terakhir melakukan renovasi besar pada 2018, ada 34 venue yang kami renovasi dan enam cagar budaya yang dijaga dengan baik.
Belakangan ini kami belum melakukan renovasi besar lagi. Tapi, kami sudah menjaga dengan baik apa yang sudah dilakukan oleh direksi lama.
Mungkin belum banyak masyarakat yang tahu kalau pengelolaan GBK berada di bawah Kemensetneg, bisa dijelaskan?
Sebenarnya, PPK-GBK merupakan satuan kerja di bawah Kemensetneg. Selain GBK, kawasan Kemayoran dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) juga di bawah Setneg.
PPK-GBK dibentuk menjadi sebuah badan layanan umum (BLU). Kami punya tugas dari Kemensetneg untuk melakukan layanan umum ke masyarakat.
Layanan itu berupa fasilitas olahraga untuk masyarakat. Kawasan ini tak hanya untuk olahraga tapi juga (urusan) komersial dan pemerintahan.
Kantor Kemendikbudristek dan Kemenpora juga masih dalam kawasan yang dikelola oleh PPK-GBK.
GBK sering ditutup karena pandemi Covid-19, baik itu PSBB maupun PPKM. Bagaimana menjaga antusiasme masyarakat untuk tetap berolahraga di GBK saat PPKM dilonggarkan?
Memang banyak masyarakat yang mungkin menyayangkan penutupan GBK karena aturan PPKM (oleh Pemerintah).
Banyak sekali komunitas maupun individu yang menjadikan GBK tempat beraktivitas. Rasanya, kalau tidak ke GBK ya tidak berolahraga.
Menjaga antusiasme di tengah kondisi seperti ini memang tak mudah. Tapi, kami memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Kami berharap, dengan media sosial, antusiasme masyarakat dalam berolahraga tetap terjaga.
Menurut Anda, seberapa disiplin masyarakat saat menggunakan kawasan GBK untuk berolahraga?
Jujur, saya senang karena rasa memiliki masyarakat terhadap GBK sangat besar.
Bahkan, saat melihat ada sampah, mereka dengan cekatan mengambil dan membuangnya ke tempat sampah.
Pada 2023, Indonesia akan jadi tuan rumah Piala Dunia Basket. Kabarnya, akan dibuat venue baru...
Kalau untuk Piala Dunia Basket, tunggu tanggal mainnya. Soal rencana pembangunan venue baru masih kami godok bersama Perbasi, Kemenpora, dan KemenPUPR.
Saya berharap dukungan masyarakat, khususnya penggemar basket. Jika venue baru jadi dibangun, tentu tak hanya untuk basket.
Tapi, sifatnya indoor multifunction, jadi bisa digunakan untuk cabor yang lain juga.
SUGBK jadi kandidat terkuat pembukaan Liga 1, bagaimana persiapannya?
Untuk Liga 1, jelas kami siap. Bisa dilihat bagaimana kesiapan kami (saat kunjungan Skor.id, rumput SUGBK sedang dipotong dengan mesin pemotong rumput).
Saat ini, kami terus kontak erat dengan PSSI dan PT LIB. Kami berharap pembukaan Liga 1 bisa digelar di SUGBK.
Keunggulan apa yang hendak ditonjolkan PPK-GBK agar GBK bisa jadi tujuan wisata olahraga di ASEAN, bahkan dunia?
Intinya, cita-cita kami sesuai dengan visi PPK-GBK, menjadikan GBK sebagai sports complex terbaik di dunia.
Memang tidak mudah karena berbagai negara berkompetisi juga memperbagus kompleks olahraga mereka.
Yang jelas, hasil renovasi kami saat Asian Games, bagus. Dan dengan terus menjaga kualitas, insyaallah, suatu saat kita bisa jadi tuan rumah Olimpiade.
Banyak venue berstandar internasional di GBK. Kira-kira, mana yang paling sulit perawatannya dan memakan banyak biaya?
Venue akuatik harus diakui jadi tempat yang memakan biaya paling banyak sebab perawatannya memang tidak mudah. Suhu air dan tingkat keasaman (PH) air harus dijaga dengan baik.
Follow dan subscribe akun media sosial Skor.id di Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, TikTok, dan Helo.
GIVEAWAY JERSI J.LEAGUE!
Skor Indonesia bekerja sama dengan @J_League_En memberikan kesempatan bagi fans Liga Jepang untuk mendapatkan jersi ikonik dari tim-tim di J.League!
Caranya mudah ???? pic.twitter.com/vB1u1ZfvvK— SKOR.id (@skorindonesia) August 8, 2021
Baca Juga Berita GBK Lainnya:
Aset Negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Ajak Masyarakat Jaga GBK
SUGBK dan Stadion Pakansari Disiapkan Jadi Venue Laga Pembuka Liga 1 2021-2022