- Juan Manuel Marquez, juara dunia di empat kelas berbeda, IBF/WBA Featherweight.
- Pada 4 Agustus 2017 mengumumkan pengunduran dirinya dari hingar-bingar tinju pro.
- Marquez yang sudah 21 tahun berkiprah di ring profesional, juga merancang laga perpisahan.
SKOR.id - Manusia boleh punya rencana, tapi Tuhan pula yang menentukan. Pepatah lama ini tepat sekali bagi Juan Manuel Marquez, juara dunia di empat kelas berbeda, IBF/WBA Featherweight (2003-07), WBC Super Featherweight (2007-09), WBA Lightweight (2009-12), dan WBO Junior welterweight 2012).
Seperti banyak petinju besar yang pensiun lewat satu pertarungan perpisahan, Marquez yang sudah 21 tahun berkiprah di ring profesional, juga merancangnya. Tahun 2016 dan Miguel Cotto (Puerto Rico) waktu dan lawan yang telah ditentukan.
Namun sayang, laga yang diprediksi akan sangat luar biasa itu, batal. Kendala utama adalah kelas yang akan mereka pilih, berbeda. Cotto ingin main di 155 pon atau 69,8 kg alias Super welter wright/ Light middleweihht, sementara Marquez bertahan di 147 atau 66,6 kg alias kelas welter. Rancangan awal, batal.
Lalu Marquez memilih tempat Toluca, Meksiko dengan lawan akan ditentukan kemudian. Waktu yang dipilih, 24 Juni, kemudian diundur ke 19 Agustus 2017. Sekali lagi, batal. Di tanggal itu, semua tempat sudah terisi.
Padahal Marquez sudah berjibaku di Gym Omanza. Semua program telah disesuaikan untuk laga perpisahan.
"Aku berkeinginan partai perpisahan itu menjadi partai terbaik dan akan menjadi kenangan indah," tutur petinju kelahiran 23 Agustus 1973 di Iztacalco, Mexico City, Meksiko.
Pada 4 Agustus 2017, tanpa ada yang tahu, kecuali dirinya sendiri, Dynamita (Dinamit) julukannya, mengumumkan pengunduran dirinya dari hingar-bingar tinju pro.
Marquez yang selama 21 tahun berkarir di tinju pro, mundur dengan rekor: 64 kali bertarung, 54 menang, 40 menang KO/TKO, 7 kali kalah, dan 1 kali draw. Bintang Ring Tinnu Meksiko yang berbinar di dunia itu, empat kali juara dunia.
Laga paling sensasionalnya adalah saat Marquez melakukan Tetralogi (bertarung empat kali) dengan Manny Pacquiao. Dua kali kalah, sekali draw dan sekali menang. Nah, di laga ke-4 itulah sensasi yang sesungguhnya terjadi.
Laga dipentaskan di MGM Grand Garden, Arena, Las Vegas, Nevada, Amerika, 12 November 2011. Marquez merobohkan Pacquiao di ronde ke-6 dengan luar biasa. Sang juara dunia di delapan kelas berbeda dari Filipina itu bak pohon pisang yang ditebang, ambruk, bruuuuk!
"Saya ingin melambaikan perpisahan dari atas ring. Ingin melewati dengan laga indah...," katanya dengan wajah sedih.
"Tapi, saya harus mendengar jeritan tubuh saya. Dia (tubuh saya) telah meminta saya untuk berhenti sekarang!" katanya lagi.
Ya, banyak sekali manusia yang antara jiwa dan tubuhnya tidak pernah sejalan. Jiwa yang tersesat (emosi dan ego) selalu menomorsatukan tampilan luar, maka apa saja diburunya.
Sementara tubuh sering dieksplotasi sedemikian rupa hingga melebihi kapasitas dan kekuatan. Hasilnya pasti penyakit yang tak bisa disembuhkan.
vs Diaz
Sementara ity, Marquez bertemu dengan Juan Diaz untuk pertama kali, di Toyota Center, Houston, Texas, USA, (28/2/2009) untuk memperebutkan gelar WBA/WBO Suoer Featherweight yang lowong. Hasilnya Marquez menang TKO-9.
Laga kedua terjadi setahun kemudian, tepatnya di Mandalay Bay Events Center, Paradise, Las Vegas, Nevada (31/7/2010). Marquez kembali menang sekali ini dengan angka mutlak 117-111, 116-112, dan 118-110.
Marquez adalah salah satu bintang Meksiko yang sinarnya cukup menyilaukan lawan. Ya, Meksiko memang melahirkan banyak sinar yang luar biasa terangnya.*
Penulis: M. Nigara
Wartawan Tinju Senior, Penasehat PWI Pusat, Anggota SIWO Lintas-Generasi, Anggota AIPS, INA 0076/1.
Baca Juga Berita Tinju Lainnya:
Mengintip Glamor Pesta Ultah Floyd Mayweather Bertabur Bintang
Jatah Petinju Indonesia di SEA Games 2021 Dipangkas, Pelatih Merasa Makan Buah Simalakama
KOLOM: Menakar Kemampuan Hammer Merobohkan The Towering Inferno dalam Perebutan Gelar WBC