Jorge Lorenzo Ungkap Penyebab Kekalahan Pahit dari The Doctor pada 2009

Muhamad Fadli Ramadan

Editor:

  • Jorge Lorenzo kenang persaingan sengit dengan Valentino Rossi di GP Katalunya 2009.
  • Ia ungkap penyebab kekalahan pahit dari sang rival pada perlombaan tersebut.
  • Jorge Lorenzo mengakui kemampuan dan kualitas Valentino Rossi dalam hal pengereman.

SKOR.id – Jorge Lorenzo mengenang penyesalan terbesar saat kalah dari mantan rekan setimnya, Valentino Rossi, di Sirkuit Barcelona, Katalunya, karena terlalu keras kepala.

Grand Prix (GP) Katalunya 2009, memang vital bagi Lorenzo dan Rossi karena menentukan peraih gelar juara dunia. Kala itu mereka tergabung dalam tim FIAT Yamaha.

Balapan di Sirkuit Barcelona merupakan seri keenam MotoGP musim tersebut dan berlangsung pada 14 Juni 2009.

Valentino Rossi yang berhasil memenangkan perlombaan menggeser Jorge Lorenzo dari puncak klasemen, meski keduanya sama-sama mengoleksi 106 poin.

Pada akhir musim, The Doctor, julukan Valentino Rossi, sukses keluar sebagai juara dunia setelah mengumpulkan 306 poin, unggul 45 angka dari Jorge Lorenzo di urutan kedua.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Sekjen IMI: MotoGP Mandalika Masih Sesuai Jadwal

Pengalaman pahit tersebut membekas kuat bagi Lorenzo. Rider asal Spanyol ini mengatakan saat itu dirinya masih sangat muda dan minim pengalaman.

Seperti diketahui, 2009 merupakan musim kedua Jorge Lorenzo di kelas MotoGP. Ia juga mengaku terlalu percaya diri dalam GP Katalunya tahun itu.

Lorenzo merasa The Doctor tidak akan mampu menyalip di tikungan terakhir Sirkuit Barcelona setelah berhasil menahannya sepanjang lomba.

“Pada satu sisi saya tak menduga pergerakan itu, tapi di sisi lain menyadarinya. Saya agak keras kepala untuk tidak menutup ruang,” kata Lorenzo seperti dikutip dari crash.net.

“Saya sedikit takut untuk menutup celah dan mengubah jalur balap yang biasanya dilakukan di semua perlombaan. Vale (Rossi) mengambil keuntungan dari itu,” lanjutnya.

Jorge Lorenzo mengungkapkan sejak saat itu dirinya belajar banyak dari Valentino Rossi. Ia juga mengingat bahwa The Doctor pernah melakukan hal serupa di masa lalu.

“Jika Anda ingat, sebelumnya Vale melakukan pergerakan yang sama kepada Casey Stoner. Jadi dia tahu apa yang harus dilakukan dalam posisi itu menghadapi saya,” ujar Lorenzo.

Salah satu pelajaran penting yang didapatkan Jorge Lorenzo dari Rossi adalah momen pengereman. Itu membantunya saat memperkuat Ducati pada 2017-2018.

“Pada saat itu, saya berumur 22 tahun dan tak punya pengalaman seperti saat ini. Vale berusia kurang-lebih 30 tahun dengan segudang pengalaman,” kata Lorenzo.

“Bisa dikatakan dia selalu lebih baik daripada saya dalam hal pengereman lambat dalam keadaan normal,” ia menambahkan.

Baca Juga: Masa Depan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo Dijelaskan Detail

Kemampuan Valentino Rossi dalam melakukan pengereman lambat memang menjadi senjata utama ketika akan menyalip di keadaan krusial.

“Vale memiliki kemampuan dan kualitas yang lebih baik dalam hal pengereman daripada saya, dan dia mengambil keuntungan dari itu,” Lorenzo menjelaskan.

Sejak perselisihan antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di Yamaha pada 2010, membuat keduanya tidak ingin menjadi rekan setim.

Kali ini keduanya kembali bereuni di Yamaha, namun Rossi menjadi pembalap utama dan Lorenzo sebagai rider penguji. Kini keduanya lebih akur dan saling memberikan masukan.

Source: Crash

RELATED STORIES

Jorge Lorenzo Beberkan Alasan Valentino Rossi Belum Mau Pensiun dari MotoGP

Jorge Lorenzo Beberkan Alasan Valentino Rossi Belum Mau Pensiun dari MotoGP

Meski masa depan Valentino Rossi masih teka-teki, Jorge Lorenzo yakin mantan rekannya itu tak akan mundur dari MotoGP dalam waktu dekat.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

hajime moriyasu jepang

AQUA X TIMNAS INDONESIA

Hadapi Timnas Indonesia, Hajime Moriyasu Soroti Kemampuan Jay Idzes

Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, menyebut Jay Idzes adalah inti dari permainan Timnas Indonesia.

Rais Adnan | 09 Jun, 10:08

Timnas putri Indonesia.

Timnas Indonesia

Hasil Drawing Piala AFF Wanita 2025: Timnas Putri Indonesia Segrup Thailand dan Vietnam

Piala AFF Wanita 2025 atau ASEAN Women's Championship 2025 akan berlangsung di Vietnam pada 6-19 Agustus 2025.

Taufani Rahmanda | 09 Jun, 09:41

RRQ(Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

RRQ Gelar Watchparty Film Dokumenter EWC, Dua Fans Berangkat ke Riyadh

Sejumlah aktivitas berlangsung salah satunya adalah pemberian dua tiket EWC untuk superfans mereka yang beruntung.

Gangga Basudewa | 09 Jun, 09:39

Logo baru kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2023-2024 terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 09 Jun, 08:51

cover bursa transfer Liga 1.

Liga 1

Update Bursa Transfer Liga 1 Menuju Musim 2025-2026

Aktivitas keluar-masuk pemain dan jajaran pelatih tim 18 klub Liga 1 2025-2026 pada awal musim, yang diperbaharui berkala.

Taufani Rahmanda | 09 Jun, 08:51

Sabar Karyaman/Moh Reza Pahlevi

Badminton

Runner up Indonesia Open 2025, Sabar/Reza dan Tim Pelatih Diguyur Bonus

Waroeng Steak and Shake, Jody Brotosuseno memberikan apresiasi kepada Sabar/Reza, Hendra Setiawan, dan Yansen Alpine.

Sumargo Pangestu | 09 Jun, 08:44

Dewa United FC

National

Dewa United Langsung Lolos Fase Grup AFC Challenge League 2025-2026

Dewa United dipastikan tidak perlu memulai perjalanan mereka di ACGL 2025-2026 melalui babak play-off.

Rais Adnan | 09 Jun, 07:48

motogp 2025

MotoGP

MotoGP 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen MotoGP 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya musim.

Teguh Kurniawan | 09 Jun, 07:28

Klub Filipina, Manila Digger FC. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Mengenal Manila Digger FC, Lawan Persib di Play-Off AFC Champions League 2 2025-2026

Persib dipastikan berjumpa dengan wakil Filipina, Manila Digger FC, pada babak play-off ACL 2 2025-2026.

Rais Adnan | 09 Jun, 06:44

Pemain timnas Italia, Gianluca Mancini, Nicolo Barella, dan Riccardo Orsolini, dan pelatih Luciano Spalletti. (M. Yusuf/Skor.id).

World

Hampir 2 Tahun Bersama, Luciano Spalletti dan Timnas Italia Resmi Berpisah

Luciano Spalletti, resmi mengumumkan perpisahan dengan Timnas Italia jelang hadapi Moldova.

Pradipta Indra Kumara | 09 Jun, 06:00

Load More Articles