- Tira Persikabo ingin fee dari hak siar kompetisi sebanyak empat kali lipat.
- Hal itu digaungkan Tira Persikabo jika kompetisi musim 2020 dijalankan lagi.
- Saat ini, Tira Persikabo dan klub-klub Liga 1 2020 berhenti beraktivitas secara bersama karena pandemi Covid-19.
SKOR.id - PS Tira Persikabo meminta Liga 1 2020 dihentikan. Tetapi jika harus dipaksakan dilanjutkandan tanpa penonto mereka meminta subsidi hak siar dinaikkan hingga empat kali lipat.
Demikian ditegaskan Direktur Pengembangan Bisnis Tira Persikabo, Rhendie Arindra kepada Skor.id, Kamis (28/5/2020).
Dia mengungkapkan, hasil rapat antara PSSI dan 18 klub Liga 1 2020 secara virtual tengah pekan ini.
"Rapat berlangsung adem-adem saja, karena intinya meminta usulan dan masukan dari klub terkait kelanjutan kompetisi," kata Rhendie.
Menurut Rhendie, sebagian besar klub ingin kompetisi disetop, termasuk Tira Persikabo yang meminta kompetisi 2020 dihentikan saja.
Jika ada opsi kompetisi digulir setengah putaran atau dilanjutkan musim depan. PS Tira tetap memilih kompetisi digelar tahun depan.
"Kalau dipaksakan harus bergulir tahun ini dan tanpa penonton, maka salah satu yang kami usulkan agar subsidi bagi hasil dari hak siar ditingkatkan tiga sampai empat kali lipat," ujar Rhendie.
"Kompetisi di Jerman kan seperti itu, tanpa penonton tetapi hak siar meningkat, maka samakan saja," tuturnya.
Jika hanya bergulir tapi tanpa penonton, maka pihaknya tidak setuju. Karena, itu akan menguras finansial klub mulai dari biaya pertandingan, sewa stadion, gaji pemain, dan hal lain.
"Karena kalau kompetisi sudah berjalan dan latihan sudah normal, pemain pasti tidak mau digaji 25 persen," ucap Rhendie.
"Gaji mereka harus full (penuh). Sementara itu, klub tidak dapat income apa-apa. Salah satu harapan income adalah dari hak siar televisi," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan adanya wabah corona dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah, secara otomatis masyarakat berada di rumah saja.
Mereka pun tak bisa ke stadion menyaksikan langsung dan banyak menonton televisi.
"Kalaupun tidak bisa dibagi rata, ya pay per view saja. Itu opsi kalau memang kompetisi lanjut tanpa penonton," tutur Rhendie.