- Jerman sedang dalam pembicaraan untuk mengisi slot Inggris di F1 2020.
- Pengelola Sirkuit Hockenheim, Jorn Teske, bahkan ingin Jerman tetap ikut serta di F1 2020 tanpa menghiraukan nasib GP Inggris.
- Jorn Teske mengaku sirkuitnya butuh pemasukan dan F1 adalah salah satu kuncinya.
SKOR.id - Nasib GP Inggris 2020 tampaknya masih tak menentu setelah pemerintah Inggris mewajibkan karantina 14 hari kepada warga asing yang baru tiba ke negaranya.
Pada satu sisi, aturan berguna untuk menekan persebaran Covid-19 di Inggris. Namun, itu juga memakan terlalu banyak waktu bagi Formula 1 (F1) 2020 yang ingin segera bergulir.
Melihat kondisi tersebut, pengelola Sirkuit Hockenheim, Jerman, mengajukan diri sebagai salah satu tuan rumah F1 2020 dan bisa menggantikan posisi Inggris.
Berita F1 Lainnya: Sirkuit Silverstone Resmi Gelar Dua Seri F1 2020
Jorn Teske, pengelola Sirkuit Hockenheim, tengah berdiskusi dengan Liberty Media selaku pemegang mayoritas hak komersial F1 mengenai kemungkinan tersebut.
"Benar. Kami sedang dalam negosiasi dengan Formula 1. Kami masih ngobrol ringan membahas hal tersebut," ujar Jorn Teske kepada Motorsport.com.
"Kami tengah negosiasi dengan beberapa kondisi sebagai pertimbangan, seperti izin, kondisi penyebaran virus, kondisi lintasan, dan tentu saja kondisi ekonomi."
Secara umum, Jerman bertekad untuk ikut serta dalam perhelatan F1 2020 dan tak menghiraukan nasib GP Inggris.
"Jika keputusan politik menjadi pertimbangan aturan karantina di Inggris, maka itu akan berdampak pada jadwal balapan di Eropa termasuk kami," kata Jorn Teske.
"Namun, bukan berarti bahwa kami akan otomatis batal ikut balapan jika GP Inggris turut serta," ia menerangkan.
Menurut Teske, kehadiran F1 di Jerman tahun ini akan menjadi salah satu pemantik perekonomian mereka yang sempat anjlok akibat nirbalapan selama berbulan-bulan.
Wabah Covid-19 membuat aktivitas di Sirkuit Hockenheim lumpuh total sehingga pemasukan ke pengelola pun seret.
Baca Juga: F1 GP Inggris 2020 Terancam Batal karena Aturan Karantina
"Dalam kondisi seperti ini, kami harus dapat uang. Tidak boleh tidak. Kami tak bisa menjalankan sirkuit selama berbulan-bulan dan tak bisa menggelar balapan di sini," katanya.
"Jadi, jika F1 bisa diselenggarakan di sini, tentu kami akan mendapatkan omset minimal yang cukup masuk akal."
Teske menambahkan, jika masih ada kemungkinan adanya perubahan susunan kalender F1 2020 karena aturan pemerintah setempat terkait pengendalian virus Covid-19.
"Topik tentang corona dengan berbagai regulasi yang berlaku akan membuat kondisi sangat fluktuatif. Apa yang diputuskan hari ini bisa jadi besok sudah kadaluarsa," kata Teske.
Semula, Sirkuit Silverstone, Inggris, telah dikonfirmasi untuk mengadakan dua balapan F1 2020 pada 24-26 Juli dan 31 Juli-2 Agustus.
Namun, pada Selasa (19/5/2020), pemerintah Inggris mengeluarkan aturan karantina 14 hari bagi pendatang yang membuat GP Inggris terancam mundur dari kalender F1 2020.
Baca Juga: Bos Red Bull Tutup Kemungkinan Sebastian Vettel Gabung Timnya
Sebenarnya, pihak F1 telah menyiapkan beberapa opsi agar Inggris tetap bisa menggelar balapan.
Salah satu opsi yang ditempuh adalah mengganti jadwal balapan ke negara lain terlebih dulu sebelum nantinya kembali ke Inggris seusai aturan karantina dicabut.
Opsi pindah negara inilah yang kemudian membuat Jerman, yang awalnya absen dari F1 2020, ingin ambil bagian dalam balapan tahun ini.