- Komite Olimpiade Jepang menyiapkan terobosan guna melindungi para atlet dari serangan ujaran kebencian.
- Mereka berencana membentuk tim khusus untuk berpatroli di akun media sosial para atlet.
- Langkah ini diambil karena belakangan jumlah atlet yang dirugikan akibat komentar negatif warganet terus bertambah.
SKOR.id - Komite Olimpiade Jepang (Japan Olympic Commitee/JOC) menyiapkan terobosan baru untuk mendukung pelaksanaan ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Sebuah tim khusus bakal dibentuk guna berpatroli di akun media sosial para atlet dan melindungi mereka dari kemungkinan komentar ujaran kebencian.
Tim ini direncanakan bakal beroperasi sepanjang Olimpiade Tokyo 2020 sehingga diharapkan tidak ada kasus ujaran kebencian yang terjadi sepanjang hajatan berlangsung.
Jika rencana tersebut benar-benar berjalan, ini akan menjadi kali pertama JOC membentuk divisi siber guna melindungi atlet Negeri Matahari Terbit.
Sudah menjadi rahasia umum pesan bernada kebencian dan fitnah yang menargetkan individu di media sosial menjadi ancaman para atlet belakangan ini.
Seperti negara lain, Jepang juga mengalami banyak kerugikan akibat banyaknya komentar negatif yang ditujukan kepada para atlet.
Tahun lalu, pegulat profesional perempuan Jepang, Hana Kimura, ditemukan bunuh diri di apartemennya setelah menjadi sasaran cyber-bullying.
Bukan hanya Hana Kimura, Rikako Ikee yang dalam beberapa waktu terakhir berjuang melawan leukemia juga mengalami hal yang sama.
Atlet renang andalan Jepang tersebut mengaku menerima banyak pesan di akun media sosialnya yang menyuruhnya mundur dari olimpiade.
"Sangat menyakitkan bagi seorang atlet untuk terkena ini (semacam pesan anti-olimpiade)," tulis Ikee di Twitter.
Akhir-akhir ini, pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 juga mendapat kecaman dari banyak pihak karena nekat menggelar hajatan besar di tengah pandemi Covid-19.
Beberapa ahli medis secara terbuka mengkritik keputusan itu dengan mengatakan bahwa pertandingan dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.
Akibatnya, banyak atlet menerima hujatan karena memilih untuk bertanding di olimpiade.
Presiden JOC, Yasuhiro Yamashita, bahkan sampai meminta warga Jepang untuk tidak melakukan tindakan tersebut.
Pada Olimpiade 2020 nanti, JOC berencana mengirim 580 atlet. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan Jepang di ajang empat tahunan itu.
Sayang, keseriusan JOC berbanding terbalik dengan antusiasme masyarakat Jepang.
Dalam jajak pendapat nasional terbaru, ditemukan bahwa 86 persen warga Jepang masih khawatir dengan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita olimpiade lainnya:
Erick Thohir: Kesempatan Indonesia Menjadi Tuan Rumah Olimpiade 2032 Masih Ada
Beda Jumlah Atlet, Indonesia dan Malaysia Ternyata Punya Kesamaan Ini di Olimpiade Tokyo
Terus Dibandingkan dengan Legenda, Lee Zii Jia Fokus Kejar Medali di Olimpiade Tokyo