- Andrea Dovizioso menyebut seorang pembalap tak boleh merasa bintang di paddock.
- Pembalap asal Italia itu senang pendapatnya didebat orang lain demi mencari solusi terbaik.
- Andrea Dovizioso bisa melihat siapa yang bekerja sepenuh hati atau tidak untuknya.
SKOR.id – Andrea Dovizioso (Ducati) menceritakan perjalanannya menjadi pembalap hingga konsisten dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP.
Sebagai informasi, Andrea Dovizioso sudah tiga kali menjadi runner-up di klasemen akhir. Tepatnya pada MotoGP 2017, 2018, dan 2019.
Sejak naik ke kelas tertinggi pada 2008, pembalap asal Italia itu telah melewati banyak momen sulit demi menjadi pembalap yang diperhitungkan.
Andrea Dovizioso melewati 10 tahun untuk bisa konsisten di barisan depan. Pembalap tak boleh merasa dirinya bintang dan bersikap semaunya di paddock.
Seorang pembalap harus duduk sama rata dengan para teknisi, tanpa terkecuali. Pasalnya, orang-orang di dalam tim berperan besar dalam karier pembalap.
Anda tak akan berhasil jika menempatkan diri di atas tim. Anda harus berbicara dengan orang-orang di sekitar," kata Dovi, sapaan Andrea Dovizioso.
"Jika tidak (bersikap) seperti itu (rendah hati), maka tidak akan ada keputusan bijak yang akan tercapai (di dalam sebuah tim)," ia menambahkan.
Semua orang di dalam tim, manajemen hingga kru, diakui Dovi sangat berperan dalam kariernya di MotoGP. Mereka membantunya membangun motor.
Sikap egois dari seorang pembalap justru akan mempersulit karier yang bersangkutan karena masukan dari orang lain sangat diperlukan.
"Pembalap sendiri yang (nantinya) memutuskan, memahami dan mengelola segala sesuatunya. Pun jika ada masalah (di trek)," ujarnya.
“Sebagai pembalap, kami mengalami banyak tekanan. Harus melewati batas di trek. Jadi, butuh orang lain untuk melihat sisi yang berbeda."
Pria kelahiran Forlimpopoli, Italia itu membocorkan, tak selalu senang jika pendapatnya selalu disetujui. Dovi lebih senang jika ada perdebatan.
"Saat sudah terkenal, mudah untuk jadi 'yes-man'. Tapi, itu tidak akan berhasil dalam jangka panjang. Sangat tidak membantu," ujar Andrea Dovizioso.
"Ini juga tentang kemampuan Anda dalam menilai siapa yang benar-benar membantu dengan setulus hati dan tidak," ia melanjutkan.
Andrea Dovizioso belum memutuskan kelanjutan kariernya di MotoGP. Tapi, sang manajer, Simone Battistella, menyebut peluang terbaik adalah pembalap penguji.
Dan, Suzuki Ecstar menjadi kandidat terkuat tim yang memberi Andrea Dovizioso pekerjaan sebagai pembalap penguji.
Alex Rins mengaku sangat terbuka untuk menyambut Andrea Dovizioso. "Menarik jika kami memiliki Sylvain Guintoli dan Andrea Dovizioso, tim ini sempurna."
Sayang, hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Andrea Dovizioso. Sebaliknya, ia hanya ingin fokus pada sisa balapan musim ini.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
NBA Finals 2019-2020: Masih Cedera, Bam Adebayo Tunggu Kepastian Bisa Tampil atau Tidak https://t.co/nP6dcGP7Ia— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 6, 2020
Berita MotoGP lainnya:
Andrea Dovizioso: Perubahan Kecil Sangat Krusial di MotoGP 2020
Andrea Dovizioso Sebut Persaingan MotoGP Berbeda Tanpa Marc Marquez