SKOR.id – Tim TAG Heuer Porsche merosot ke posisi dua klasemen Formula E 2022-2023 setelah sempat cukup lama di puncak. Mereka bertekad menjadikan Jakarta ePrix sebagai momentum kebangkitan.
Porsche sekarang berada di belakang Envision Racing dalam klasemen tim, tertinggal 13 poin menyusul raihan mengecewakan di Monako ePrix. Namun tim Jerman itu siap menebusnya akhir pekan ini.
Pada Sabtu-Minggu (3-4/6/2023) Formula E musim ini bakal berlanjut dengan Jakarta ePrix yang diplot sebagai double-header, putaran ke-10 dan 11. Porsche ingin merebut lagi puncak klasemen di ibu kota Indonesia.
Tak ada tim yang memenangi balapan Formula E lebih banyak daripada Porsche musim ini. Mereka telah mengoleksi tiga podium utama dalam sembilan race. Pascal Wehrlein menyumbang dua di antaranya.
Namun, pada enam perlombaan terakhir ia bahkan gagal menggapai podium. Sedangkan Porsche belum lagi finis di tiga besar selama empat balapan atau sejak Antonio Felix Da Costa memenangkan Cape Town ePrix, Februari lalu.
Kendati berambisi bangkit, Wehrlein tahu double-header Jakarta ePrix yang bakal berlangsung di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, tidak mudah, termasuk mengatasi cuaca yang sangat panas.
“Ini akan menjadi akhir pekan yang panas dalam segala aspek. Tahun lalu, kami beradaptasi baik dengan kondisi, yang tidak hanya memengaruhi pembalap dan tim, namun juga perlengkapan, khususnya ban,” ujar Wehrlein dilansir dari situs Formula E.
“Setelah Monako (ePrix), kami punya waktu lebih lama mempersiapkan diri menghadapi double-header di Jakarta dan menganalisa apa yang mungkin tidak kami lakukan dengan baik dalam beberapa balapan terakhir. Kini, kami kembali menyerang.”
Pascal Wehrlein sempat memimpin klasemen pembalap Formula E musim ini sejak ronde ketiga, Diriyah ePrix. Sekarang, pemuda Jerman tersebut ada di peringkat kedua, di belakang Nick Cassidy (Envision).
Namun, setelah mencetak poin dalam delapan dari sembilan balapan yang sudah berlangsung sepanjang 2023, Wehrlein tak ambil pusing kehilangan posisi puncak. Masih ada cukup banyak race untuk mengejar gap 20 poin dari Cassidy.
“Monako hanyalah potret di tengah musim yang panjang. Di Formula E, setiap race diperebutkan dengan sengit dan, meski kedengaran sepele, hanya poin klasemen setelah balapan terakhir yang menentukan,” Wehrlein menuturkan.
“Kami memulai musim dengan baik, tetapi tidak mencetak angka bagus dalam beberapa lomba terakhir. Tetap saja, dengan potensi tim dan mobil yang luar biasa, kami masih punya kans. Di Jakarta kami dapat dua kesempatan untuk mengubah keadaan.”