SKOR.id - Sriwijaya FC mengumumkan pelatih baru untuk mengarungi Liga 2 2024-2025. Dia adalah Jafri Sastra.
Juru taktik berdarah Minang itu dipercaya untuk mengangkat performa Laskar Wong Kito, yang musim lalu berjuang di play-off degradasi.
Ya, pada Liga 2 2023-2024, Sriwijaya FC sempat dua kali berganti pelatih, dari Yusup Prasetiyo ke Hendri Susilo, tapi hasilnya tak memuaskan.
Kini, dengan Jafri Sastra, mereka berharap peruntungan yang lebih baik.
"Selamat datang di Bumi Sriwijaya, Coach! Jafri Sastra akan menjadi juru strategi tim Laskar Wong Kito untuk mengarungi kompetisi Liga 2 Indonesia 2024-2025. Ayo kita berjuang bersama dengan rasa bangga!" tulis klub via media sosial, Jumat (5/7/2024)
Jafri Sastra tentu bukan nama asing bagi penggemar sepak bola tanah air.
Dia sudah malang-melintang di dunia kepelatihan sejak 2012 lalu, alias lebih dari satu dekade.
Lahir di Payakumbuh, 23 Mei 1965, Jafri pertama kali mencuat usai membawa Semen Padang FC juara Liga Primer Indonesia dan Community Shield Indonesia pada 2013.
Setelah itu, dia sering berpindah-pindah klub dari berbagai kasta kompetisi.
Termasuk Sriwijaya FC, dia sudah menangani 13 klub berbeda di sepak bola Indonesia.
Terakhir, Jafri Sastra dipercaya oleh Kalteng Putra dan PSKC Cimahi pada Liga 2 2023-2024.
Pengalaman melimpah itu yang membuat Sriwijaya FC yakin memilih Jafri sebagai pelatih kepala mereka untuk musim baru.
Harapannya, juru taktik 59 tahun itu bisa membawa Laskar Wong Kito promosi ke Liga 1.
Adapun persiapan jelang Liga 2 2024-2025 akan dilakukan sesegera mungkin.
Jafri Sastra akan bertemu manajemen klub untuk membicarakan proyek masa depan, termasuk siapa saja pemain yang akan direkrut.
Ini butuh perhitungan matang karena amunisi yang dibawa harus bisa memberi pengaruh signifikan buat tim.
Kilas balik musim lalu, Sriwijaya FC gagal lolos ke babak 12 besar Liga 2 2023-2024 setelah hanya finisi di peringkat keempat Grup 1.
Mereka kemudian bertarung di play-off degradasi, dan selamat setelah memuncaki Grup A tanpa kekalahan dalam enam laga.
Pengalaman tersebut tak mau diulangi karena manajemen Sriwijaya FC ingin tim ini bertarung memperebutkan tiket ke kasta tertinggi, bukan sibuk melawan jerat degradasi.