- Posisi Valentino Rossi di tim pabrikan Yamaha musim depan sudah digantikan Fabio Quartararo.
- Valentino Rossi butuh beberapa lomba untuk menilai dirinya masih kompetitif atau tidak.
- Ia akan kesulitan memilih tim bila MotoGP belum dimulai hingga Juni.
SKOR.id - Valentino Rossi mengakui ditundanya Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 akibat merebaknya virus corona (Covid-19) telah mengacaukan rencana masa depannya.
Pembalap asal Italia, 41 tahun, itu tidak mau memperpanjang kontrak dengan Tim Monster Energy Yamaha MotoGP, awal tahun ini.
Alasannya, juara dunia balap motor sembilan kali tersebut ingin menilai performanya pada tujuh atau delapan lomba awal musim ini.
Baca Juga: Fabio Quartararo Punya Modal untuk Juara MotoGP 2020
Keputusan itu pun membuatnya kehilangan tempat di tim pabrikan Yamaha. Posisinya musim depan bakal digantikan pembalap debutan (rookie) 2019 sensasional, Fabio Quartararo.
Yamaha sudah menjamin akan memberikan motor pabrikan kepada The Doctor, julukan Valentino Rossi, jika dirinya melanjutkan karier di tim satelit, Petronas SRT.
Namun begitu, melihat situasi saat ini, jadwal MotoGP tak kunjung pasti (tentatif) dan sepertinya tidak akan dimulai sebelum Juni. Inilah yang mengganggu Rossi dalam memutuskan masa depannya.
“Kondisi saat ini (lockdown akibat virus corona) sudah mengacaukan rencana saya,” ujar Rossi seperti dikutip Sky Sports. “Kami, pembalap, harus segera tahu kapan bisa turun lagi.”
Penundaan ini, menurut Rossi, sepertinya akan panjang. Pasalnya, ajang sebesar Euro 2020 dan Olimpiade Tokyo 2020 pun terpaksa ditangguhkan akibat wabah virus corona.
“Akan sulit bagi saya jika lomba dimulai sebelum Juli," ucap The Doctor yang saat ini masih menjalani isolasi mandiri di negaranya.
"Tadinya, saya berharap bisa mengambil keputusan (soal tim musim depan) mengacu hasil paruh pertama MotoGP 2020. Tapi kini semua berantakan,” ia menambahkan.
Baca Juga: Hadapi Balapan Virtual MotoGP, Duo Marquez Beda Pendekatan
Rossi adalah juara dunia kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor 7 kali. Sekali ia buat di kelas 500 cc (2001) dan enam lainnya di MotoGP (2002, 2003, 2004, 2005, 2008, 2009).
Tak ada yang menyangsikan pengalamannya turun di 342 lomba kelas utama dengan 89 kemenangan dan 198 finis podium, plus 55 start terdepan (pole position) serta 76 lap tercepat.
Namun, seiring bertambahnya usia, performa Rossi juga menurun. Setelah tiga musim beruntun (2014, 2015, 2016) menjadi runner-up, tiga tahun terakhir ia benar-benar terpuruk.
Posisi akhir terbaiknya hanya ketiga (2017). Musim lalu, Rossi bahkan hanya finis ketujuh di klasemen akhir.
“Karenanya, saya benar-benar butuh beberapa lomba untuk memastikan apakah masih kompetitif atau tidak,” ucap Rossi.