- Jack Miller heran dengan detak jantung Maverick Vinales yang tercatat berada di sekitar 110-125 bpm pada MotoGP Styria 2020.
- Sementara Jack Miller tercatat memiliki detak jantung lebih dari 160 bpm saat melakoni balapan di Sirkuit Red Bull Ring.
- Jack Miller mengklaim perbedaan itu terjadi karena cara kerja tunggangan mereka berbeda.
SKOR.id – Pembalap Pramac Racing, Jack Miller, merasa heran dengan detak jantung Maverick Vinales yang tetap lambat selama menjalani balapan.
Sejak MotoGP menggunakan teknologi pengukur detak jantung pada 2019, detak jantung Maverick Vinales selalu terpantau lebih rendah ketimbang pembalap lain.
Bahkan jika sedang berada dalam keadaan santai, detak jantung Maverick Vinales hanya sekitar 40 bpm (detak per-menit).
Hal yang mengejutkan adalah detak jantung Vinales hanya mencapai 110-125 bpm saat sedang berada di atas motor Yamaha YZR-M1 dengan kecepatan tinggi.
Itu menjadi detak jantung yang paling rendah jika dibandingkan dengan pembalap lainnya selama gelaran MotoGP Styria 2020.
Padahal di GP Styria, Vinales memiliki beberapa masalah pada motor YZR-M1, mulai dari kopling yang tak bekerja dengan baik hingga rem yang gagal berfungsi.
Berbeda dengan Maverick Vinales yang terlihat sangat tenang, detak jantung Jack Miller terpantau cukup tinggi, yakni mencapai 162 bpm.
Perbedaan yang cukup jauh itu membuat Miller heran mengapa Vinales bisa begitu tenang di keadaan yang penuh tekanan saat balapan.
“Saya tidak tahu apakah Vinales seekor ular atau sejenisnya. Bahkan, mungkin jantungnya tidak bekerja,” kata Miller seperti dikutip Skor.id dari Crash.net.
“Saya melihat perbandingan detak jantung pembalap, saya di angka 160 sedangkan Vinales 120. Namun, saya yakin detang jantung saya bukan yang tertinggi,” ia menuturkan.
Berlomba di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, memang memberikan tekanan yang lebih tinggi karena desain trek yang sangat menantang.
Jack Miller memang sering terpantau memiliki detak jantung yang cukup tinggi setiap melakoni balapan, tetapi ia merasa hal itu normal.
“Saya tidak pernah mencapai angka 200. Saya pikir dari keseluruhan tes dalam tiga tahun terakhir, yang tertinggi adalah 199 bpm,” ujar Miller.
“Ketika saya sedang berlatih dengan sepeda, detak jantung saya terpantau di kisaran 175-180 bpm. Saya rasa detak jantung terbaik saat mengendarai sepeda adalah 188,” ucapnya.
Pria asal Australia itu menegaskan bahwa cara kerja yang berbeda juga memengaruhi ukuran detak jantung.
Ia mengklaim bahwa tunggangannya memberikan tekanan yang lebih besar dibandingkan motor yang dikendarai oleh Maverick Vinales.
“Seperti yang saya katakan, ini bukan seperti saya akan meledakkan bokongku, hanya saja Vinales semacam ular,” ujat Miller.
“Dia tidak bekerja dengan cara yang sama seperti saya. Dia memiliki stroke lebih besar, dengan rpm lebih kecil,” tambahnya.
Sayangnya, MotoGP tak memperlihatkan detak jantung Maverick Vinales ketika ia mengalami kegagalan rem dan menjatuhkan diri dikecepatan 230 km/jam.
Namun, jika melihat apa yang dilakukan Maverick Vinales di situasi tersebut, ia terlihat cukup tenang karena membuat keputusan yang tepat.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca berita MotoGP lainnya:
Jack Miller Pede Bisa Memperebutkan Gelar Juara Dunia MotoGP 2020
Jack Miller Ceritakan Kepanikan di Lap Terakhir MotoGP Styria 2020