- Komisi Koordinasi IOC, John Coates, sebut dana tambahan yang disiapkan Pemerintah Jepang harus dipangkas.
- Ada beberapa pos kebutuhan yang harus dinegosiasi ulang, antara lain venue, hiburan, dan iklan.
- IOC optimis Olimpiade Tokyo yang digelar 2021 bisa jadi stimulus bagi kebangkitan ekonomi Jepang.
SKOR.id - Anggaran tambahan untuk Olimpiade Tokyo 2020 tampaknya menjadi persoalan serius antara Pemerintah Jepang dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Sebelumnya, Pemerintah Jepang dikabarkan menyiapkan dana tambahan 2-6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp31-93 triliun untuk Olimpiade Tokyo.
Keputusan untuk menunda satu tahun, dari 24 Juli-9 Agustus 2020 jadi 23 Juli-8 Agustus 2021 berdampak pada membengkaknya anggaran.
Berita Olimpiade Lain: IOC Kucurkan Triliunan Rupiah untuk Biaya Tambahan Olimpiade Tokyo
Presiden IOC Thomas Bach juga akan menyiapkan beberapa triliun rupiah untuk membantu Jepang mempersiapkan Olimpiade Tokyo 2020.
Dana tersebut akan digunakan untuk menutup kerugian di beberapa sektor seperti venue, wisma atlet, hingga persiapan lain terkait perubahan jadwal.
Namun, Komisi Koordinasi IOC, John Coates, meminta dana tambahan yang dipersiapkan Pemerintah Jepang tersebut untuk dipangkas.
Kamis (16/4/2020), John Coates berharap Pemerintah Jepang memaksimalkan persiapan Olimpiade Tokyo yang hampir rampung ketimbang menambah anggaran lagi.
"Kami akan menggali lebih jauh soal peluang untuk mengoptimalkan fasilitas Olimpiade dan memangkas anggaran karena adanya penundaan ini," ujar John Coates.
Fasilitas yang berpotensi dirampingkan adalah pelayanan yang bersifat tersier atau hanya untuk mempercantik penyelenggaraan Olimpiade 2020.
"Yang pasti, fasilitas untuk atlet tak berubah. Tapi, untuk fasilitas-fasilitas tambahan bisa dipertimbangkan apakah memang diperlukan."
Beberapa di antaranya yang berada di venue, lalu hiburan dan iklan agar anggaran tambahan untuk Olimpiade 2020 tidak membludak.
John Coates mengatakan, dana tersebut lebih baik difokuskan untuk menangani pandemi virus corona (Covid-19) yang juga dirasakan Jepang.
IOC optimistis, Olimpiade 2020 bisa jadi stimulus kebangkitan ekonomi Jepang yang terganggu akibat pandemi virus corona.
Berita Olimpiade Lain: CEO Tokyo 2020 Ragu Olimpiade Lancar Digelar Tahun Depan
Pemerintah Jepang mengklaim telah menghabiskan sekitar 12,35 miliar dolar AS (sekitar Rp192,75 triliun) untuk persiapan Olimpiade 2020.
"Seperti halnya negara lain, akan mengalami penurunan ekonomi nasional, mungkin resesi. Olimpiade bisa jadi stimulus positif," ucap John Coates.
"Olimpiade akan melecut ekonomi untuk bangkit kembali. Kebangkitan industri pariwisata yang memberi peluang besar untuk bisnis hotel serta penerbangan."