- Cara menjalankan tim MotoGP yang dijalankan Davide Brivio sangat unik.
- Suzuki mengedepankan kekeluargaan dan kerja sama solid dalam menjalankan tim.
- Divisi teknik mampu mengembangkan Suzuki GSX-RR menjadi motor yang kompetitif di MotoGP 2020.
SKOR.id - Suzuki di luar dugaan mampu mencuat di MotoGP 2020 ini. Joan Mir mampu memuncaki klasemen sementara MotoGP, kali pertama bagi pabrikan asal Hamamatsu, Jepang, itu di kelas utama sejak Kenny Roberts Junior pada 2000.
Joan Mir memang belum mampu memenangi lomba musim ini. Namun, rekan setimnya di Suzuki Ecstar, Alex Rins, menjadi yang tercepat pada lomba putaran ke-10, GP Aragon, Minggu (17/10/2020) pekan lalu.
Alex Rins, pembalap kedelapan yang mampu memenangi lomba MotoGP hingga putaran ke-10, kini menempati peringkat ketujuh dan terpaut 36 poin dari Mir di puncak (121 poin).
Tanda-tanda Suzuki bakal impresif musim ini sejatinya sudah terlihat sejak rangkaian tes pramusim hingga menjadi favorit di lomba pembuka, GP Qatar, yang tidak jadi digelar akibat pandemi Covid-19.
Lalu, bagaimana Suzuki mampu membalikkan situasi dari tim konsesi setelah musim yang sangat buruk di MotoGP 2017 hingga menjadi salah satu kandidat juara dunia musim ini?
Davide Brivio, Prinsipal Tim Suzuki Ecstar, adalah orang di balik kebangkitan Suzuki di MotoGP musim ini. Brivio berani mengambil dua rookie tidak berpengalaman untuk mengembangkan Suzuki GSX-RR menjadi motor dengan bujet terendah di MotoGP.
Lalu, apa saja yang dilakukan Brivio untuk membangun tim yang seimbang, tanpa ada yang merasa dominan, meskipun diisi personel dengan latar belakang dan karakter berbeda?
Brivio – orang yang membawa Valentino Rossi ke Yamaha saat ia menjadi bos – menggunakan markas Suzuki Eropa di luar kota Milan, Italia, untuk membangun basis struktur tim.
Hebatnya, Brivio mampu menjalankan tim pabrikan dengan semangat kekeluargaan seperti skuat satelit. Ini berbeda jauh dengan rival-rival tim pabrikan mereka yang sama-sama berasal dari Jepang.
Cara Brivio, yang notabene berasal dari Italia, juga tidak biasa dilakukan di MotoGP. Ducati dan Aprilia adalah pabrikan asli Italia dan menjalankan tim dengan cara Negeri Spageti.
Sebut saja dari merekrut dan mengelola pembalap hingga pengembangan motor. KTM yang berasal dari Austria juga menjalankan segalanya di MotoGP dengan cara seperti yang mereka lakukan di pabriknya, Mattighofen.
Yamaha dan Honda juga menjalankan tim MotoGP mereka dari Eropa. Lin Jarvis memimpin Yamaha di Milan sedangkan Alberto Puig menangani Honda di Barcelona, Spanyol.
Kendati begitu, kedua tim pabrikan tersebut masih sangat terikat dengan cara dan metode korporasi ala Jepang, negara asal Yamaha dan Honda.
Apa yang dilakukan Suzuki mengedepankan kekeluargaan untuk tim MotoGP mereka sangatlah unik dan menarik. Itu terlihat dari kedekatan Brivio dengan para pemimpin teknik Suzuki asal Jepang, Ken Kawauchi (manajer teknis) dan Shinichi Sahara (direktur tim).
Keputusan memilih bakat muda berbakat dari Moto2, Alex Rins dan Joan Mir, misalnya. Suzuki terbukti berhasil mengangkat Rins dan Mir dari kelas Moto2 menjadi pembalap tim pabrikan yang kini ditakuti.
Rins kini menjalani tahun keempat sebagai pembalap Suzuki dan terakhir memenangi lomba GP Aragon pada Minggu (18/10/2020) pekan lalu.
Mir, yang baru tahun kedua di MotoGP, mampu memimpin klasemen sementara dan menjadi favorit juara dengan empat lomba tersisa, termasuk GP Teruel yang kembali digelar di Sirkuit MotorLand Aragon, Spanyol, Minggu (25/10/2020) siang atau malam WIB.
Dalam merekrut pembalap, Suzuki tidak memiliki struktur pengembangan pembalap muda. Ini juga tidak seperti para rival mereka yang lebih menyukai merekrut nama-nama besar.
Saat Brivio dan kru asal Italia-nya menjalankan tim seperti dalam keluarga, para teknisi Suzuki asal Jepang mengimbanginya dengan pengembangan teknologi.
Suzuki GSX-RR masih mengadopsi mesin empat silinder segaris (inline-4) dangan sasis aluminium bertiang ganda (twin-spar) yang selama ini diremehkan.
Namun, musim ini para teknisi Suzuki mampu membuat sasis dan lengan ayun (swingarm) yang disebut-sebut terbaik di grid MotoGP karena sangat "ramah" dengan ban baru lansiran Michelin.
Hasilnya, handling Suzuki GSX-RR dinilai sangat menyatu dengan gaya balap Rins dan Mir. Suzuki sangat cepat saat masuk dan keluar tikungan serta stabil saat menikung.
Dari sisi performa, mesin inline-4 Suzuki perlahan hampir menyamai level mesin-mesin V4 milik Honda dan Ducati.
Suzuki memang belum mampu menyamai kecepatan motor-motor V4 di lintasan lurus dan masih kesulitan melewati mereka lewat slipstream. Namun, untuk dua hal tersebut, Suzuki tidaklah separah Yamaha, pabrikan lain yang menggunakan mesin inline-4.
Dari sisi teknik dan strategi, Suzuki mengalami perubahan besar-besaran sejak terpuruk di MotoGP 2017. Merekrut juara dunia Superbike 2014, Sylvain Guintoli, sebagai penguji dan menduetkannya dengan kepala teknisi senior, Tom O'Kane, adalah langkah brilian.
Duet Guintoli dan O'Kane dalam memberikan masukan teknis mampu mengisi kekurangan data Suzuki yang tidak memiliki tim satelit seperti yang didapat Ducati dari Jack Miller atau Honda dari Cal Crutchlow.
"Kami akan sangat senang memiliki tim satelit. Dengan banyaknya pembalap, kami bisa mendapatkan informasi teknis beragam untuk pengembangan motor seperti pabrikan lain," ucap Brivio.
Masalahnya, bujet Suzuki untuk MotoGP masih dikontrol penuh dari prinsipal mereka di Hamamatsu, Jepang. Semua tahu, anggaran Suzuki untuk MotoGP tidaklah sebesar Honda dan Yamaha.
Paling tidak ada beberapa pertanyaan untuk Suzuki saat ini yang menarik. Apakah tim satelit, anggaran lebih besar dari Jepang, dan mungkin gelar MotoGP 2020, akan mengubah tim dan berisiko menghancurkan semua hal unik di tim ini?
Jika Brivio serta Rins dan Mir masih berada di Suzuki, jawabannya mungkin tidak. Namun, situasi bisa saja berubah. Apalagi, belakangan diberitakan tensi di garasi Suzuki meninggi seiring dengan peluang Mir untuk menjadi juara yang kian membesar.
Meskipun begitu, dengan struktur tim yang solid, motor yang cepat, dan dua musim lagi diperkuat pembalap sangat berbakat (Rins dan Mir dikontrak sampai 2022), sulit membayangkan Suzuki tidak akan hebat di masa mendatang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Suzuki Lainnya:
MotoGP Teruel 2020: Joan Mir Sebut Suzuki Belum Pikirkan Team Order
Joan Mir Lebih Fokus Meraih Kemenangan ketimbang Memikirkan Titel Juara Dunia
Bos Suzuki Belum Sepenuhnya Puas dengan Kinerja GSX-RR 2020