- Sebagai pemain, Bendol belum pernah masuk dalam jajaran tim nasional.
- Tapi sebagai pelatih, ia membawa Pelita Jaya juara Galatama pada 1988/1989, 1990, dan 1993/1994.
- Kamis (2/2/2023) malam di usianya tepat 72 tahun, Bendol berpulang ke Sang Pencipta.
SKOR.id - Bendol, begitu saya dan beberapa sahabat menyapa Benny Dollo, mantan pelatih nasional PSSI. Kamis (2/2/2023) malam di usianya tepat 72 tahun, Bendol berpulang ke Sang Pencipta.
Saya mengenal Bendol sejak awal 1980, saat ia masih berada menjadi bek-kiri klub POP (Persatuan Olaheaga Polisu), anggota divisi utama Persija. Setahun kemudian, hubungan saya dengan Bendol makin akrab ketika pemain tanpa kompromi itu direkrut drg. Endang Witarsa untuk UMS-80 yang tahun itu masuk ke Kompetisi Galatama (Liga Sepakbola Utama).
UMS ( Uniom Make Strengh) 80 bersama PS Angkasa (klub yang dimotori oleh TNI AU), Mertju Buana, Bintang Timur, dan Makassar Utama, ikut Kompetisi Galatama tahun ke-2. Kebetulan UMS-80 bermarkas di jl pulo Asem Raya, Rawamangun, hanya beberapa meter dari rumah pacar yang kemudian menjadi istri saya.
Hampir setiap hari, saya sempatkan mampir ke markas UMS. Apalagi, saya memang 'berguru' sepakbola pada drg. EW. Sebelum menangani UMS, drg. EW memegang tim nasional. Sebagai wartawan muda, saya ditugaskan oleh bos, senior, dan guru saya Bang Valens (Kompas) merapat dengan tim nasional.
Jadi, ketika drg. EW memegang UMS-80, saya otomatis bisa bersama. Apalagi manajer tim klub dukungan pt. Astra itu adalah Rahim Sukasah, teman main bola di Kuningan.
Gol Indah
Tak banyak wartawan dan penggila bola yang menjadi saksi laga Indonesia Muda (IM) vs UMS-80 di kompetisi Galatama 1983-84. Meski baru seumur jagung, kompetisi nasional pertama di Indonesia itu, sudah mulai ditinggalkan penonton. Jangan tanya penyebabnya, karena saya tidak ingin membahas hal itu.
IM adalah klub dengan segudang pemain nasional, sementara UMS -80 adalah klub dengan segudang kemauan besar. Laga digelar di Stadion Utama Senayan, penontonnya tentu nihil. Tapi bukan itu yang ingin saya singgung.
Kira-kira babak kedua hampir usai, serangan IM dihalau UMS. Bola ada di kaki Bendol di posisi kiri, begitu melewati garis tengah selangkah, pemain IM coba mencegat. Bendol langsung menyepak sikulit bundar ke depan, tinggi bolanya. Bendol langsung balik badan untuk menuju posisinya sebagai bek kiri.
Tiba-tiba semua berjingkat. Kiper UMS, Arjuna Rinaldi langsung berlari ke arah Bendol dan langsung memeluknya. Bendol bingung. "Goooooooolllll!!!"
Rupanya bola yang disepak Bendol mengarah ke gawang, kiper nasional atau tepatnya Legenda Nasional, Judo Hadianto yang tak menduga bola menghujam ke gawang, gagal menepisnya.
Setelah pertandingan Bendol bilang: "Gila Papi, gw jadi bingung.., " katanya sambil disambut tawa oleh seluruh pemain UMS yang hari itu menang laga 1-0. Papi adalah sapaan akrab Judo.
Pelatih
Sebagai pemain, Bendol belum pernah masuk dalam jajaran tim nasional. Jika saya tidak keliru, Bendol masuk skuad Liga Selection 1986 yang beruji coba ke Malaysia dan Singapura.
Tapi sebagai pelatih, Bendol tiga kali dipercaya memegang tim nasasional. Tahun 2000-2001, 2008-2010, dan pada 2015. Hasil yang capai adalah gelar Piala Kemerdekaan 2008.
Di klub, ketika masih menjadi pemain, Bendol dua kali ikut membawa Pelita Jaya sebagai runner up. Tapi sebagai pelatih, ia membawa Pelita Jaya juara Galatama pada 1988/1989, 1990, dan 1993/1994.
Dan ketika dipercaya membidani Arema, Bendol juga sukses membawa klub asal kota Malang, sebagai juara divisi satu Liga Indonesia 2004 lalu Copa Indonesia 2005 dan 2006.
Ketika merebut gelar juara Galatama 1988/89, Bendol dan seluruh pemain Pelita Jaya diberi hadiah tour Eropa oleh Nirwan Bakrie. Kebetulan NDB, begitu sapaan Nirwan, dipercaya menangani tim nas yang saat itu pelatnas di Jerman dan Belanda.
Kebetulan pula saya (BOLA), Isyanto (Pos Kota), Zainal Mutaqin (Jawa Pos) diundang oleh NDB untuk mengikuti pelatnas. Lalu, saat senggang, saya ikut Bendol, Mundari Karya, Abdullah Husein, kami berkelana di Den Haag, Amsterdam, sebelumnya di Duseeldorf dan Koln.
Bendol adalah orang yang selalu terbuka. Ia tak pernah menyembunyikan sesuatu. Suka dia katakan suka, baik dia katakan baik. Beberapa kali Bendol mengkritik analisa saya dengan blak-blakan. Ia sempat 'marah' ketika saya menulis indikasi suap, tapi ketika saya jelaskan, ia secara gentel memahaminya.
Ya, itu Bendol. Benny Dollo menurut info yang saya peroleh, sejak Juli tahun lalu sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Tangerang Selatan karena sejumlah penyakit. Saat itu ia kabarnya mengalami masalah pada lambung, ginjal, dan hati, selain positif COVID-19.
Selamat jalan sahabat, semoga Sang Khalik mengampuni seluruh khilafmu. Semoga perjalananmu kali ini menjadi perjalan terindah. Aamiin ya Rabb...
M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior
Baca Juga Berita Benny Dollo lainnya:
Eks-Pelatih Timnas Indonesia Benny Dollo Dirawat di ICU RSUD Tangsel karena Covid-19
Rohit Chand Kenang Masa-masa Sulit di Persija dan Peran Penting Benny Dollo
Breaking News: Benny Dollo, Mantan Pelatih Timnas Indonesia Wafat