- Richard McLaren menemukan dugaan tindak korupsi yang dilakukan mantan presiden IWF, Tamas Ajan.
- Dari hasil penyelidikan, pihaknya menemukan raibnya uang jutaan dolar serta terdapat 40 kasus positif doping yang ditutup-tutupi.
- Kepala Badan Anti-Doping Amerika Serikat, Travis Tygart, mengatakan skandal itu menyoroti kelemahan struktural Badan Anti-Doping Dunia.
SKOR.id – Dugaan tindak korupsi yang dilakukan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) makin kuat setelah laporan hasil penyelidikan Badan Antidoping Dunia (WADA) dirilis.
Selain korupsi, praktik penyimpangan tes doping juga banyak (ada 40 kasus yang ditutup-tutupi) ditemukan selama periode kepimimpinan mantan presiden IWF, Tamas Ajan.
Hal itu diungkapkan oleh Richard McLaren, sosok yang memimpin proses penyelidikan terhadap IWF.
Baca Juga: IOC Setuju Usulan Anyar Jadwal Kualifikasi Angkat Besi Olimpiade 2020
Dalam laporannya, Richard McLaren menyebut Tamas Ajan memiliki gaya kepemimpinan otoriter. Hal ini mengakibatkan pengawasan selama kepimimpinannya tak berfungsi efektif.
Selain itu, Tamas Ajan juga diduga kuat telah menggunakan tirani uang tunai untuk mengendalikan IWF selama puluhan tahun.
Tamas Ajan langsung mengantongi uang denda doping dan secara teratur menarik sejumlah besar uang dari kas organisasi yang nilainya masih belum terhitung.
Tak heran jika kemudian dalam hasil penyelidikan Richard McLaren terdapat uang jutaan dolar Amerika Serikat yang dilaporkan raib entah ke mana.
“Sama sekali tidak mungkin untuk menentukan berapa banyak uang tunai yang dikumpulkan atau ditarik dalam hal pengeluaran yang sah,” demikian isi dari laporan Richard McLaren.
“Semua orang berada dalam ketidaktahuan mengenai keuangan. Ada penggunaan dalam rekening bank tersembunyi,” kata McLaren.
“Informasi ini telah diteruskan ke WADA untuk penyelidikan lebih lanjut,” Richard McLaren menambahkan.
Dalam investigasi awal yang dibuat pihak McLaren, setidaknya ada 10,4 juta dolar AS (sekitar Rp145,8 miliar) yang 'hilang' tak terlacak dalam laporan keuangan.
Baca Juga: Khawatir Covid-19 Dimanfaatkan Oknum, WADA Cari Sumber Dana Tambahan
Selain penyimpangan keuangan dan doping, laporan McLaren juga mengungkap korupsi dalam proses pengangkatan pengurus IWF.
“Dua kongres pemilu terbaru, terjadi pembelian suara yang merajalela untuk posisi presiden dan posisi senior dewan eksekutif.”
McLaren ditunjuk oleh IWF pada 31 Januari untuk melakukan investigasi sebagai respons atas film dokumenter, Lord of the Lifters, yang membuat tuduhan serius terhadap Ajan.
Ajan bergabung dengan IWF sejak 1976. Selama 24 tahun, ia menjabat sebagai Sekretaris Umum IWF sebelum akhirnya resmi menjabat sebagai Presiden IWF pada tahun 2000.
Setelah dua dekade memimpin, pria asal Rumania ini pun mengundurkan diri pada 15 April 2020 setelah adanya tuduhan tersebut.
Thomas Bach @iocmedia IOC President and Dr. Tamas Ajan IWF President at the #YOGweightlifting @nanjing2014yog pic.twitter.com/daOuUNdidm— IWF (@iwfnet) August 19, 2014
Sementara itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyebut temuan penyelidikan Richard McLaren ini sangat mengundang keprihatinan.
“IOC akan terus mendukung upaya IWF dan presiden sementara untuk mereformasi tata kelola dan manajemennya secara mendasar,” demikian pernyataan IOC.
Sedangkan Kepala Badan Anti-Doping Amerika Serikat, Travis Tygart, mengatakan skandal itu telah menyoroti kelemahan struktural Badan Anti-Doping Dunia.
Baca Juga: Remy Di Gregorio Kembali Menodai Balap Sepeda dengan Doping
Sebab, Tamas Ajan selama ini adalah bagian dari sistem dengan menjabat sebagai anggota dewan.
“Sudah waktunya untuk melakukan reformasi nyata di WADA. Reformasi untuk mengganti 'rubah' dari tugas menjaga 'kandang ayam',” kata Travis Tygart.