- Direktur Madura United, Haruna Soemitro, terkejut klub-klub Liga 1 2020 satu suara meminta PT LIB menggelar RUPS Luar Biasa.
- Permintaan RUPS Luar Biasa itu disebut Haruna Soemitro sebagai tamparan keras untuk direksi dan kommisaris PT LIB.
- Klub-klub Liga 1 2020 meminta kepastian dari PT LIB mengenai lanjutan kompetisi dan dana subsidi yang belum cair.
SKOR.id - Direktur Madura United, Haruna Soemitro, tak menyangka klub-klub Liga 1 2020 satu suara soal kondisi operator kompetisi saat ini.
Ya, Haruna tak mengira klub kompak meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa.
Berita PT LIB Lainnya: Umuh Muchtar Berharap PT LIB Transparan dalam RUPSLB
Menurut Haruna, permintaan tersebut merupakan bentuk ketidakpercaayaan para anggota terhadap pemangku kepentingan di perusahaan milik PSSI tersebut.
Pasalnya, permintaan untuk menggelar RUPS Luar Biasa dari seluruh anggota merupakan yang pertama kali terjadi dalam dinamika sepak bola Indonesia.
Haruna pun meminta PT LIB harus berbenah terlepas dari hasil RUPS Luar Biasa yang rencananya akan digelar pada 18 Mei 2020 tersebut.
"Ini kode keras untuk pengurus korporasi ini dan bisa jadi klub sudah mulai berdaulat dan tidak percaya lagi dengan perusahaan," kata Haruna Soemitro.
Ia pun menyebut krisis kepercayaan para anggota sudah cukup parah, mengingat hal seperti ini tidak pernah terjadi dengan operator kompetisi sebelumnya.
"Baru kali ini ada permintaan bulat dari klub-klub anggota untuk gelar RUPS Luar Biasa, yang sebelumnya belum pernah terjadi," kata anggota Exco PSSI tersebut.
Seluruh klub Liga 1 sebagai pemegang saham mayoritas PT LIB meminta perusahaan yang dipimpin Cucu Soemantri itu menggelar RUPS Luar Biasa.
Agenda yang dibahas dalam rapat tersebut antara lain untuk memberi kejelasan mengani lanjutan Liga 1 dan Liga 2 yang terhenti sejak Maret 2020.
Berita PT LIB Lainnya: Manajer Persita Berharap RUPSLB Digelar Sebelum Masa Darurat Corona Berakhir
Selain itu, mereka juga meminta PT LIB menjelaskan subsidi klub yang masih banyak ditunggak, bahkan ada yang belum menerima subsidi sama sekali.
Pasalnya, akibat Liga 1 2020 yang dihentikan sementara karena wabah virus coronqa, klub-klub peserta tidak memiliki pemasukan, termasuk dari sponsor.