- Sejumlah wanita, baik asal Indonesia maupun luar negeri, mencatat torehan luar biasa di bidang olahraga.
- Kehebatan para atlet wanita itu di lapangan kemudian menjadi inspirasi pembuatan film.
- Menyambut Hari Wanita Sedunia, hari ini 8 Maret 2023, SKOR.id mencoba memberikan beberapa film yang mengangkat kisah atlet-atlet wanita hebat.
SKOR.id – Hari Wanita 2023 memilih tema Embrace Equity (Rangkullah Keadilan). Isu kesetaraan gender memang masih menjadi problem bagi para wanita saat ini. Padahal, para wanita sudah membuktikan di segala bidang, bila mereka mampu sejajar dengan pria.
Tema Hari Wanita tahun ini tampaknya tidak hanya menyoroti problem kesamaan gender namun juga soal masih banyaknya wanita yang mendapat perlakuan tidak adil di mata hukum. Sebut saja korban-korban pelecehan seeksual, KDRT, dan sebagainya.
Untuk memperingati Hari Wanita 2023 ini, SKOR.id mencoba merekomendasikan lima film yang mengangkat kisah kehebatan para atlet di lapangan.
Susi Susanti: Love All
Dirilis menjelang akhir Oktober 2019, film ini mengangkat kisah hidup dan perjalanan karier mentereng salah satu pahlawan olahraga Indonesia, Susi Susanti.
Mengambil judul sama dengan sang tokoh, Susi Susanti: Love All, film garapan sutradara Sim F dengan produser Daniel Mananta, Reza Hidayat, dan Guillaume Catala ini mempercayakan aktris Laura Basuki sebagai Susi Susanti dan Dion Wiyoko sebagai Alan Budikusuma.
Film ini rasanya cocok bagi generasi milenial (kelahiran 1986-1996) dan Z (1997-2012), atau yang lebih tua dari keedua generasi itu, yang belum pernah menyaksikan kiprah Susi Susanti di lapangan bulu tangkis.
Susi Susanti menjadi sensasi bulu tangkis pada usia 14 tahun dan berkembang menjadi atlet paling dicintai di Indonesia. Melalui bimbingan pelatihnya, Liang Chiu Sia, dan didorong oleh janji kepada sang ayah, Susi mendapat pengakuan dunia lewat sejumlah gelar mentereng.
Empat gelar tunggal putri turnamen elite All England (1990, 1991, 1993, 1994), Piala Sudirman 1989, juara dunia 1993, serta Piala Uber 1994 dan 1996, hanyalah sebagian dari segudang trofi prestisius raihan Susi Susanti.
Puncaknya, Susi Susanti merebut medali emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992. Sang suami, Alan Budikusuma juga merebut emas di nomor tunggal putra. Keduanya pun menikah usai memberikan emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade tersebut.
Ketika Indonesia terjungkal dalam gejolak ekonomi, Susi Susanti membuktikan kepada dunia bahwa kepahlawanan tidak diukur dari tingginya prestasi, tetapi dari besarnya pengorbanan untuk tanah airnya.
Tekad dan cinta Susi kepada Tuhan, keluarga, dan pasangan hidupnya-lah yang mengukir sejarah olahraga Indonesia.
Susi Susanti: Love All mendapatkan 13 nominasi pada Piala Citra 2020. Film ini pun akhirnya menobatkan Laura Basuki sebagai Pemeran Utama Perempuan Terbaik dan berhak atas Piala Citra 2020. Bagi Laura Basuki, ini Piala Citra kedua sepanjang kariernya.
3 Srikandi
Masuk kategori film biografi (bio picture alias biopic), 3 Srikandi karya sutradara Iman Brotoseno ini dilansir pada awal Agustus 2016.
Film ini mengisahkan tentang tiga atlet panahan putri asal Indonesia: Lilies Handayani
Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani, yang berhasil meraih medali pertama di Olimpiade, saat merebut perak nomor beregu putri cabang olaharga panahan di Olimpiade Seoul 1988.
Tiga aktris cantik, yakni Chelsea Island (sebagai Lilies Handayani), Bunga Citra Lestari (Nurfitriyana), dan Tara Basro (Kusuma Wardhani), serta aktor Reza Rahadian sebagai pelatih Donald Pandiangan, mampu memaikan perannya masing-masing dengan baik.
Film ini mengisahkan persiapan tim panahan Indonesia untuk Olimpiade Seoul 1988 dengan beragam masalahnya. Sosok pelatih yang masih kecewa karena gagal berangkat (sebagai atlet) pada Olimpiade Moskow 1980, hingga masalah pribadi ketiga atlet.
Di bawah ancaman tidak akan diberangkatkan sama sekali oleh pengurus persatuan panahan, salah satu pengurus Udi Harsono (diperankan Donny Damara) mesti membujuk dan meyakinkan Donald untuk mempersiapkan tim panahan wanita.
Namun, pribadi Donald yang keras, militan, dan sangat disiplin, sempat terkendala karena karakter Yana, Lilies, dan Suma. Walau sempat terjadi gesekan maupun perselisihan di antara sesama atlet maupun dengan pelatih, toh kerasnya medan berlatih dan waktu yang makin menipis, berhasil menempa mereka.
Setelah siang-malam memeras fisik, emosi dan mental, tim panahan putri pun menuju Seoul, Korea Selatan, untuk kemudian pulang dengan menorehkan sejarah.
Tee Shot: Ariya Jutanugarn
Masih masuk kategori biopic, film Tee Shot: Ariya Jutanugarn mengajak penonton untuk menyusuri kisah perjalanan pegolf putri Ariya Jutanugarn, dari anak kecil dengan bakat besar hingga merambah menjadi pegolf Thailand pemenang LPGA Tour dan menempati peringkat pertama dunia.
Jutanugarn mampu lolos kualifikasi Honda LPG Thailand 2007 dalam usia 11 tahun yang membuatnya menjadi pegolf termuda yang lolos sebuah ajang LPGA Tour. Ia mulai menjadi pegolf pro pada akhir 2012 dan turun di Ladies European Tour pada 2013 serta LPGA Tour pada 2015.
Memiliki gaya bermain agresif dan tak kenal takut, Jutanugarn total berhasil memenangi 12 turnamen LPGA Tour dan 3 Ladies European Tour. Itu termasuk dua kejuaraan major di LPGA, yakni Women’s British Open 2016 dan U.S Women’s Open 2018.
Pada Mei 2021, Jutanugarn memenangi Honda LPGA Thailand sekaligus kemenangan pertamanya sejak 2018. Setelah menang, dia mengatakan telah mempertimbangkan untuk berhenti bermain golf selama musim tanpa kemenangannya pada 2019 dan 2020.
Aktris cantik Thailand Krissiri Sukhsvasti sangat baik memerankan Ariya Jutanugarn pada film berdurasi 103 menit yang ditayangkan di Netflix pada 2019 lalu.
Saina
Saina adalah film olahraga biografi berbahasa Hindi, India, tahun 2021 yang disutradarai oleh Amole Gupte dan diproduksi oleh Bhushan Kumar, Krishan Kumar, Sujay Jairaj, dan Rashesh Shah di bawah bendera T-Series dan Front Foot Pictures.
Film ini dibuat berdasarkan kehidupan pemain bulu tangkis putri top India, Saina Nehwal. Dibintangi oleh Parineeti Chopra sebagai Saina Nehwal, film ini awalnya akan dirilis pada September 2020, tetapi ditunda karena pandemi Covid-19 di India. Saina akhirnya dirilis secara teatrikal pada 26 Maret 2021.
Film ini menelusuri perjalanan Saina dari tempat berlatihnya di Stadion Lal Bahadur Shastri, Hyderabad, perjuangannya, pengorbanan orangtuanya untuk mimpinya, kecintaannya pada bulu tangkis, hubungannya dengan Kashyap dan pelatihnya Rajan hingga menjadi pemain nomor 1 dunia (2 Aprl 2015).
The Swimmers
The Swimmers adalah film drama olahraga biografi yang disutradarai oleh Sally El Hosaini dari skenario yang ia tulis bersama Jack Thorne. Film ini dibintangi oleh kakak-adik perempuan kehidupan nyata Nathalie Issa (sebagai Yusra Mardini) dan Manal Issa (Sarah Mardini), serta Ahmed Malek, Matthias Schweighofer, Ali Suliman, Kinda Alloush, James Krishna Floyd, dan Elmi Rashid Elmi.
The Swimmers ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Toronto 2022 pada 8 September 2022, dan dirilis di bioskop-bioskop tertentu pada 11 November 2022. Film tersebut ditayangkan di gala malam Festival Film Internasional Marrakesh pada 18 November 2022 sebelum streaming-nya dirilis pada 23 November 2022 oleh Netflix.
Film ini mengisahkan hidup remaja pengungsi Suriah, Yusra Mardini dan saudara perempuannya Sarah Mardini, yang berenang di samping sampan pengungsi yang tenggelam untuk meringankannya.
Keduanya akhirnya membantu 18 pengungsi untuk selamat melintasi Laut Aegea saat diselundupkan dari İzmir menuju Lesbos, sebuah pulau di Yunani.
Perjuangan selanjutnya sebagai pengungsi digambarkan dengan jelas. Karier renang Yusra Mardini membuatnya lolos ke Olimpiade Rio 2016 sebagai anggota Tim Olimpiade Pengungsi.
Kabar terakhir menginformasikan bahwa saudara perempuan Yusra, Sarah, ditangkap otoritas setempat pada 2016 saat kembali ke Lesbos sebagai bagian sukarelawan untuk membantu pengungsi yang masuk.
Hingga kini, kasus yang dihadapi Sarah Mardini masih menggantung. Pihak Yunani terkesan tidak berani mengambil sikap menyusul besarnya tekanan dari berbagai organisasi kemanusiaan di dunia.