SKOR.id – Hari Batik Nasional diperingati tiap tanggal 2 Oktober, dan untuk tahun ini jatuh pada Rabu (2/10/2024) ini.
Dilansir situs Kemendikbud RI, sejarah Hari Batik Nasional dimulai dari pengakuan batik sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009.
Pengakuan ini terjadi dalam sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.
Terkait peringatan tersebut, ada beragam versi mengenai sejarah batik di Tanah Air. Yang paling diyakini, konon, batik di Indonesia sudah dibuat sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Dikutip dari laman Pemprov Jawa Timur, keberadaan kegiatan membatik tertua berasal dari Ponorogo yang saat itu masih bernama Wengker, dibuat sebelum abad ke-7.
Setelah itu, kerajaan di Jawa Tengah belajar batik dari Ponorogo. Karena itulah, batik-batik Ponorogo agak mirip dengan batik yang beredar di Jawa Tengah.
Hanya saja, batik yang dihasilkan di Ponorogro rata-rata berwarna hitam pekat atau biasa disebut sebagai batik irengan.
Sedangkan orang pertama yang diyakini sebagai sosok yang memopulerkan batik di Tanah Air adalah KRT Hardjonagoro, atau lebih dikenal dengan nama Go Tik Swan.
Dikutip dari laman Pemkot Surakarta, Go Tik Swan lahir pada 11 Mei 1931. Ia membuat 200 motif batik yang terkenal hingga sekarang.
Go Tik Swan belajar langsung dengan ibu dari Susuhunan Paku Buwana XII yang menyimpan beragam pola batik yang waktu itu belum dikenal umum.
Hingga akhirnya, Go Tik Swan dikenal sebagai seorang legenda batik yang menciptakan batik dengan motif dan teknik pewarnaan gaya klasik dengan gaya pesisir.
Sosoknya juga disebut-sebut dekat dengan Presiden Soekarno, karena sama-sama mencintai batik.
Presiden Soekarno-lah yang meminta Go Tik Swan menciptakan Batik Indonesia.
Kini produk batik khas Indonesia sudah tersebar di berbagai provinsi di Tanah Air dengan ciri khas masing-masing.
Selain di Solo dan sekitarnya, ada beberapa jenis batik yang ada di Indonesia yaitu Batik Pekalongan, Batik Kalimantan, Batik Papua, Batik Maluku, Batik Nusa Tenggara, Batik Sumatra, Batik Bali, hingga Batik Cianjur.
Batik dalam Berbagai Event Olahraga
Dari sisi olahraga, pakaian batik sebagai jati diri bangsa sudah sering dikenakan oleh para atlet Indonesia, di antaranya saat defile atlet dalam berbagai gelaran multievent.
Misalnya saat Olimpiade 2012 di London, SEA Games 2015 di Singapura, Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, SEA Games 2021 di Hanoi, Asian Paragames 2022, dan lain-lain.
Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia Raja Sapta Oktohari saat mendampingi kontingen Indonesia pada SEA Games 2021, menyampaikan pentingnya memperkenalkan batik dalam event olahraga sebagai budaya Indonesia.
"Batik itu adalah ciri khas atau signature-nya Indonesia. Saya bersama tamu VVIP Indonesia lainnya yang menghadiri acara pembukaan SEA Games 2021 di Hanoi, Vietnam, juga mengenakan baju batik dalam acara tersebut," ucap Raja Sapta Oktohari.
Kemudian dalam cabang sepak bola, batik makin mendunia, dan menginspirasi pembuatan jersey klub sepak bola luar negeri.
Klub tersebut adalah Suwon FC, yang bermain di kompetisi kasta tertinggi Liga Korea Selatan (K-League 1).
Pada 17 Juli 2024 lalu, Suwon FC meluncurkan jersey ketiga bermotif batik yang menurut laman Shina Ilbo, terinspirasi dari budaya Indonesia.
Ada corak batik dalam desain jersey berwarna biru muda itu, dengan kerah hitam yang dihiasi corak batik dari atas hingga ke bawah.
Pratama Arhan, salah satu bintang Tim Nasional Indonesia yang kini membela Suwon FC, menjadi model dalam acara perilisan jersey itu.
Beberapa klub Liga Indonesia juga sempat terinspirasi oleh corak batik pada jersey mereka.
Sriwijaya FC, misalnya. Klub kebanggaan warga Sumatera Selatan tersebut memamerkan motif songket asal Palembang yang terpampang pada bagian bahu hingga dada.
PSIM Yogyakarta juga pernah bermotifkan kawung, salah satu jenis batik yang terkenal dari Yogyakarta dan dikenakan beberapa musim sebelumnya.
Sedangkan pada jersey tandang, PSIM menggunakan motif batik parang berwarna biru, yang terlihat menonjol pada bagian depan jersey.
Persis Solo tentunya juga menggunakan motif baik pada jersey mereka. Seperti diketahui, Solo merupakan kota yang kaya dengan motif batik.
Wajar bila klub Persis juga menggunakan motif batik pada jersey mereka. Laskar Samber Nyawa menggunakan motif parang pada jerseynya.
Persipura Jayapura bahkan menyematkan motif batik pada jersey-nya lebih dari tiga musim.