- Serangan terhadap beberapa tokoh yang berkecimpung dalam Formula 1 secara daring kian meningkat belakangan ini.
- Max Verstappen menyebut media sosial sebagai tempat yang buruk sekarang.
- Lewis Hamilton mendorong pemilik platform medsos agar bertindak mengurangi ujaran kebencian.
SKOR.id - Dua pembalap Formula 1, Lewis Hamilton dan Max Verstappen, menganggap media sosial sebagai tempat yang toksik saat ini.
Tabiat buruk segelintir pengguna medsos belakangan ini terasa sangat mengganggu. Beberapa sosok yang berkiprah di dunia balap jet darat menjadi korban.
Nicholas Latifi mendapat ancaman pembunuhan setelah mengalami kecelakaan dalam F1 GP Abu Dhabi. Situasi ini membuat Verstappen bisa menyegel gelar perdananya.
Michael Masi yang juga jadi direktur balap kala itu juga dirundung secara daring akibat keputusan yang kontroversial pada balapan yang sama. Kepala strategis Red Bull, Hannah Schmitz, juga mengalami pelecehan secara verbal.
Gegara menurunkan posisi Fernando Alonso di F1 GP Amerika Serikat menyusul gugatan Haas, komisioner balap FIA, Silvia Bellot, juga dihujat.
Hamilton yang juga aktif di medsos merasa terganggu dengan banyaknya ujaran kebencian dan komentar negatif.
“Media sosial menjadi makin toksik selama beberapa tahun ini. Saya kira kami seharusnya menjauh dari itu. Kesehatan mental merupakan topik penting sekarang,” ujarnya dikutip dari Speedweek.
“Saya kira banyak orang yang membaca komentar mereka dan semua yang dikatakan orang-orang itu sungguh menyakitkan.”
View this post on Instagram
Juara dunia F1 tujuh kali tersebut berharap pemilik platform media sosial turun tangan untuk melindungi penggunanya.
“Platform media jelas harus melakukan proteksi kepada orang-orang, terutama anak-anak dan wanita. Namun, mereka tidak melakukan apa pun saat ini, jadi saya kira itu akan terus berlanjut,” pembalap Mercedes melanjutkan.
Pandangan serupa dilontarkan oleh Max Verstappen. Juara F1 2022 tersebut sangat kesal karena serangan terarah kepada orang-orang yang dikenalnya.
“Saya menemukan media sosial jadi tempat toksik. Jika Anda secara konstan melakukan itu di televisi, maka itu akan lebih buruk,” ujarnya, merujuk pada presenter Sky Sports, Ted Kravitz, yang beberapa kali meremehkannya.
“Orang-orang ini tidak pernah datang kepada Anda dan mengatakannya di depan muka. Saya harap kami bisa mengembangkan beberapa algoritme dan akan menghentikan orang-orang dari menjadi pejuang keyboard.
“Mereka duduk di rumah, di depan meja, marah, frustrasi dan mereka bisa menulis apa pun yang diinginkan karena platform mengizinkannya. Itu bisa melukai dan sangat menyakitkan bagi beberapa orang.”
Berita Formula 1 lainnya:
Max Verstappen Putuskan Boikot Sky Sports
F1 GP Meksiko 2022: Lewis Hamilton Sebut Red Bull Racing Tak Terkejar