- Gareth Bale memperluas jaringan bisnis bar miliknya, Par 59, di Inggris.
- Pesepakbola Wales itu akan membuka cabang bisnisnya di kota Bristol pada 9 Desember.
- Tetapi, mereka mungkin harus mempercepat jam tutup untuk menghindari ancaman kejahatan di kewasan tersebut.
SKOR.id - Gareth Bale sudah lama tidak lagi menjadi berita atas prestasinya di lapangan.
Pesepakbola, yang pergi ke Los Angeles FC untuk mencari ketenangan dan menit yang tidak dia miliki di Real Madrid, tidak mengangkat kepalanya.
Kepindahan ke tim barunya untuk tim California tidak menuai harapan yang dihasilkan dan dia hampir tidak bermain lima menit pun dalam sebulan terakhir.
Jelas, situasinya itu sangat buruk yang membuatnya sulit untuk mempersiapkan Piala Dunia di Qatar, salah satu tujuan pemain Wales itu ketika memutuskan untuk pindah ke MLS.
Tetapi timnya memang tidak membutuhkannya. LAFC telah dinyatakan sebagai juara kompetisi Wilayah Barat dan menghadapi final yang menarik melawan Philadelphia hanya dalam waktu kurang dari seminggu.
Bagaimanapun, pesepakbola Welsh iyu memiliki minat dan perhatian lain berkat jaringan bisnis yang ia ciptakan, sangat fokus pada industri perhotelan meskipun dengan cita rasa olahraga yang luar biasa.
Pembukaan Elevens Bar & Grill di Cardiff pada tahun 2017 adalah inovasi bisnis pertama Bale ke sektor ini, tetapi tahun ini ia telah menggandakan investasinya tersebut dengan pembukaan Par 59.
Bisnis barunya itu sangat terkait dengan hobi olahraga lainnya, golf. Dia meluncurkan bisnis barunya pada Maret lalu juga di Cardiff, tempat rekreasi yang memadukan tema golf dan tradisi pub Inggris yang ekspansi ke kota-kota lain telah menjadi keharusan.
Dan rencananya, pada 9 Desember mendatang, mantan pemain sepak bola Real Madrid itu akan membuka cabang bisnisnya di salah satu kota di Inggris, tepatnya Bristol.
Sayangnya, kedatangannya ke kota itu tidak berjalan mulus sejak Bale mendapat penolakan keras dari penduduk setempat.
View this post on Instagram
Menurut sebuah laporan yang disampaikan pada komite perizinan kota, ada kejenuhan jenis tempat ini dan "sejumlah besar serangan dan kejahatan lainnya, termasuk gangguan publik," terjadi di daerah tersebut.
"Dengan setiap kelab malam baru yang dibuka, kebisingan dan perilaku antisosial di sekitar lingkungan semakin buruk," David Mair, dari asosiasi lingkungan, mengatakan kepada The Sun.
Namun, proyek kontroversial itu tetap berjalan, meskipun Bale harus menerima bahwa jam bukanya untuk umum dikurangi untuk mengantisipasi kejahatan yang lebih besar.
Yang jelas, komitmen Bale terhadap model bisnisnya ini tidak akan berhenti di situ karena Exeter, Bath, Newcastle, Southampton, Manchester, Liverpool dan Edinburgh adalah beberapa kota di Inggris yang ingin dia ekspor proposalnya.
Dengan cara ini, orang Wales itu terus memperluas portofolio bisnisnya di masa depan.***
Berita Gareth Bale Lainnya:
Gareth Bale Luncurkan Brand Bir Ale dan Lager untuk Tandai Sukses Wales ke Piala Dunia
Terungkap, Ini Alasan Gareth Bale Pindah ke Los Angeles FC
Dianggap Parasit di Real Madrid, Gareth Bale Disambut Rekan dan Fans LAFC seperti Raja