- F1 menegaskan virus corona masih jadi pembahasan utama.
- FIA maupun Liberty Media terus berkoordinasi dengan otoritas kesehatan, termasuk negara tuan rumah F1 2020.
- Pendekatan yang dilakukan bersifat ilmiah.
SKOR.id – Grand Prix (GP) Australia F1 2020 memang diklaim bakal berlangsung seperti biasa, akhir pekan ini. Tapi, bukan berarti pembahasan mengenai virus corona selesai begitu saja.
Dalam pernyataan resmi, F1 menyebut pembahasan soal virus corona dilakukan konsisten. Setiap hari, mereka berkomunikasi dengan otoritas kesehatan di masing-masing negara tuan rumah F1 2020.
“Karena sifat virus yang fluida (tak menolak terhadap perubahan), F1 terus melakukan pendekatan ilmiah berdasarkan saran otoritas kesehatan untuk dilakukan masing-masing promotor (F1).”
Tidak hanya negara yang akan menjadi tuan rumah lomba F1 2020, upaya antisipatif juga dilakukan Federasi Automobil Internasional (FIA) dan Liberty Media selaku pemegang hak komersial F1.
Dalam hal ini, FIA dan Liberty Media mendapat masukan dari Badan Kesehatan Umum Inggris. “Sejumlah upaya kami lakukan, termasuk menangguhkan sejumlah perjalanan yang tidak memiliki urgensi.”
“F1 juga akan mengerahkan para pakar di bandara, termasuk titik transit, sirkuit, untuk melindungi personel yang terlibat dengan fokus pada diagnosis hingga manajemen penanganan kasus corona.”
Salah satunya adalah upaya karantina oleh masing-masing negara melalui otoritas terkait untuk mereka dengan gejala-gejala tertentu. “Bagi kami, keselamatan semua orang adalah yang terpenting.”
Baca Juga: F1 GP Australia 2020 Diklaim Bakal Berlangsung Normal
Sebelumnya, penyelenggara Grand Prix (GP) Bahrain yang berstatus sebagai putaran kedua F1 2020 memutuskan untuk tetap menggelar lomba sesuai jadwal, yakni 20-22 Maret. Namun, tanpa penonton.
Adapun untuk GP Cina, sudah diputuskan batal sejak awal Maret lalu. Keputusan ini harus diambil karena Wuhan yang merupakan epicentrum penyebaran virus corona, berada di negara tersebut.
Bayangkan, hingga Senin (9/3/2020), jumlah kasus virus corona di Cina menembus angka 80.754 orang. Dengan angka kematian mencapai 3.136 orang.
Sedangkan untuk angka terinfeksi virus corona di seluruh dunia per 9 Maret 2020, Johns Hopkins CSSE mencatat ada 110.034 kasus.