- Mario Gotze mengaku terkena bujuk rayu pelatih Roger Schmidt saat pindah ke PSV Eindhoven.
- Nama pahlawan Jerman di Piala Dunia 2014 itu dikaitkan dengan Fiorentina, Sevilla, bahkan Atletico Madrid, sepanjang musim panas.
- Kini, pemain 28 tahun itu tak perlu takut terganjal masalah waktu bermain dan skema permainan di PSV.
SKOR.id – Sepanjang musim panas lalu, nama Mario Gotze acap kali dikait-kaitkan dengan klub-klub Eropa: Fiorentina, Sevilla, Gerta, dan bahkan Atletico Madrid.
Mario Gotze bahkan juga menolak pinangan Inter Miami yang berada di Miami, sebelah timur wilayah Amerika Serikat (AS), karena dia tidak ingin pergi jauh.
Maka, suatu kejutan ketika Mario Gotze justru hanya memilih berkendara kurang lebih dua jam 59 menit - sekitar 155km- untuk pindah dari Dortmund ke Eindhoven.
Gotze, yang menjadi pahlawan Jerman saat juara Piala Dunia 2014 Brasil, memutuskan untuk bergabung dengan PSV Eindhoven di Liga Belanda.
Ternyata, pelatih PSV, Roger Schmidt yang berkebangsaan Jerman yang menjadi aktor di balik keputusan Gotze, 28, tersebut.
“Mario tertarik pindah ke Eindhoven setelah pelatih kepala kami, Roger Schmidt, berusaha terus menjalin kontak dengannya,” ujar analis PSV, Jon de Jong, mengungkapkan.
“Dan, itu yang memang kami harapkan. Kami sangat senang dia (Mario Gotze) bersedia menandatangani kontrak bersama PSV. Kami benar-benar bangga."
Dalam beberapa bulan terakhir, Schmidt memang beberapa kali menghubungi Gotze yang kontraknya di Borussia Dortmund berakhir musim panas lalu.
Dan, tampaknya pemain yang bersangkutan tersanjung dengan perhatian tersebut.
Guten Tag @MarioGoetze ????????????
Watch live ➟ https://t.co/Pt845XMZxQ#MeisterMario pic.twitter.com/9UQPtozJp6— PSV (@PSV) October 8, 2020
“Kami melakukan percakapan yang menyenangkan dan karenanya saya benar-benar berpikir untuk pindah ke Belanda,” Mario Gotze mengungkapkan, seperti dikutip dari sports.ru.
“Musim panas ini saya menerima banyak proposal, tetapi saya adalah orang yang paling peduli dengan perasaan saya sendiri.”
“Saya merasa siap untuk tantangan yang sama sekali berbeda dari sebelumnya, dan saya yakin transisi ini akan sangat nyaman bagi saya,” kata Gotze, antusias.
Sementara itu, Roger Schmidt pun baru bergabung dengan PSV musim panas ini.
Yang menarik, kebijakan transfer PSV sebagai klub raksasa Eredivise itu juga agak berubah seiring kedatangan Schmidt dan Gotze.
Sekarang PSV justru bias terhadap pemain asal Jerman maupun eks-pemain Bundesliga.
Selain Gotze, telah datang pula Philip Max (Augsburg), kiper muda Vincent Müller, kiper Yvon Mvogo (pinjaman dari RB Leipzig) dan Adrian Fine (dari Bayern Muenchen).
View this post on Instagram@mariogotze #???????? Do you want to win this signed shirt? ???? ➞ link in bio! #MeisterMario
Apa daya, Mario Gotze terpaksa harus meninggalkan Borussia Dortmund karena skema yang dipersiapkan pelatih Lucien Favre tidak akan cocok untuknya.
Pada akhir Mei lalu, Dortmund mengumumkan mereka akan melepas Gotze yang mencetak gol kemenangan Jerman di final Piala Dunia 2014, ke gawang Argentina.
“Kerja sama kami dengan Gotze berakhir pada musim panas ini. Itu keputusan bersama yang dibuat setelah melalui percakapan yang terbuka. Mario orang baik,” Michael Zork menggambarkan situasinya dalam wawancara dengan Sky Sport Deutschland.
Belakangan, Favre memberikan lebih banyak rincian: dia dengan jujur mengatakan bahwa skema yang harus disalahkan atas nasib Gotze.
“Sekarang kami bermain dengan skema 3-4-3. Saya berbicara apa adanya dengan Mario bahwa sistem ini tidak cocok untuknya. Kebenaran harus diberitahukan kepadanya.”
How it started How it's going pic.twitter.com/f91tigxd8E— PSV (@PSV) October 7, 2020
Terlebih lagi, ada Julian Brandt di skuat Dortmund musim ini yang bisa bermain di berbagai posisi dengan pola yang berbeda.
“Ini berbicara tentang kualitas pemain. Saya menyukainya, karena memiliki pemain seperti Brandt memberi lebih banyak peluang dari sudut pandang pelatih,” kata Favre, lagi.
Pada musim pertamanya di bawah Favre, Dortmund memainkan pola 4-2-3-1 (4-1-4-1): dan Gotze mengisi peran sebagai striker atau gelandang serang.
Pada saat itu pola permainan itu tepat untuknya dan Gotze mencatatkan waktu bermain lebih dari dua ribu menit bersama Dortmund.
Lalu, pada musim 2019/20, Dortmund memulai kampanye Liga Jerman dengan cara yang sama. Tetapi pada akhir November, skema berubah menjadi 3-4-3.
Dan, waktu bermain Gotze makin berkurang. Ia mampu membukukan waktu bermain 456 menit sebelum kompetisi ditangguhkan akibat pandemi virus corona.
Ironisnya, ketika Liga Jerman kembali digulirkan, Gotze hanya bermain selama 153 menit.
Kini, tidak akan ada masalah dengan waktu bermain dan formasi pemain di PSV.
Tim arahan Schmidt memainkan 2 striker, dan sejauh ini hanya Doniell Malen yang dijamin mendapat tempat di starting line-up.
View this post on InstagramPSV have signed Mario Gotze on a free transfer✍???? #BayernMunich #BVB #gotze #MarioGotze #PSV
Ada Eran Zahavi yang berusia 33 tahun, sementara Max Romero mulai pulih dari operasi lutut, dan Lammers telah hijrah ke Atalanta.
Selain itu, PSV yakin Mario Gotze bisa bermain di mana saja.
“Dia bisa bermain di posisi apapun di lini serang dan tengah. Kami sungguh memiliki pemain dengan pengalaman internasional,” kata Jon de Jong, lagi.
Dan, sepertinya Mario Gotze berpeluang tampil pada pertandingan PSV berikutnya yang akan berlangsung pada 18 Oktober mendatang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
2 Problem Ronald Koeman di Barcelona: Jantung Pertahanan Tipis dan Tak Punya Nomor 9 https://t.co/YvPd70jhwL— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 8, 2020
Berita Bola Internasional Lainnya:
Efek Swastanisasi, Klub Liga Malaysia Berusia 99 Tahun Ini Berubah Nama