- Pelatih tunggal putra Malaysia, Hendrawan, mengungkap penyebab kegagalan Lee Zii Jia meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020.
- Hendrawan menyebut ada banyak masalah yang membuatnya urung memberikan pendampingan maksimal, terutama faktor keluarga.
- Selain itu, performa sang pemain yang kurang konsisten juga menjadi sorotan.
SKOR.id - Mantan pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Hendrawan, memiliki karier yang cemerlang sebagai pelatih.
Sejak Olimpiade Beijing 2008, sudah dua kali juara dunia 2001 tersebut membawa anak asuhnya meraih medali di Olimpiade.
Sebelum melatih Lee Zii Jia, Hendrawan sempat membimbing Maria Kristin Yulianti untuk meraih medali perunggu tunggal putri Olimpiade Beijing 2008.
Hi Skorer, jangan lupa untuk segera download app Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa meraih banyak hadiah menarik.
Setelah pindah ke Malaysia pada 2009, Hendrawan kembali mengantarkan anak didiknya meraih medali lewat perak Lee Chong Wei pada Olimpiade Rio 2016.
Akan tetapi, Hendrawan gagal melanjutkan tren positifnya pada Olimpiade Tokyo 2020 kala membesut Lee Zii Jia.
Tunggal putra juara All England 2021 tersebut tumbang di babak 16 besar kala bersua juara bertahan, Chen Long (Cina), yang akhirnya merebut medali perak.
Dikutip dari laman The Star, Hendrawan mengungkap beberapa kondisi yang membuatnya gagal memberi usaha terbaik di Tokyo.
"Ini adalah Olimpiade yang berat buat saya sebagai pelatih. Saya harus berhadapan dengan masalah keluarga dan tekanan dari berbagai pihak," ujarnya.
Selidik punya selidik, Hendrawan mengalami peristiwa tidak mengenakkan saat berangkat ke Tokyo pada 27 Juli. Putrinya, Sevilla, harus naik meja operasi.
Berat bagi Hendrawan sebagai seorang ayah untuk tidak mendampingi putrinya dan menyerahkan segala urusan kepada istrinya.
Beberapa saat sebelumnya, ayah Hendrawan yang berada di Indonesia juga masuk ICU. Ini pun merupakan cobaan yang berat bagi Hendrawan.
Tak hanya masalah keluarga, Hendrawan pun mesti menghadapi tekanan dari banyak pihak. Terlebih Lee Zii Jia mendapat ekspektasi besar dari publik Malaysia untuk meraih medali.
"Saya minta maaf. Harapan yang disematkan kepada Lee sangat besar setelah memenangi All England. Sebagai pelatih, saya sangat memahaminya," Hendrawan melanjutkan.
"Semua orang berharap dia mendapat medali, termasuk saya. Sayangnya, kali ini Lee kalah dari pemain berpengalaman," ujarnya.
Memungkasi pernyataannya, Hendrawan menyebut masih ada satu problem mendasar yang menjadi kelemahan Lee Zii Jia, yakni konsistensi.
"Secara teknis, tidak ada yang perlu diperbaiki dari Lee. Satu-satunya yang menjadi masalah adalah penampilannya yang naik-turun," tuturnya.
"Ke depan, dia harus tampil lebih konsisten dan meratakan grafiknya. Itu adalah proses menjadi pemain yang dewasa," Hendrawan memungkasi.
Follow dan subscribe akun media sosial Skor.id di Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, TikTok, dan Helo.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita bulu tangkis lainnya:
Jadi Pebulu Tangkis Tertua yang Raih Emas, Greysia Polii Disorot Media Amerika Serikat
4 Andalan Bulu Tangkis Indonesia Mundur dari Korea Open 2021
Sosok Legenda Bulu Tangkis Cina Jadi Inspirasi Sukses Greysia Polii