- FINA memutuskan untuk menarik partisipasi atlet transgender dalam kompetisi renang putri.
- Keputusan ini berdasarkan hasil pemungutan suara yang dilakukan FINA, Minggu (19/6/2022).
- FINA akan membuka kategori baru bagi atlet transgender agar dapat berpartisipasi dalam sejumlah kompetisi.
SKOR.id - Federasi Renang Internasional (FINA) telah melakukan pemungutan suara untuk menentukan kebijakan bagi para perenang transgender, Minggu (19/6/2022).
Dan berdasarkan hasil pemungutan suara itu pula, FINA telah memutuskan untuk melarang atlet transgender bertanding dalam kategori renang putri.
Hak perenang transgender jadi perdebatan, akhir-akhir ini. FINA berusaha menyeimbangkan inklusivitas sambil memastikan keadilan bagi semua pihak.
Perdebatan meningkat setelah Lia Thomas yang memperkuat Universitas Pennsylvania, jadi perenang transgender pertama yang menjuarai NCAA Divisi I.
Dalam event yang berlangsung awal tahun ini, Lia Thomas keluar sebagai juara pada nomor renang gaya bebas 500 meter putri.
Keberhasilannya mengalahkan para perenang putri mendapat banyak respons. Ada yang pro, namun tak sedikit pula yang kontra.
Lia Thomas pun menyatakan keinginannya untuk bersaing memperebutkan tempat di Olimpiade. Tapi, aturan FINA yang baru akan menghalangi ambisinya.
Kebijakan itu disahkan setelah memperoleh suara mayoritas, yakni sekitar 71 persen dari 152 federasi nasional. Kongres itu dilakukan di Puskas Arena, Budapest, Hungaria.
Kebijakan yang baru itu juga menyatakan bahwa atlet transgender baru dapat berkompetisi dengan memenuhi syarat bahwa tubuh mereka tidak mengalami pubertas pria di luar Tanner Tahap 2 atau sebelum usia 12 tahun.
“Hak-hak atlet harus kita jaga untuk berkompetisi, tapi kita juga harus menjaga keadilan kompetitif di event kita, khususnya kategori putri di kompetisi FINA,” kata Presiden FINA, Husain Al-Musallam.
Sebagai solusinya, FINA akan membuka kategori baru bagi para atlet transgender agar dapat berpartisipasi dalam sejumlah kompetisi.
“FINA akan selalu menyambut setiap atlet. Terciptanya kategori terbuka akan berarti bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk bersaing di tingkat elit."
"Ini belum pernah dilakukan sebelumnya, jadi FINA perlu memimpin. Saya ingin semua atlet merasa dilibatkan untuk bisa mengembangkan ide selama proses ini.”
Kebijakan FINA yang baru juga membuka kesempatan bagi mereka yang memiliki sindrom insensitivitas androgen lengkap hingga tak dapat mengalami pubertas laki-laki.
Berita Renang Lainnya:
Tampil di Kejuaraan Rusia, FINA Bebaskan Evgeny Rylov dari Sanksi Tambahan
Rekan Setim Minta Perenang Transgender Lia Thomas Diboikot karena Kelewat Hebat