- Manchester United kembali meraih hasil minor sepanjang bulan Februari.
- Hasil imbang dan tersingkir dari Piala FA mewarnai Man United bulan ini.
- David De Gea mengatakan bahwa Manchester United dikutuk seseorang.
SKOR.id - Bulan Februari adalah bulan kasih sayang, tanyakan saja hal itu kepada lawan-lawan Manchester United bulan ini.
Manchester United harus mendapatkan hasil minor lagi. Lagi-lagi Manchester United harus mendapatkan hasil minor.
Bermain di Old Trafford, di depan lebih dari 73 ribu fans, Setan Merah harus rela ditahan imbang tamunya, Southampton, dengan skor 1-1.
Ini bukan hasil minor pertama, bukan hasil imbang 1-1 pertama, yang Man United dapatkan sepanjang bulan ini.
Tiga hari sebelumnya, skuad asuhan Ralf Rangnick juga ditahan imbang Burnley dengan skor serupa, 1-1.
Lalu, akhir pekan lalu, Middlesbrough yang menahan imbang 1-1 Man United di Old Trafford pada laga Piala FA. Boro kemudian jadi pemenang lewat drama adu penalti 8-7.
Artinya, sepanjang bulan Februari, dari tiga laga yang sudah dihelat, Man United seperti berbagi kebahagiaan di bulan kasih sayang ini kepada tim lawan dan fans mereka.
Ini sebenarnya bukan hal yang baru saja terjadi.
Pelatih Sementara
Ralf Rangnick ditunjuk untuk menukangi Setan Merah mulai awal Desember lalu.
Belum genap tiga bulan, kini bibit-bibit perpecahan sudah muncul, dengan para pemain kabarnya menginginkan Mauricio Pochettino sebagai pelatih baru mereka.
Entah apa yang terjadi di ruang ganti, tetapi yang jelas hasil di lapangan sudah berbicara.
Meski Rangnick membuat Man United lebih baik di banyak aspek, hasil di lapangan masih jadi hal utama dalam bisnis sepak bola sekarang ini. Masalahnya, ia tak begitu baik di aspek ini.
Sebelum tiga hasil minor di bulan Februari, Setan Merah asuhan Rangnick sempat imbang lawan Newcastle United (1-1), Aston Villa (2-2), dan Young Boys (1-1), serta kalah dari Wolverhampton Wanderers (0-1).
Kini mereka ada di posisi kelima klasemen sementara Liga Inggris per hari Minggu pagi WIB, dengan posisi mereka bisa disalip oleh Arsenal, Tottenham, dan Wolves yang punya beberapa laga tunda.
Akan tetapi, Rangnick tak sendirian. Pelatih Manchester United sebelumnya juga punya masalah masing-masing.
Kutukan Si Setan
Sepeninggal Sir Alex Ferguson, Man United seperti hilang arah, tak tahu jalan mana yang harus diambil oleh sebuah tim besar Liga Inggris.
David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, hingga Ole Gunnar Solskjaer punya masalah mereka masing-masing yang membuat Setan Merah tak lagi bisa mendominasi.
Terpuruknya Man United sejak hampir satu dekade lalu ini mendapat perhatian dari David De Gea, salah satu anggota tersisa tim ini yang bermain di era Ferguson.
De Gea punya satu teori mengapa klubnya kini kesulitan mengejar trofi bergengsi: Setan Merah pasti dikutuk!
"Saya rasa seseorang mengutuk kami. Jujur saja, saya tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Orang-orang bertanya kepada saya, dan kami juga membicarakannya sebagai tim, tetapi kami benar-benar tak tahu apa yang terjadi," ujar De Gea.
"Kami harusnya bersaing untuk meraih trofi, gelar juara yang lebih besar. Saya tak tahu mengapa tim ini tak berfungsi dengan baik."
Jika para pemain yang selalu ada di klub bingung apa yang terjadi dengan Man United, apalagi pelatih yang baru saja datang, atau fans di luar sana, tentu juga bakal kesulitan menemukan letak masalah utama tim ini.
Kini, yang bisa mereka lakukan mungkin hanyalah mengubah bulan Februari jadi bulan kasih sayang untuk fans sendiri, dan tak lagi membagi-bagikan poin kepada lawan.
Target Terdekat
Man United masih memiliki empat laga lagi di bulan Februari. Mereka akan mealwan Brighton, Leeds United, dan Watford di Liga Inggris, serta melawat ke markas Atletico Madrid di leg pertama 16 besar Liga Champions.
Tak mendapat hasil minor di empat laga ini mungkin bisa jadi langkah awal untuk membuat Man United kembali ke jalan sebagai tim besar.
Musim ini, Setan Merah sudah tersingkir dari gelaran Piala Liga Inggris dan Piala FA, artinya tinggal dua kompetisi tersisa yang bisa mereka menangi.
Masalahnya, menjadi juara Premier League musim ini bisa dibilang suatu kemustahilan, dengan kini tertinggal 23 poin dari Man City di puncak, dan ada tiga tim lain yang berada di atas Setan Merah di klasemen.
Liga Champions mungkin jadi kompetisi satu-satunya yang tersisa, untuk menyelamatkan musim ini, selain masuk ke empat besar Liga Inggris.
Masalahnya, Man United juga tak punya banyak memori apik di Liga Champions sejak Ferguson pergi.
Mereka dua kali terhenti di babak grup, sekali di 16 besar, dan dua kali di perempat final sejak 2013, dengan kesempatan lainnya mereka "hanya" tampil di Liga Europa, sekali jadi juara.
Yang jelas, kini mungkin Rangnick dan Man United hanya berharap bisa memberikan kado kasih sayang kepada para fans di akhir musim nanti, entah dalam bentuk apapun.
Baca Juga Berita Manchester United Lainnya:
Man United 'Ikut Senang' Atletico Madrid Menang atas Getafe
Manchester United Imbang Lagi, Bruno Fernandes Dinilai Jadi Masalah di Sistem Ralf Rangnick